Semarang. EDUKASIA.ID- Anak-anak 'jaman now' banyak yang tidak mengenal janur atau daun kelapa muda Padahal, budaya jawa tidak lepas dari berbagai pernak-pernik berbahan dasar Janur. Berangkat dari keprihatinan tersebut, baru-baru ini SMP Islam Al Azhar 23 Semarang menyelenggarakan kegiatan field-trip indoor untuk murid-murid kelas VII yang bertajuk “Membuat Kreasi Janur”.
Kegiatan field-trip merupakan salah satu kegiatan rutin terprogram yang dilaksanakan SMP Islam Al Azhar 23 Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir term. Dalam field-trip kali ini sengaja anak-anak dikenalkan dengan berbagai kreasi berbahan dasar janur.
Ketua Panitia field-trip, Dewi Retnowati menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan memiliki tujuan asah kreatifitas dan lestarikan budaya.
“Kegiatan ini untuk mengasah kreatifitas anak sekaligus melestarikan dan meningkatkan kecintaan serta kebanggaan anak akan budaya nusantara,” tegas Dewi, Jumat (1/4/20220).
Dijelaskannya mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19, maka kegiatan ini dilaksanakan secara blended, yaitu sebagian anak mengikuti dari rumah via zoom sedang sebagian lainnya mengikuti secara langsung di sekolah.
Field-trip indoor ini menghadirkan Kak Ayu, seorang seniman janur dari kota Semarang. Dalam kesempatan ini, Kak Ayu mengajarkan anak-anak membuat empat macam kreasi dari janur, yaitu keris, pecut (cambuk), ketupat, dan burung. Anak-anak secara live mengikuti kegiatan ini via zoom di breakroom kelas masing-masing dengan dibantu bapak dan ibu guru pendamping.
Mereka tampak bersemangat dan antusias sekali mengikuti kegiatan ini. Secara seksama mereka memperhatikan tahap-demi tahap pembuatan setiap bentuk kreasi yang dicontohkan oleh Kak Ayu. Rasa penasaran berpadu dengan kegembiraan tergambar dari wajah murid-murid saat proses pembuatan kreasi. Dengan sabar para guru pendamping mengarahkan anak-anak agar tiap tahapan pembuatan kreasi dilakukan dengan tepat.
Setelah hampir tiga jam berkutat dengan janur masing-masing, akhirnya anak-anak berhasil menyelesaikan kreasi mereka. Keris, cambuk, ketupat, dan burung mainan berbahan dasar janur telah tersaji di atas meja mereka.
Wajah puas dan bahagia tergambar dari wajah-wajah mereka karena telah berhasil menyelesaikan kreasi-kreasi mereka. Di akhir kegiatan anak-anak diminta untuk berswafoto bersama kreasi mereka untuk selanjutnya diunggah sebagai tugas kegiatan field-trip ini.
Sebagaimana diketahui, janur banyak dimanfaatkan untuk anek acara seperti ritual keagamaan, seni, permainan, bahkan peperangan banyak yang menggunakan janur sebagai kelengkapannya.
Dalam ritual keagamaan, terutama agama Islam, kupat dan lepet tidak pernah lepas dari perayaan idul fitri. Semantara itu, dalam acara pernikahan janur juga selalu menjadi bagian dari dekorasi yang menghiasi pelaminan.
Hiasan pernikahan berbahan janur biasa dikenal dengan kembar mayang. Kembar mayang dirangkai dari janur dan buah-buahan yang ditata sedemikian rupa sehingga tampak indah dan menarik kemudian dipasang di samping sang pengantin. Janur juga akrab dalam dunia permainan anak-anak.
Berbagai mainan bisa tercipta dari bahan dasar janur. Anak-anak zaman dahulu pasti akrab dengan keris-kerisan, sung, uler-uleran, manuk-manukan, kodok-kodokan, dan sebagainya. Bahkan dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, janur juga pernah dijadikan sebagai sandi para pejuang, yaitu dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Sayangnya, sebagai salah satu warisan budaya jawa, kini janur seakan-akan hilang dan terlupakan seiring perkembangan jaman.
Penulis : Dian Fathur Rahman
Editor : Moh. Miftahul Arief
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.