100 Remah Hikmah (47): Character Building

0

Ilustrasi: Foto pixabay

Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*

EDUKASIA.ID - Bagaimana membangun karakter? 

Stop!! 

Yang mau dibangun tuh karakter yang seperti apa dulu? 

Istilah "pendidikan berkarakter" yang biasa kita dengar pun sebenarnya padanan kata yang belum selesai. Terputus. 

Kalau ada pelajar yang kedapatan berduaan dengan lain jenis saat jam sekolah, bukankah dia sudah berhasil mengoptimal-kan "karakter sebenarnya"? 

Kalau ada pak guru yang sering sekali telat masuk kelas dan mengajar sambil duduk di atas meja siswa, bukankah itu juga sudah termasuk "cara" guru tersebut mengenalkan "karakter aslinya" kepada sang anak-anak didik? 

Ada siswa yang kerap ngomong sendiri saat apel pagi malah dipanggil guru BK, lantas dinasehati supaya menghentikan sikapnya. 

Kok, malah aneh..? bukankah seharusnya disemangati untuk mengem-bangkan "bakatnya" tadi sehingga kelak bisa menyaingi Bung Karno menjadi orator ulung yang disegani ataupun da'i sepintar Aa' Gym misalkan. 

Kita harus tahu dan ingat bahwa pengajaran bukanlah pendidikan yang utuh. Di berbagai pelatihan kepemimpinan biasanya diselipkan materi atau praktek outbond "pembangunan karakter". Tentu yang dimaksud adalah karakter pemimpin yang baik. 

Para peserta dilatih berani, percaya, tegas dan komunikatif. Pelatihan yang sekiranya bisa berpengaruh bagi kemajuan mental dan pikiran peserta, kalau perlu lewat alam bawah sadar. Dan.. berhasil. Saya pernah ikut karena diundang. Gratis. 

Nah, kalau yang dikehendaki adalah "pendidikan berkarakter Qur'ani" atau "islami", seringkali Gus Ali Masyhuri Bumi Shalawat Sidoarjo menyarankan 3 hal dasar yang bisa dijalankan, yaitu: 

1- kenalkan anak kepada Qur'an. 

2- kenalkan anak kepada masjid. 

3- kenalkan anak kepada ulama. 

Tiga hal sederhana yang bisa dijalankan orangtua manapun yang peduli atas keselamatan karakter anak dari berbagai pengaruh negatif globalisasi seperti saat-saat ini. 

Save our children!


**** * ****

*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top