Penjual Jajanan sekolah dikeluhkan oleh pihak sekolah. Salah satunya Miftahul Arif, kepala MI Miftahul Akhlaqiyah. Pihaknya mengaku kuwalahan mengatur penjual jajanan di sekitar sekolahnya. "Kami kesulitan mengkontrolnya, mereka datang silih berganti," ujarnya kepada SemarangEdu, belum lama ini.
Penjual yang menjajakan dagangannya di lingkungan sekolahnya biasanya menggelar lapak mereka didepan gerbang samping jalan. Padahal sekolah sudah menyediakan lahan untuk berjualan di sisi-sisi sekolah, namun kemungkinan penjual merasa kejauhan. Ia menilai hal ini merugikan pada lembaganya.
"Menurut kami merugikan, terutama dalam hal keselamatan anak didik kami," lanjutnya. Selain efek negatif tersebut, ada efek efek lain seperti anak didik yang bergerombol membeli jajan di samping jalan berpotensi mengganggu lalu lintas, dan dari jajanan yang mereka beli berpotensi meninggalkan sampah.
Pihaknya menyadari bahwa memang anak didiknya membutuhkan jajanan, dan kantin belum maksimal persediannya.
Salah satu orangtua yang tak mau disebutkan namanya juga mengamini hal ini, mereka juga mengaku resah banyak penjual Jajanan yang bandel. "maunya enak, dapat duit dagangan. Lha anak-anak kami kali keserempet kendaraan bagaimana?" ungkapnya.
Arif mengaku sudah pernah mendata dan memanggil para penjual, namun karena penjualnya berbeda-beda maka ya mereka mencari celah. "penjualnya ganti-ganti mas," pungkasnya.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.