Ilustrasi: Foto pixabay
EDUKASIA.ID - Orang-orang sering bangga dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan dan identitas bangsa, tapi sering pula menciderai semangatnya. Melakukan kebalikannya dengan tanpa sadar.
Orang-orang yang seringkali tak sadar mestinya tak dibebani untuk melaksanakan syariat agama yang menuntut syarat mutlak: berakal alias tidak gila.
Kasihanlah saya.. yang juga mungkin sama seperti mereka. Kalau kita sadar akan semboyan "berbeda-beda tapi tetap satu jua" mestinya akan selalu mengingat Dasadharma Pramuka yang kesepuluh: "suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan".
Dengan kesucian tersebut, kita sadar bahwa orang lain tak mungkin sama dengan kita. Maka, kita tak boleh memaksakan keyakinan dan perilaku kita kepada orang lain. Yang harusnya diingat adalah apa yang bisa menyatukan kita dengan mereka.
Istilah dalam Qur'an, kalimatun sawa' harus diusahakan. Saya masih tak habis pikir bahwa dalam sidang isbat penetapan awal bulan ramadlan dan syawal yang diadakan kemenag RI pun terasa nuansa politis yang memang kental.
Bukannya mementingkan kesatuan rakyat tapi malah mempertahan-kan ideologi masing-masing. Begitu juga jika ada pertemuan lintas iman yang tadinya bertitel "mencari titik temu agama-agama malah isinya bantah-bantahan dalil, dan masing-masing merasa benar.
Kullu hizbin bimaa ladaihim farihuun..
Tiap kelompok akan selalu bangga dengan identitasnya.. Coba kalau masing-masing mengerti bahwa mereka semua intinya ingin hidup selamat dan tenteram di dunia ini.
Nah, ketentraman manakah yang bisa diwujudkan dengan perdebatan?
Haasibuu qabla an tuhasabuu..
**** * ****
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.