Komik Puput Putus Sekolah Ajarkan Belajar dapat Dimana Saja

0

Dok. Instagram @kurniaharta


Komik karya Kurnia Harta Winata, Pupus Putus Sekolah yang bergenre slice of life dan tayang di platform webtoon setiap Senin dan Jumat ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak perempuan bernama Pupus. Menjadi yatim piatu sejak kecil membuat Pupus harus hidup dan membantu neneknya mencari nafkah dengan berjualan di warung.

Cerita bermula dari Pupus, sang tokoh utama yang memilih untuk mogok sekolah setelah dipermalukan gurunya di depan kelas ketika dirinya salah menjawab soal matematika. Sebenarnya dirinya malas untuk berangkat ke sekolah, tetapi ternyata sang guru mendatangi Pupus dan meminta maaf atas sikap yang dilakukannya. 

Permintaan maaf gurunya ditanggapi Pupus dengan heran, seperti kutipan dalam episode ketiga "Bu guru ini nggak punya harga diri apa, ya?," heran Pupus. Keheranan Pupus terjawab ketika sang nenek menjelaskan bahwa perlakuan tersebut merupakan bentuk kasih sayang yang memang seharusnya dilakukan sang guru.

Sebagaimana judulnya, dalam episode keenam diceritakan bahwa sang nenek meninggal dunia dan membuat Pupus putus sekolah. Keterbatasan ekonomi membuat Pupus tidak dapat mengenyam pendidikan formal dan menjadi tukang sapu halaman kampus bersama pamannya. 

Nasibnya berubah ketika Pupus bertemu dengan Prof. Suryo, seorang dosen ternama yang akhirnya bertanya mengapa Pupus tidak bersekolah. Pupus dengan lantang menjelaskan bahwa ia tinggal berpindah-pindah menumpang saudara satu ke yang lain. Selain itu, ia juga mengatakan kalau lebih baik jika langsung praktik dibandingkan belajar teori di sekolah, seperti pekerjaannya saat ini, menyapu.

Sekolah Raya

Merasa iba, Prof Suryo kemudian mengajak Pupus tinggal bersama dan memberikan tawaran kepada Pupus. Hubungan transaksional, begitu Pupus dan Prof Suryo menyebutnya. Pupus harus bersedia membantu membereskan pekerjaan rumah jika dirinya mau belajar dengan Prof. Suryo. Sebagai gantinya, Prof. Suryo menawarkan kepada Pupus model sekolah raya. 

"di sekolah ini kamu bisa jadi murid sekaligus kepala sekolah, bebas tentukan aturan, kurikulum dan waktu belajarmu sendiri. Karena gurunya bisa siapa saja, sekolahnya dimana saja, tak punya dinding dan pagar karna batasnya alam raya," Terang Prof. Suryo pada episode delapan komik Pupus Putus Sekolah.

Pembelajaran Pupus dimulai dengan pertemuannya dengan Mak Luwe, pemilik warung makan yang kelak membuat Pupus belajar cara mengelola keuangan, karena Prof Suryo hanya memberikan jatah makan 300 ribu dalam satu bulan. Selain itu, Pembelajaran Pupus berlanjut ketika dirinya bertugas mencuci pakaian Prof. Suryo menggunakan mesin cuci.

Berbekal tekad dan kemauan, Pupus yang tidak memahami cara menggunakan mesin cuci mulai belajar. Menelephone Prof. Suryo berulang dan membaca kamus bahasa Inggris untuk dapat memahami arti dari buku Panduan. Karenanya, Pupus mulai mahir berbicara dengan Bahasa Inggris bahkan mempraktekannya dengan Mak Luwe.

Tak sampai disitu, pembelajaran Pupus di sekolah raya terus berlanjut seiring pertemuannya dengan orang-orang baru. Pupus bahkan mulai berani bermimpi, mempertannyakan segala hal yang membuatnya resah, bertannya kepada "mbah google" dan bahkan mencoba hal baru. 

Melalui tokoh Pupus, kita bisa mengambil pesan bahwa belajar tidak hanya sekolah formal. Ketika kemauan telah tumbuh, dimanapun dan kapanpun sekolahnya, siapapun orangnya dapat menjadi guru. Konsep sekolah raya yang diajarkan dalam komik Pupus Putus Sekolah tidak menuntut siswa untuk mahir dalam segala bidang, tapi dapat belajar pada semua bidang yang dia inginkan.

Sekolah raya dalam komik Pupus Putus Sekolah mengajarkan siswa untuk dapat membuat pilihannya sendiri. Tidak terikat dan tertekan tuntutan, tetapi masih dalam kaidah aturan. Sehingga siswa memiliki semangat untuk terus belajar karena dirinya dapat menentukan pilihan belajarnya sendiri.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top