EDUKASIA.ID - "Nduk..cari rizki itu yang halal.." Begitu nasehat seorang ibu pada putrinya yang sudah selesai kuliah.
Kita sering mendengar anekdot seperti ini: "Cari yang haram aja susah apalagi yang halal.." Pernyataan yang salah kaprah menurut saya.
Rizki termasuk hal-hal yang kata orang berada "di tangan Allah".
Maka, mana mungkin Allah menyimpan rizki yang haram..?
Pembahasan yang lain: Kalau ada ayam ternakan saya yang menghabiskan jemuran padi panenan tetangga, kemungkinan yang bersalah ada tiga:
1- Saya.
Karena salah dalam "mendidik" ayam tersebut sehingga "tak tahu" mana yang pantas dimakan dan yang tidak, walaupun tiap hari sudah saya beri makan.
2- Ayamnya.
Karena telah "kurang ajar" nggayemi tanpa tata krama. Karena merasa apapun yang ada di muka bumi ini kepunyaan Allah.
Tak peduli pada manusia yang capek-capek memanen dan menjemur gabah tadi.
3- Tetangga saya.
Karena dia lengah dalam menjaga. Sudah tahu kalau kemungkinan ada ayam yang menyerbu, malah dibiarkan.
Jawaban: Intinya, dalam KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pitik), sang Pitik tidak bisa dipersalahkan. Sebab yang lain, dalam androidnya malaikat Rakib & Atid, belum ter-install aplikasi pencatat amal untuk ayam dan sebangsanya..
Ada anekdot lain: Kalau ada anak muda yang pintar dan akhlaknya tanpa cacat, orang akan bertanya: "kae anake sopo yo..?"
Kalau ada anak yang nakalnya bikin kagum setan-setan, orang akan bertanya: "kae sekolahe neng ndi yo..?"
Seorang kiai yang biasa aktif siaran di radio dawuh: Kalau ada santri yang dasarnya cerdas tapi selalu dikirimi oleh orang tua dengan uang yang "gak jelas" apalagi haram, ibarat mobil Mercy yang bukan diisi pertamax, malah diisi dengan "pecerén" alias limbah kotoran.
Mana bisa jalan.. Fakta-fakta di atas mungkin lebih baik anda yang menghubungkannya sendiri. Daripada saya paksa anda semua dengan persepsi saya.
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.