Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ikut Serta Pembuatan Nata de Aloevera

0
Proses pengambilan daging lidah buaya. Dok. Pribadi


Semarang, EDUKASIA.ID - Mahasiswa KKN RDR (Reguler Dari Rumah) Posko 21 UIN Walisongo Semarang ikut serta dalam pembuatan Nata de Aloevera.

Ari Purwaningsih selaku penggiat usaha nata de aloevera mengungkapkan, usahanya berawal dari ketidaksengajaan memasang iklan di marketplace Facebook setelah dirinya belajar secara otodidak melalui YouTube. 

“Sudah belajar tiga tahunan gitu, belajarnya dari YouTube. Otodidak gitu. Awalnya itu iseng-iseng pasang iklan di Marketplace, padahal tidak punya bahan. Tak disangka-sangka ada yang pesan. Akhirnya berlanjut sampai sekarang,” Terangnya, Sabtu (29/10/2022).

Lebih lanjut, Ari menjelaskan bagaimana proses pembuatan nata de aloevera mulai dari pengolahan lidah buaya hingga pemasakan yang diperolehnya dari kanal youtube. 

"Awalnya saya lihat di kanal youtube miliader di usia lansia, cara pengolahannya cukup mudah, mulai dari cuci bersih lidah buaya yang sudah dipotong dadu sampai lendir hilang dengan air yang mengalir, terus rebus air, setelah mendidih baru di masukan, terus mendidih lagi baru diangkat," Tambahnya.

Nata de Aloevera dapat dikonsumsi langsung atau dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan minuman. Ari biasa mengolahnya menjadi es lidah buaya. 

“Biasanya kalau tidak di jual langsung ya olah jadi es. Kalau mau dibuat es, tinggal masukan nata de aloevera ke dalam air gula, habis itu terus dicampur es batu, lalu di kasih perasa sirup anggur, leci atau lainnya,” Jelasnya.

Kepada mahasiswa KKN RDR UIN Walisongo Ari mengungkapkan bahwa terdapat kendala dalam produksi nata de aloevera yang dilakukannya.

“Selama tiga tahun produksi nata de aloevera kendalanya paling di bahan bakunya. Sudah budidaya lidah buaya sendiri, namun masih belum bisa menutupi permintaan yang ada, jadinya harus membeli di Yogyakarta”, Ungkapnya.

Ari berharap, ibu-ibu di lingkungannya ikut tergerak untuk memanfaatkan lahan disekitar rumah sebagai budidaya lidah buaya.  

"Saya lihat YouTube ada miliader lansia, sudah sepuh tapi bisa menggerakan masyarakat di sekitarnya untuk menanam lidah buaya, tapi di sini susah geraknya. Sebenarnya satu rumah 10 pot saja bisa menghasilkan lahan 1 hektare. Susah menggerakan emak-emak disini,” Pungkasnya


(Aminatus/Awal)


Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top