Kitab Kitab Shahih Ibnu Hibban. Foto Facebook.
Penulis: Futihatun Nabila (Volunteer Journalist, Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Walisongo)
Salah satu tokoh keilmuan Islam yang memiliki kontribusi besar adalah Ibnu Hibban. Siapa sebenarnya sosok tersebut? berikut tulisan yang mengambil referensi dari Muqaddimah Terjemah Kitab Shahih Ibnu Hibban.
Asli Arab, Lahir di Afghanistan
Ibnu Hibban, yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban Abu Hatim At-Tamimi Al Busti As Sijistani, adalah seorang imam yang dikenal sebagai alim nan mulia peneliti, Al Hafidz, dan Allamah.Salah satu figur menonjol dalam dunia keilmuan Islam tersebut sebenarnya merupakan orang Arab asli, ditandai dengan nisbat yang terdapat didalam namanya yaitu At Tamimi (sebuah nisbat kepada bani Tamim, moyang kabilah Arab yang terkenal dan nasabnya sampai kepada bani Adnan).
Namun, ia dilahirkan pada tahun 280-an hijriyah di Bust, kota yang saat ini masuk ke dalam wilayah Afghanistan.
Sempat terlambat menuntut ilmu
Menurut perkataan Imam Adz Dzahabi, Ibnu Hibban menuntut Ilmu pada usia dua puluh sekian tahun. Meskipun sedikit terlambat dia tetap memiliki tekad yang tinggi, dia pergi menemui syaikh-syaikh pada masanya di negeri-negeri mereka, dan mendatangi pembesar-pembesar ulama pada zamannya dikota dan desa-desa mereka.Hal ini mengharuskannya untuk pergi ke lebih dari empat puluh negeri diantara negeri-negeri Islam, dalam perjalanan ini Ibnu Hibban telah menuntut ilmu kepada lebih dari dua ribu syaikh.
Hanya saja dalam meriwayatkan hadis dia bersandar kepada dua puluh satu syaikh diantara mereka, merekalah syaihk-syaikhnya yang paling tsiqah, paling kuat hafalannya, dan paling tinggi sanadnya.
Berikut nama-nama syaikhnya, mulai dari yang paling banyak diriwayatkan dan seterusnya :
1. Abu Ya’la Ahmad bin Ali bin Mutsanna Al Maushili
2. Hasan bin Sufyan Asy Syaibani
3. Abu Khailfah Fadhl bin Hubab Al Jumahi Al Bashri
4. Abu Muhammad bin Muhammad Al Azdi
5. Abu Abbas Muhammad bin Hasan Al Asqalani
6. Abu Hafs Umar bin Muhammad Al Hamdani
7. Abu Muhammad Abdullah bin Muhammad bin Salm Al Maqdisi
8. Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah An Naisaburi
9. Abu Bakar Umar bin Sa’id bin Ahmad bin Sa’ad Ath Tha’i
10. Abu Ishaq Imran bin Musa bin Mujasyi Al Jurjani
11. Muhammad bin Ishaq Abu Abbas As Sarraj Al Khurasani
12. Abu Arubah Husain bin Muhammad Al Harrani
13. Husain bin Idris bin Mubarak Abu Ali Al Anshari
14. Abu Abdillah Muhammad bin Abdurrahman Al Harawi
15. Abu Ja’far Muhammad bin Ahmad An Nawawi Ar Rayani
16. Abu Ali Husain bin Abdullah bin Yazid Al Qaththan Ar Raqqi
17. Husain Muhammad bin Abdullah bin Ja’far bin Abdullah bin Junaid ar-Razi
18. Abdan Abdullah bin Ahmad bin Musa bin Ziyad Al Ahwazi
19. Abu Ja’far Ahmad bin Yahya bin Zuhair At Tusturi
20. Abu Abdullah Ahmad bin Husain bin Abdul Jabbar bin Rasyid Al-Baghdadi
21. Ishaq bin Ibrahim bin Ismail Al Busti
Belajar multi disiplin ilmu
Ibnu Hibban juga merupakan sosok yang tidak pernah puas dengan belajar pada satu bidang saja, ia mempelajari berbagai bidang keilmuan diantaranya; ilmu hadis, fikih, ilmu bahasa Arab, ilmu kalam (ekologi).Bahkan, sosok inspiratif dunia Islam tersbut juga mempelajari ilmu kedokteran hingga astronomi.
Hanya saja bidang ilmu yang paling dia kuasai adalah ilmu hadis. Hingga dia menjadi imam hadis, Al Hafidz yang bagus, Allamah yang tsiqah dan kokoh, serta peneliti. Demikian dirinya disebutkan oleh lebih dari satu orang ulama’ besar.
Karya-karya besar Ibnu Hibban
Dengan bekal pemikiran yang dalam, dan pandangan yang tajam. Dia mengemas permasalahan-permasalan dengan pembahasan, penelitian, pengkajian, eksplorasi, dan konklusi. Karya-karya Ibnu Hibban diantaranya;
1. ‘ilal Auham Ashbab At Tawarikh
2. Ilal Hadis Az-Zuhri
3. Ilal Hadis Malik
4. Ma Khalafa Fihi Ats Tsauri Syu’bah
5. Ma Infarada Fihi Ahlu Al Madinah min As Sunan
6. Ma Infarada Fihi Ahlu Makkah min As sunan
7. Ma ‘inda Syu’bah ‘an Qatadah wa Laisa ‘inda Sa’id ‘an Qatadah
8. Ghara’ib Al Akhbar
9. Ma Aghraba Al Kufiyun ‘an Al Bashiriyin
10. Asami Man Yu’raf bi Al Kuna
11. Kuna Man Yu’raf bi Al-Asami
12. Al Fashl wa Al Washl
13. At Tamyiz baina Hadis Nadhar Al Huddani wa Nadzar Al Khazzaz
14. Al Jam’u baina Al Akhbar Al Mutadhaddah
15. Washf Al ‘Ulum wa Anwa’iha
16. Al Fashl baina An-Naqalah
Kitab-kitab tersbut tidak hanya langka di Baghdad, tetapi di Sijistan sendiri juga sangat sulit untuk didapatkan dikarenakan Ibnu Hibban telah mendemarkan kitab-kitabnya dijalan Allah, mewakafkannya dan mengumpulkannya dalam sebuah bangunan khusus, kemudian kitab-kitab itu hilang seiring terpaan zaman.
Sebab lain hilangnya kitab-kitab tersbut diantaranya Ibnu Hibban memiliki permusuhan yang besar dengan para pengikut Abu Hanifah dan menulis tentang aib-aib Abu Hanifah, cacat-cacat perangai Abu Hanifah, dan berbagai cacat-cacat lain yang disandarkan kepada Abu Hanifah.
Padahal ia tinggal dinegeri yang mayoritas penduduknya mengikuti madzhabnya Abu Hanifah. Lebih dari itu dia juga memiliki konflik yang terjadi antara dia dan am’izh (penceramah) Sijjistan, Yahya bin ‘Ammar, hail ini menjadikan penduduk negeri itu memandang karya-karya Ibnu Hibban dengan mata merah, mereka tidak menghargai sesuai dengan nilai yang ada didalamnya, mereka tidak menjaganya dan tidak peduli dengan kehilangannya.
Bahkan mungkin saja mereka berperan dalam memusnahkan kitab-kitabnya. Namun ada pula kitab Ibnu Hibban yang masyhur hingga saat ini yaitu Shahih Ibnu Hibban bi at-Tartib Ibni Balban.
Ibnu Hibban meninggal dunia pada tahun 354 H, saat usianya mencapai 80 tahunan.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.