Ilustrasi piala. Foto Pixabay
Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*EDUKASIA.ID - Di rak rumah kami, siapapun tamu yang datang pasti bisa leluasa melihat berjejer trophy beragam bentuk.
Kalau masih utuh semua, mestinya ada 9 buah. Separo lebih milik mbakku yang ahli di bidang tilawah qur'an. Sisanya didapat abangku dari perlombaan kaligrafi arab.
Sudah lama sekali aku tak menginginkan trofi atas namaku sendiri. Tepatnya setelah aku sadar akan beberapa hal berikut ini:
1) Penilaian manusia ada batasnya.lagipula kalau kita mencari penilaian manusia, bukankah itu menciderai keikhlasan..?
2) Materi hadiah yang kita terima pun terbatas, usia & nilainya. Trofi atau piagam bukankah akan rusak kelak..?
3) Akhir-akhir ini aku kok cocok dengan konsep- konsep Al-Qur'an: Jangan pernah tukarkan poin selamat akhirat dengan kenikmatan fana dunia.
Berlombalah.. bersegeralah dalam kebaikan dengan finish ridlo ilahi.
**** * ****
Sudah lama sekali aku tak menginginkan trofi atas namaku sendiri. Tepatnya setelah aku sadar akan beberapa hal berikut ini:
1) Penilaian manusia ada batasnya.lagipula kalau kita mencari penilaian manusia, bukankah itu menciderai keikhlasan..?
2) Materi hadiah yang kita terima pun terbatas, usia & nilainya. Trofi atau piagam bukankah akan rusak kelak..?
3) Akhir-akhir ini aku kok cocok dengan konsep- konsep Al-Qur'an: Jangan pernah tukarkan poin selamat akhirat dengan kenikmatan fana dunia.
Berlombalah.. bersegeralah dalam kebaikan dengan finish ridlo ilahi.
**** * ****
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, seorang guru Guru Mata Pelajaran IlmuTafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.