Ngaliyan. Sejumlah siswa MI Miftahul Akhlaqiyah Ngaliyan berlarian menyerbu mobil perpustakaan keliling yang datang ke halaman sekolah mereka, Rabo pagi (24/11). Mereka saling berebut untuk mendapatkan buku pilihan masing-masing.
Tak sedikit dari mereka tampak kecewa karena buku pilihannya telah diambil lebih dulu oleh temannya dari mobil biru milik badan arsip dan perpustakaan wilayah Jateng itu. "Hei, ini buku pilihan saya!," teriak salah satu anak pada temannya.
Labib, Pustakawan madrasah yang turut membantu pustakawan perpusda mengkondisikan siswa juga turut kuwalahan. Meski ia telah menjadwal siswa per kelas, namun tetap saja ada yang menyerobot. "Ini sudah saya jadwal, karena sampai jam sebelas" tuturnya kepada SemarangEdu.
Animo siswa yang tinggi ini diapresiasi oleh Miftahul Arif, Kepala Madrasah. "Adanya mobil keliling dari Perpusda ini sangat membantu kami menjaga budaya literasi yang sudah berkembang di MI kami," sambungnya. Pemandangan menarik semacam ini menurutnya menandakan bahwa budaya literasi di madrasah terakreditasi A ini sudah berjalan baik. "Alhamdulillah, anak-anak MI Miftahul Akhlaqiyah sudah mulai mengerti pentingnya membaca. Mereka sadar membaca bermanfaat bagi dirinya," ungkapnya.
Miftah juga menambahkan, animo siswa yang luar biasa ini didorong dengan kampanye budaya literasi sekolah yang didukung oleh semua unsur internal juga eksternal. Untuk eksternal yaitu lembaga dan wali murid, "Ada wali murid pustakawan, dan lembaga lain yaitu USAID PRIORITAS, alhamdulillah ada bekasnya," sambung Miftah. Kerjasama antara madrasah yang Perpustakaannya dinobatkan sebagai juara I tingkat kota Semarang ini dengan USAID PRIORITAS telah berlangsung 4 tahun lebih, dan ini memasuki tahun terakhir.
Selain itu, pihak luar yang aktif membina budaya literasi adalah jurusan Manajemen Pendidikan Islam MPI FITK Walisongo. "Kami diback up total, terutama oleh kajur MPI yang kebetulan juga sebagai wali murid kami. Beliau membantu secara kelembagaan dan secara personal" pungkas Miftah. (HA)
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.