Ilustrasi: Foto pixabay
EDUKASIA.ID - Ya, hari-hari ini saya kadang kebingungan berdoa, baik doa rutinan pasca salat maktubah ataupun pas ada momen tertentu seperti saat ziarah kubur.
Allah jelas-jelas menyuruh kita meminta. Karena Dia Maha Kaya. Maha Kuasa. Dan Dia tak akan marah ataupun "bete" kalaupun seluruh makhluk sedunia mintanya yang aneh-aneh.
Di sisi lain, saya tahu bahwa Allah sudah terlebih dahulu tahu takdir saya. Paling tahu isi hati saya tanpa perlu saya berkata apa-apa.
Dan jelas-jelas Dia tahu apa yang terbaik buat saya, untuk saat ini atau kapanpun. Jadi..saya harus berdoa apa..? dan masih pantaskah saya berdoa..?
Seorang hamba sahaya yang selalu tak beres dalam menyelesaikan tugas bahkan sering lupa bahwa dia punya majikan, pantaskah dia meminta, sedangkan sang tuan sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari yang mungkin tanpa disadarinya..
Nah, saya tak lebih baik dari hamba itu. Saat ziarah ke makam wali, saya kadang terbersit pikiran, jangan-jangan di alam sana Sang Wali berkomentar: "Jadi tamu kok mintanya terlalu banyak dan ingin disediakan secepatnya."
Jadi, daripada saya bertawassul dengan macam-macam bacaan atau sibuk melobi Sang Wali agar membantu menyerahkan proposal doa saya dengan segera kepada Allah, saya lebih memilih menghadiahkan kepada beliau bacaan yang saya hafal, dan segan untuk mengharap imbalan.
Bukan karena saya ikut-ikutan golongan yang maunya menguasai surga sendirian. Menganggap bid'ah bahkan menuduh kami yang "hobi" berziarah termasuk musyrik atau bahkan kafir sehingga mayoritas muslim di dunia transit lama di neraka.
Mereka bisa kesepian di surga yang luasnya minta ampun itu.. Kadang saya hanya menghaturkan seutas bacaan fatihah dan doa maghfiroh buat para Wali, kiai dan guru-guru yang telah saya rasakan jasa mereka.
Habis itu saya lantas ngeluyur pergi. Dan Allah tahu.
**** * ****
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
**** * ****
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.