Bangun Semangat Nulis Guru, SMA Islam Temayang Gelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Literasi Numerasi dan Jurnalistik

PEMATERI-Usman Roin yang merupakan Dosen Prodi PAI UNUGIRI berikan materi Jurnalistik di SMA Islam Temayang, Bojonegoro, Sabtu (16/9/23) di aula sekolah. (foto.nisa)

Bojonegoro, EDUKASIA.ID-SMA Islam Temayang yang beralamat di Jalan Raya Temayang Km. 27, bekerja sama dengan Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) Bojonegoro menggelar Workshop Literasi Numerasi dan Jurnalistik. 

Workshop yang digelar Sabtu (16/9/23), bertema “Implementasi Kurikulum Merdeka Literasi Numerisasi dan Jurnalistik” itu diikuti oleh tenaga pendidik dan non kependidikan bertempat di aula sekolah. 

Kepala Sekolah SMA Islam Temayang, Moh. Syamsudin, mengatakan bila hadirnya workshop tersebut bisa dijadikan sarana tenaga pendidik dan kependidikan untuk meng-upgrade diri dalam hal literasi numerasi dan jurnalistik agar bisa diimplementasikan pada Kurikulum Merdeka.

Beliau juga menambah, workshop yang diadakan juga bermanfaat untuk membangun branding sekolah melalui kualitas guru yang cakap dalam hal menulis. Apalagi, pesatnya teknologi informasi menuntut digitalisasi kegiatan baik pembelajaran dan non pembelajaran agar bisa diupload di website sekolah serta media online dan cetak. 

Workshop ini sangat perlu mengingat era kini, digitalisasi kegiatan pembelajaran dan non pembelajaran menjadi kebutuhan,” jelasnya.

Sementara, Pemateri Usman Roin, yang merupakan Dosen Prodi PAI UNUGIRI, menyampaikan bila alasan guru kudu menulis karena modal sebagai penulis murah. Kemudian bebas waktu pengerjaan. Selain itu, bahan tulisan yang melimpah ruah, serta bisa menghasilkan popularitas dan finansial.

“Karena modal jadi penulis itu mudah dan meriah, mari jadi penulis bapak dan ibu,” pintanya.

Usman panggilan akrab Usman Roin juga menyampaikan, bila melalui website sekolah yang dikelola dengan sunguh-sungguh, bisa dijadikan sarana berbagi pengalaman pembelajaran. Caranya, guru bisa menuliskan formula pembelajaran mapel tertentu yang mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik.

“Misal bapak ibu yang mengajar Matematika atau Bahasa Inggris. Kok panjenengan bisa memberi metode khusus sehingga peserta didik mudah memahami dan senang terhadap pembelajaran, itu bisa menjadi konten tulisan,” jelasnya.

Mengakhiri paparan, Usman juga tidak lupa menjelaskan konten apa saja yang bisa diisi oleh dewan guru di website sekolah, serta media massa baik online maupun cetak yang bisa dikirimi tulisan.

Salah satu Guru Bahasa Indonesia SMA Islam Tematang, Vivi Khusnatin Sasena, mengatakan bila workshop tersebut dirinya bisa mengetahui dunia jurnalistik implementasinya dalam Kurikulum Merdeka. Apalagi, hasil dari pengalaman pembelajaran setelah ditulis ternyata bisa diunggah di website sekolah sebagai bacaan yang bisa diakses banyak orang.

”Era global dengan segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan, bisa ditulis, dan diunggah pada website,” ungkapnya. 

Vivi, juga tidak lupa menyampaikan harapan, melalui workshop tersebut pendidik SMA Islam Temayang lebih semangat dalam menulis dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran maupun non pembelajaran yang dilakukan.

“Literasi digital itu penting. Karenanya, mari salurkan bakat menulis bapak dan ibu baik perihal kegiatan pembelajaran dan non pembelajaran,” imbuh Vivi. (adinda/man)

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top