100 Remah Hikmah (43): Superior to Inferior

0
Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - "Jika kau ingin seseorang bisa melangit, bumikanlah ia. Karena jika kau tak tega dan lalu melangitkan ia sebelum waktunya, kau hanya akan menemuinya kelak terjatuh ke dasar bumi." kataku. 

Istilah padanannya dari kalam ulama salaf adalah: Barangsiapa yang tawadhu' maka dia akan diatur Allah untuk promosi.. 

Dan siapa yang takabbur maka akan diatur Allah untuk degradasi.. 

Bahasanya Steve Jobs, Sang pendiri Apple Inc. : "stay foolish..stay hungry.." atau terbalik ya..

Karena dengan tetap (merasa) bodoh kita akan tetap berusaha menjadi pandai. 

Dengan terus merasa lapar (akan inovasi) kita akan selalu semangat untuk makan (melahap dan memproses segala ide dan kreasi yang muncul).. 

Anekdot yang saya karang sendiri: Kenapa Nabi Muhammad menyatakan bahwa orang yang sombong tidak akan masuk surga? 

"Karena orang sombong sudah merasa cukup atas berbagai pencapaiannya di dunia sehingga tak begitu mempedulikan apalagi membutuhkan surga." 

Orang paling hebat pun sesekali perlu "disadarkan" bahwa dia adalah manusia biasa, yang tidak semua ucapannya bak mutiara, tak semua tindakannya tanpa tuna dan tak setiap rencananya akan terlaksana.

Seorang murid yang dikenal punya ide-ide yang nyeleneh dan beragam pertanyaan yang "di luar dugaan", ketika kelas 5 MI pernah bertanya: "Pak, kalau benar Nitrogen adalah zat gas yang paling besar jumlahnya di udara kita, cara "mengikat"nya sehingga bisa menjadi bahan dasar pupuk kimia (yang berbentuk padat) itu bagaimana?" 

Sang guru IPA hanya terbengong tapi sportif sehingga menjawab: "tidak tahu." 

Murid tadi tidak puas karena menganggap bahwa setiap guru haruslah tahu semua hal. Pemikiran khas anak kecil. 

Berselang sekian tahun, sang murid yang telah dinya-takan lulus dari Madrasah Aliyah mendapati nilainya yang terjelek dalam ujian nasional yang dikerjakannya sendiri dengan jujur adalah kimia.

 Mata pelajaran yang membahas tentang percampuran zat-zat yang rumit, termasuk cara "mengikat" nitrogen.. Tanda-tanda murid kena batunya..? 

Dia tak pernah difavoritkan atau minimal dicalonkan untuk jadi ketua kelas saat sekolah, karena dia sadar bahwa ketua yang diinginkan adalah yang terbiasa bergaul dengan banyak teman, bukan banyak buku. 

Bukan yang genius dengan muka serius, tapi harus yang bisa mengurus.. Nah, pada puncak kesadaran dan mawas diri itu, tak disangka dia malah menjadi pemimpinnya para ketua di sekolahnya. 

Sang murid yang dulu beberapa kali "nganjir" di depan kelas gara-gara gagal dalam menghafal, ternyata kelak bisa menghafal Al Qur'an 30 juz hampir tanpa halangan berarti. Adanya murid yang pintar, bukanlah semata hasil perjuangannya atau jerih payah gurunya, melainkan Allah yang telah ridlo untuk mengamanahkan kepadanya ilmu yang manfaat. Ilman Nafi'an

Sang murid yang saya sebutkan di atas tadi, orang-orang biasa memanggilnya: Ayub.


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top