10 Kekerasan pada Anak, Orangtua Harus Waspada!

0

 
Kekerasan yang dilakukan pada anak bisa berupa fisik, psikologis, sosial hingga seksual. Foto Pixabay.

Penulis: Hanum Ulfiatus Sufiyah (Volunteer Journalist), Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

EDUKASIA.IDKekerasan pada anak atau disebut child abuse merupakan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh orang tua, wali, maupun orang lain kepada anak. Kekerasan yang dilakukan bisa berupa fisik, psikologis, sosial hingga seksual.

Beberapa orang menganggap kekerasan pada anak merupakan bagian dari metode mendisiplinkan anak. Padahal orang tua seharusnya menjadi penanggung jawab utama perlindungan dan tumbuh kembang seorang anak.

Namun, jika orang tua menyikapi proses belajar anak dengan cara yang salah. Maka hukuman dan sanksi adalah tindakan yang wajar diberikan.

Lalu apa saja tindakan yang dikategorikan sebagai child abuse? Berikut 10 tindak kekerasan pada anak.

1. Penyiksaan fisik (physical abuse)

Bentuk penyiksaan fisik sangat beragam, bisa berupa cubitan, pemukulan, tendangan, membakar dan tindakan lain yang membahayakan tubuh anak. Sebagian orang tua menganggap tindakan tersebut merupakan cara mendidik anak. 

Namun, di zaman saat ini, dengan perlindungan hukum, undang-undang dan semakin terbukanya pandangan masyarakat tentang HAM maka hal ini sudah tidak tepat dilakukan.


2. Pelecehan seksual (sexual abuse)


Pelecehan seksual adalah tindakan dimana anak terlibat dalam sebuah aktivitas seksual, namun tanpa anak sadari, tidak mampu untuk menkomunikasikannya serta tidak mengerti maksud dari hal yang diterimanya tersebut.

3. Pengabaian (child neglect)


Kegiatan peniadaan perhatian yang cukup baik dalam bentuk fisik, emosi maupun sosial juga termasuk tindak kekerasan pada anak. 

Tindak pengabaian ini memiliki sifat pasif sehingga terkadang banyak orang yang kurang menyadarinya.

4. Penyiksaan emosi (emotional abuse)


Tindakan merendahkan dan meremehkan anak juga bisa dikategorikan child abuse karena tindakan ini membuat anak merasa tidak berharga untuk dikasihi dan dicintai. 

Tindakan yang jarang disadari ini malah banyak menjadi penyebab anak melakukan tindakan bunuh diri.

5. Penolakan


Tindak penolakan yang dimaksud adalah ketika secara sadar maupun tidak sadar orang tua melakukan penolakan terhapap kehadiran anak. 

Misalnya seperti menyuruhnya pergi, memanggil dengan nama yang tidak pantas, menolak berbicara dan melakukan kontak fisik dengan anak, menyalahkan anak bahkan menyuruh anak untuk mengakhiri hidupnya.

6. Sikap acuh orang tua


Biasanya sikap ini dilakukan orang tua yang memiliki masalah pemenuhan emosi yang membuat dirinya tidak mampu merespon kebutuhan emosi anak. 

Ciri-cirinya seperti tidak tertarik pada anak, menahan kasih sayang bahkan tidak mengenali kehadiran sang anak.

Bentuk sikap acuh ini seperti tidak memberi perhatian saat momen penting anak, tidak peduli kegiatan anak, tidak merespon perilaku spontan anak di lingkungan sosial bahkan tidak memiliki peran dalam keseharian anak.

7. Memberikan teror pada anak


Tindakan seperti mengancam, membentak hingga berkata kasar dapat memberikan pengaruh serius pada psikologis anak. Seperti ketakutan dan merasa terintimidasi.

8. Mengasingkan anak


Tidak membolehkan anak berkegiatan sosial, mengurungnya dirumah dan tidak memberikan rangsangan pada pertumbuhan anak masuk dalam kekerasan emosional. Hal ini merusak kehidupan anak secara tidak langsung, tergantung keparahannya.

Sikap ini dapat berupa meninggalkan anak sendirian dalam waktu yang lama, menyuruh anak belajar secara berlebihan, dan tidak membolehkannya berteman.

9. Memberikan pengaruh buruk apada anak


Sikap seperti ini dapat berupa melakukan kegiatan negatif didepan anak secara langsung, memuji anak saat melakukan tindakan tidak terpuji, mengajarkan anak untuk berkata kasar bahkan menyuruh anak mengonsumsi narkoba dan minuman keras.

10. Eksploitasi


Sikap pemaksaan dan tidak memperdulikan perkembangan anak ini dapat berupa memberikan tanggung jawab berlebihan kepada anak melebihi kemampuan seusianya.

Nah, itulah 10 bentuk kekerasan seksual pada anak yang dapat terjadi di lingkungan kita yang dapat memberi dampak buruk pada perkembangan anak. 

Sebagai orangtua, penting untuk menyadari tindakan tersebut bukan tindakan yang tepat untuk mendidik anak.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top