100 Remah Hikmah (13): Nakal dan Bertanggungjawab

0
Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Sepeda saya rusak lagi. Pelakunya hampir bisa dipastikan tidak jauh beda: adik-adik santri sepondok.

Saya tidak akan dan tak perlu marah kepada siapapun dari mereka, karena itu malah akan "mengatasi masalah dengan masalah", kebalikan dari asas Pegadaian.

Juga tidak akan putus asa dan kalah straight set dari adik-adik nakal tersebut, dengan menyembunyikan sepeda saya di tempat teraman atau minimal mengunci gembok ban belakang. Itu malah akan membuat mereka kegirangan karena merasa menang.

Kejahatan ada karena 2 hal: niat & kesempatan. Itu kata Bang Napi.

Saya seakan sengaja menciptakan kesempatan itu, dengan membiarkan pit balap usang kesayangan saya nganggur tidak saya "jamah" hampir sepekan lamanya.

Apakah para santri akan ghosob saat saya tidak berada di pondok? Jawaban sudah saya dapat. Dan sudah saya duga, karena berkali-kali sandal saya pindah tempat dan milik tamu raib tanpa jejak.

Sekarang tugas saya sederhana: mengantar jatah rizqi tukang reparasi sepeda langganan saya. Ke depan, saya yakin pit kesayangan saya itu pasti akan rusak lagi.

Alhamdulillah, seingat saya kedua orangtua saya tidak pernah memarahi anak-anaknya bila berbuat salah. Berkomentar?

Kadang. Kami dilatih untuk merasakan penyesalan saat tersadar apa yang kami lakukan tidak baik. Asalkan itu tidak terkait syariat.

Kami dilatih untuk berani kreatif dan tak takut untuk gagal bereksperimen.

Para santri yang meminjam sepeda tanpa izin lantas merusakkannya tadi, dengan berulangkali melakukan pelanggaran dan menyesal di belakang, semoga kelak taubat dan terlatih untuk menghadirkan penyesalan di depan.

Berani bertindak dan bertanggungjawab. Apalagi bukankah mereka tak sengaja merusakkannya?

Kalau kita tak terlatih memaafkan kekhilafan yang tak disengaja, lalu bagaimana kita bisa memaafkan orang-orang yang dengan sengaja menyakiti dan memusuhi kita?

Sungguh, saya makin rindu pada Sayyidina Muhammad. Insan dengan lautan maaf


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top