Ilustrasi: Foto pixabay
EDUKASIA.ID - Seorang penjaga toko rupanya tak sedang menghitung barang-barang dagangan nya. Bukan pula ngerumpi mengusir sepi dengan para rekan seprofesi.
Apalagi nonton orang lalu lalang yang kebanyakan mungkin tak mengenalnya waktu itu. Namanya Nu'man. Masih muda.
Tak seperti pedagang lainnya, setiap tokonya sepi, ada saja kitab-kitab tebal yang siap untuk ditelaahnya.
Seolah dia benar-benar ada saat Qur'an pertama kali diwahyukan dengan kata-kata jibril: Bacalah!
Kelak, dia terkenal sampai penjuru dunia sebagai pemikir andal dengan banyak pengikut dan fans yang selalu mendoakan-nya.
Mungkin itu berkat keteguhannya untuk selalu mengkhatamkan Al-Qur'an 30 juz dalam tahajjud setiap malamnya selama bertahun-tahun.
Suatu hal yang pasti tak bisa ditandingi enterpreneur manapun pada zaman ini. Orang-orang yang sering sentimen dan menganggapnya "rasionalis yang tak peduli hadis" pun tak ada yang bisa menyamai kepakarannya dalam hadis dan fiqh.
Penjaga toko tadi, kita sering menyebutnya dengan nama Abu Hanifah. Saya tiba-tiba teringat Imam madzhab Hanafi tersebut saat tetangga pondok kami, seorang nenek tua yang hampir tiap sore membuka lapak dagangan kecil-kecilan di samping rumah dan selalu membuka kitab tafsir jalalain usang untuk dibaca, tiba-tiba meninggal dunia.
Meninggalkan saya yang belum sempat berkenalan dengan beliau. Meninggalkan generasi macam saya, yang sesuai sindiran seorang sahabat santri termasuk kategori "orang yang punya gadget android dan aplikasi terunduh yang paling jarang digunakan adalah Al-Qur'an".
Semoga anda lebih baik daripada generasi macam saya..
**** * ****
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.