Kuliah Kerja Nyata dan Luarannya

0
Gebyar produk KKN. Foto ist.

Penulis: Tomy Michael, Dosen FH Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

EDUKASIA.ID - Kuliah Kerja Nyata (KKN) saat ini tidak seperti dua puluh tahun lalu yang cenderung pada penguatan fisik. Mahasiswa misalnya diajak membangun gapura, mengecat tiang jembatan atau merenovasi poskamling. Paradigma demikian harus diubah karena KKN era saat ini memfokuskan pada kesediaan mitra dan luarannya. Dosen, mahasiswa dan mitra bagaikan Avengers yang tidak meninggalkan ciri lokalnya.

KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) harus sesuai dengan hal yang diperjanjikan dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Sejak bulan November 2023 hingga Januari 2024 ini, KKN Untag Surabaya yang berlangsung di Mojokerto mengalami peningkatan terus menerus. Pengambilan data potensi, pemetaan permasalahan hingga program yang akan diproses merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan.

Sebagai contoh yaitu program meningkatkan produk penjualan di desa maka para mahasiswa harus mencari mitra yang sesuai peruntukan hingga nanti adanya dokumen kerjasama untuk dilakukan pendampingan lebih lanjut. Artinya setelah KKN, program tetap berjalan karena akan dilanjutkan oleh dosen dan mahasiswa semester berikutnya.

Bermitra dan melakukan pengukuran dalam KKN adalah pondasi utama sehingga para mahasiswa menjadi mampu dalam mempraktikkan apa yang diperoleh dan manfaat itu bisa diperoleh masyarakat. Terlihat normatif tetapi jika mengikuti langsung di lapangan, suasana humanis masih terus dijaga.

Kemudian dalam mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan maka pihak kampus mengadakan Gebyar Produk KKN. Kegiatan yang berlangsung meriah ini memamerkan produk jadi, prototipe, karya visual, karya cetak hingga mitra yang turut serta.

Rektor Untag Surabaya dan Bupati Mojokerto. Foto ist.

Pada 23 Januari 2024, Gebyar Produk KKN dibuka oleh Bupati Mojokerto, dr. Ikfina Fahmawati, M.Si. di Pendopo Kecamatan Gondang. Ia mendukung KKN Untag Surabaya karena telah lebih dari tujuh belas tahun bekerjasama dan hasilnya berbasis luaran dimana itu mendukung dalam penyerapan dana oleh desa dari pusat. Selepas sambutan dilanjutkan dengan penilaian akan luaran yang dihasilkan dari ke delapan belas desa.

Inovasi tinggi selain produk membantu mitra yaitu variasi olahan makanan. Ada sekelompok mahasiswa yang menjadikan biji rambutan sebagai pengganti kacang almond dalam kue, teh dari kulit manggis hingga kopi petai cina.

Produk olahan mahasiswa. Foto ist.

Satu hal yang tidak berubah adalah rasa sedih ketika KKN selesai. Penerimaan masyarakat, perangkat desa hingga lingkungan yang sangat mendukung menjadi memori tersendiri. Acara penutupan merupakan acara sakral kedua setelah kunjungan awal survei. Dan jika beruntung, kekasih baru untuk hidup lebih lanjut seperti tren “Hai kids…”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top