Kebun Kelor Pulorejo Mojokerto: Antara Rak Buku dan Kelor

0
Catatan perjalanan, oleh : Tomy Michael/ Dosen FH Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Setelah memberikan penyuluhan hukum terkait peraturan desa di Desa Pagerluyung Mojokerto bersama mahasiswa, saya menyempatkan diri ke Wisata Kebun Kelor Pulorejo. Informasi dari google maps, hanya memakan waktu 15 menit. Pilihan tempat ini muncul setelah melihat tempat wisata terdekat sekaligus ingin mencari makan bersama kolega.

Dalam perjalan sebetulnya saya penasaran karena kelor merupakan daun yang bisa dijadikan sayur dan membuat orang menjadi kalap makan bila dipadukan dengan daging. Mengapa daun yang biasa ini kok dijadikan tempat wisata?

Sebagai daun yang populer karena keunggulannya, kelor juga menjadi produk olahan mahasiswa menjadi kripik kelor, kue kelor hingga es krim kelor ditempat saya bekerja.

Akhirnya setelah sampai, terlihat jajanan sekolahan di depan kebunnya, padahal dari depan ada tulisan Taman Pintar Taman Pulorejo. Taman ini menarik karena ada edukasi buat anak balita hingga taman yang rindang.

Fokus awal untuk kelor menjadi teralihkan ke Ruang Belajar Bahasa. Ruang yang dimodifikasi dari kontainer ini dilengkapi pendingin udara dan sangat nyaman. Ada satu hal menarik di rak bukunya yaitu tulisan filsafat. Walaupun bacaan hukum tidak ada tetapi ketika ketemu filsafat maka ini sebuah eureka tersendiri karena sebagai ibu dari segala ilmu pengetahuan.

Sepertinya jarang ruang baca publik yang khusus menyediakan bacaan filsafat. Rak filsafat diletakkan sejajar dengan bacaan psikologi sehingga terkesan menyatu.

Susunan buku yang rapi memunculkan dua kecurigaan yaitu buku tidak ada yang baca atau buku memang dibaca kemudian langsung dibersihkan. Kecurigaan kedua ini muncul karena ada salah satu kampus di Kota Malang yang memiliki jadwal untuk melakukan pembersihan buku. Pembersihan ini benar-benar bersih karena masing-masing buku diseka dengan baik karena sering dibaca dan agar awet.

Dari sini, kecurigaan kedua menjadi gugur. Penerimaan yang ramah dari para petugas dinas perpustakaan menjadikan kegiatan membaca buku lebih menarik. Salah satu petugas bernama Ayu menyampaikan bahwa tiap desa wajib memiliki perpustakaan sebagai perintah undang-undang termasuk bagian dari mencerdaskan kehidupan bangsa.

Setelah bertukar pendapat akhirnya saya meninggalkan ruangan ini karena pikiran masih ke daun kelor.

Disamping ruangan agak ke belakang, akhirnya terlihat plang Kebun Kelor Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kota Mojokerto, bagian depannya ada sebuah patung wanita.

Setelah memastikan apakah boleh masuk atau tidak ke dalamnya, ternyata batang kelornya cukup besar dan bagi saya ini bukanlah sayur lagi melainkan pohon yang teduh. Pohon kelor tertanam rapi sehingga dijadikan spot prewed cocok selain jadi ajang pembelajaran masyarakat. Setelah berfoto saya pun meninggalkan kebun kelor.

Taman ini sangat menarik karena semuanya ada disini yaitu perpustakaan, kebun, lapangan voli, kuliner, dan sekolahan. Unik dan sungguh menyenangkan...

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top