Ilustrasi bulan separuh. Foto Pixabay.
Oleh: Muhammad Nurkhanif, dosen Ilmu Falak/ Astronomi FSH UIN Walisongo
EDUKASIA.ID - Alkisah, pada suatu malam mendekati akhir bulan Ramadhan dengan suasana semakin memesona yang semua orang berharap untuk mengalami keindahannya, bermunajatlah seorang kyai di sebuah masjid.
Sang kyai memohon kepada sang rabb semesta alam akan keberkahan bulan suci Ramadhan bagi keluarga, santri-santrinya terlebih khusus sang putri sulung tercinta yang akan segera meninggalkan tanah tumpah darah Indonesia untuk melanjutkan studinya ke Mesir.
Sebagai seorang ayah, sang kyai itu merasa iba dan khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan jika kelak nanti sang putri akan meninggalkannya di negeri seberang sana khususnya masalah asmara yang mungkin akan bisa mengganggu belajarnya.
Kegundahannya semakin memuncak ketika menatap wajah putrinya yang begitu elok, akhirnya dia memutuskan untuk mencari pendamping hidupnya sebelum berangkat ke Kairo. Oleh karena itu keesokan harinya beliau mengumpulkan para santrinya guna memberikan suatu sayembara untuk mencari pendamping yang cocok bagi putrinya.
"Para santri yang senantiasa dimuliakan Allah sengaja saya kumpulkan kalian semua karena ada satu hal yang ingin saya sampaikan berkenaan dengan kemaslahatan putri sulungku yaitu saya akan mengadakan sayembara khusus bagi kalian. Barang siapa yang memenangkan sayembara ini akan saya nikahkan dengan puteriku," ujar pak kyai.
Terkejutlah para santri mendengar ungkapan sang kyai.
"Berhubung sebentar lagi kita akan menghadapi hari raya idul fitri maka saya akan mengadakan sayembara bagi kalian untuk memburu hilal," lanjut pak kyai.
Santri Jamil tampil terdepan
Jamil, salah satu santri merasa gembira karena sang pujaan hati yang kian lama dinanti-nanti akan jatuh di telupuknya. Dia pun tanpa ragu-ragu bersedia untuk mengikuti sayembara itu, padahal Jamil tidak mengetahui apapun tentang ilmu falak berbeda dengan teman-temannya yang makanan kesehariannya adalah ilmu falak.
Malam ke-28 Ramadhan telah datang para kandidat pun menyiapkan segala sesuatunya khususnya dalam penghitungan dengan menggunakan metode hisab.
"Mil mil.. lho kamu kok diam saja sih lihat tuh para kandidat yang lain mereka sedang sibuk mengotak atik rumus ilmu falak. Mereka sedang asik menghisab," ungkap Romli salah satu sahabat Jamil.
"Santai saja Li," jawab Jamil
Romli yang mendengar jawaban Jamil terperanjat. "lho santai gimana? Besok sore kan sayembaranya? Lho kamu nggak latihan menghisab?” tanyanya
"Wah kamu nggak lihat Li sekarang saya lagi menghisap rokok," tukas Jamil.
Setengah menyerah romli pun berseloroh, "pinter ngelas juga kamu mil," ujarnya.
Jamil percaya diri dan yakin menang sayembara. “Saya yakin pasti saya akan memenangkan sayembara ini gimanapun caranya," ungkap Jami.
“Ok Mil saya dukung kamu," respon Romli.
Hari H sayembara
Akhirnya waktu sayembara pun tiba, para kandidat menyiapkan segala peralatan rukyah seperti teleskop, theodolit, GPS, kalkulator, rubu’ Mujayyab, dan Gawang lokasi. Mereka pergi ke tempat tujuan masing-masing.
Sebagian ada yang bergegas pergi ke pantai dan sebagian lain ada yang pergi ke bukit. Akan tetapi Jamil hanya duduk santai di dalam masjid. Romli pun menghampirinya.
"Mil kok kamu masih di sini sekarang sudah jam berapa? Para kandidat yang lain udah pada pergi" Ucap Romli.
“Sudah santai aja." Jawab Jamil sambil tersenyum.
Romli pun bingung keheranan. Setelah pukul menunjukkan angka 5 sore Jamil menelpon sahabatnya yang lain bernama Hilal.
Lebih heran lagi, ternyata temannya yang bernama Hilal itu pun datang ke masjid.
"Lal saya butuh bantuanmu" ungkap Jamil.
Hilal pun menjawab, “Apa yang bisa saya lakukan Mil?" Tanya Hilal.
