Dok. Shutterstock |
JJ Rizal, sejarawan, penulis sekaligus pendiri penerbitan komunitas bambu asal Jakarta ini menyebutkan, tradisi ini muncul karena antusiasme masyarakat untuk memeriahkan perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan cara yang menyenangkan. Presiden pertama Indonesia, Sukarno, adalah salah satu tokoh yang paling bersemangat dengan adanya lomba Agustusan.
Tak hanya untuk memeriahkan kemerdekaan, lomba-lomba yang selama ini ada dalam momentum Agustusan ternyata memiliki maknanya tersendiri, dintaranya:
1. Lomba Panjat Pinang
Pelombaan ini mengharuskan pesertanya memanjat tiang bambu atau pohon pinang yang sudah dilapisi minyak atau lumpur untuk mendapatkan hadiah yang tergantung di atasnya. Kekompakan antar anggota kelompok sangat diperlukan untuk dapat memenangkan perlombaan ini.
Oleh karena itu, panjat pinang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan. Sebab, dalam pelaksanaanya peserta untuk menciptakan kerja sama yang solid.
Panjat pinang dahulu hanya digunakan sebagai Hiburan pada saat peringatan ulang Tahun Ratu Belanda. Namun, seiring perubahan zaman, panjat pinang digelar pada setiap hari besar dan bahkan saat pesta pernikahan.
2. Lomba Balap Karung
Lomba yang alat utamanya menggunakan karung bekas ataupun karung goni, yang pesertanya harus masuk ke dalamnya sambil melompat-lompat untuk sampai ke finis ini, ternyata menyimbolkan kesederhanaan pakaian masyarakat Indonesia jaman dahulu.
Balap Karung sendiri ternyata sudah dimainkan oleh masyarakat Jakarta, khususnya suku Betawi sejak jaman Belanda. Dahulu, perlombaan ini identik dimainkan oleh anak-anak usia 6-12 tahun pada saat perayaan sekolah di kepemerintahan Belanda.
3. Lomba Tarik Tambang
Selalu ada pada momentum Agustusan, lomba tarik tambang yang permainanya mengharuskan dua kelompok saling menarik tali agar tidak terlepas dan melewati garis. Untuk bisa menjadi pemenang, pemain harus saling bekerjasama dan memiliki kepercayaan pada anggota kelompoknya.
Keberadaan lomba balap karung pada acara Agustusan menggambarkan perjuangan para pahlawan yang dipaksa bekerja pada saat penjajahan Indonesia. Maka, lomba ini mengharuskan pemainnya untuk senantiasa bergotong royong, dan bekerjasama untuk mencapai solidaritas sebagai bangsa.
Meskipun belakangan banyak lomba-lomba lain yang bermunculan untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Adanya perayaan semacam itu menjadi kebahagiaan yang telah dinantikan berbagai kalangan masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Agustusan sejatinya bukan sebatas perayaan, tetapi juga wujud kebahagiaan.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.