Ilustrasi: Foto pixabay
EDUKASIA.ID - Membaca slogan dari iklan di sebuah baliho, saya teringat dua ormas besar di Indonesia: Muhammadiyah dan NU. Saya sebut MD dulu karena secara umur "menang tua" selisih 14 tahun.
Pendiri kedua ormas islam tersebut, kiai
Dahlan & kiai Hasyim selalu akur. Ternyata yang tak terima
dengan perbedaan malah para pengikutnya sekarang.
Golongan pengikut tataran akar rumput.
Mestinya kita sudah berulangkali membaca undangan
manten yang ada petikan begini:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah
(Dia) menciptakan kalian pasangan-pasangan dari diri (golongan) kalian sendiri.."
Tiada manusia yang dicipta sama persis dengan
lainnya. Uniknya, kita diperintahkan menghabiskan usia,
menapaki terjalnya kehidupan, bersama teman yang sangat
berbeda.
Dari segi fisik maupun psikis, Pria dan wanita tidak banyak kesamaan yang bisa ditemukan. Dari hal itu, mestinya kita bisa belajar bahwa kebersamaan itu bahkan tidak
menuntut kesamaan dalam segala hal.
Kalau saja mau, Allah kuasa untuk menjadikan kita
satu umat utuh tanpa perbedaan.
Tapi, Dia malah lebih
memilih siapapun yang dikehendakiNya untuk dirahmati,
diberi petunjuk. Begitulah kira-kira maksud firman Allah
dalam Qur'an.
Jadi, kita harus mafhum bahwa tidak semua orang NU
itu benar dan belum tentu semua orang MD itu salah.
Kebenaran mutlak itu hanya berhak dilabelkan pada orang
yang benar-benar mengikuti Allah & rasul-Nya, dari golongan manapun itu.
Sudah saatnya seluruh elemen simpatisan
& Umara' dari kalangan MD & NU berjabat tangan dan
lantas bergandengan untuk tak lelah memperjuangkan Islam yang rahmatan lil alamin di dunia, utamanya di negeri
tercinta: Nusantara Indonesia.
**** * ****
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.