"Begini Lal sekarang saya sedang mengikuti sayembara yang diadakan oleh pak yai yaitu sayembara untuk memburu hilal. Akan tetapi kamukan tahu saya itu tidak tahu sama sekali tentang ilmu falak. Tapi saya ingin pujangga hatiku dapat jatuh ke pelukanku." Jelas Jamil.,
Mendengarnya, Hilal pun penasaran. "Lho terus apa yang harus saya lakukan?" Tanya hilal.
“Begini Lal berhubung nama kamu adalah Hilal saya minta tolong kamu untuk naik pohon kelapa di sebelah pantai pas matahari akan terbenam" Jelas Jamil.
"Ok Mil saya akan menuruti apa yang kamu inginkan, jangankan naik pohon kelapa naik langit pun akan saya lakukan kalau bisa," respon Hilal.
Hilal yang diburu terlihat
Pak kyai pun memantau sayembara tersebut. Beliau menelpon seluruh kandidat guna menanyakan kinerja mereka. Di sisi lain para kandidat merasakan harap-harap cemas karena kondisi cuaca semakin lama main mendung.
Ahmad, salah satu kandidat sayembara berseloroh takut kalah "Waduh waduh ini kacau ini jangan-jangan hitall tidak bisa dilihat," ungkap Ahmad.
Waktu magrib tinggal lima menit pak kyai pun semakin gelisah dan gundah jangan-jangan dari sekian banyak kandidat tidak ada yang berhasil melihat hilal. Akhirnya para kandidat memberikan kabar kepada sang kyai bahwasannya mereka gagal melihat hilal karena dihalangi oleh mendung yang sangat tebal.
Sang kyai pun merasa sedih ketika mendengar berita tersebut.
Seketika itu Jamil berlari kencang menuju keberadaan sang kyai guna mengabarkan bahwasannya dia berhasil melihat hilal dengan jelas dan gamblang. Sang kyai pun pensaran.
"Pak Yai saya berhasil melihat hilal." Ungkap Jamil.
Kyai pun tercengang. “Yang bener saja kamu?" tegas Kyai.
“Beneran pak Kyai, saya serius." Tegas Jamil.
“Ok. sekarang mana buktinya?" Tanya sang Kyai.
Jamil pun mengajak sang kyai ke tempat lain. "Mari kita pergi ke tepi pantai saya akan tunjukkan hilal telah nampak di sana,” ujar Jamil.
Tak lama kemudian pak Kyai dan Jamil sampai ke tepi pantai.
"Mana hilainya?"Tanya pak Kyai dengan penuh penasaran
"Itu pak kyai.......!!!" tegas hilal
Sang kyai pun penasaran, karena tak ada alat untuk melihat Hilal. "Mana.........???" pak Kyai balik tanya.
“Itu lho pak Kyai”....jawab Jamil sambil menunjuk ke arah pohon kelapa di mana HILAL sahabatnya berada di ujung pohon kelapa tersebut.
"He he he he he..." tertawalah putri sang Kyai yang secara diam-diam membuntuti ayahnya ke pantai.
Melihat putrinya tertawa lepas pak Kyai pun ikut senang dan tertawa. Akhirnya pak kyai pun memutuskan apa yang harus beliau putuskan.
“Jamil....karena kamu sudah berhasil melihat hilal walaupun itu hilal sahabatmu., tapi itu ga terlalu penting yang terpenting kamu telah dapat membuat putri sulungku senang dan tertawa lepas, karena belum ada yang bisa membuat dia tertawa riang setelah ibunya meninggal,,"ungkap pak Kyai.
“Oleh karena itu kamu akan saya nikah dengan putriku” lanjut pak kyai.
Jamilah putri sang Kyai pun tersenyum malu mendengar ungkapan ayahnya.
“Abah...sebenarnya aku juga suka sama akang jamil,,aku punya memendam rasa terhadap akang Jamil,” Ungkap Jamilah.
Jamilah pun malanjutkan “Akang…akang jamil sebenarnya yang membuat aku sedih selain aku di tinggal oleh ibuku ter cinta aku kalo aku akan meniggalkanmu"lanjut Jamilah sambal malu-malu.
Seketika itu mata Jamil dan Jamilah pun saling bertatapan tanpa disengaja, Tubuh Jamil pun bergetar tak beraturan tak kuasa melihat keindahan mata Ning Jamilah.
“BER...ber...BEEEEERRRRR...berhasil.”. Ucap Jamil.
HILAL sahabatnyanya pun ikut senang dan tertawa sampai-sampai dia terjatuh ke laut dan terbenamlah sang HILAL.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.