Ilustrasi: Foto pixabay
Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*
EDUKASIA.ID - "Seorang gadis yang buruk rupanya sewaktu kecil tapi setelah dewasa menjadi molek" adalah arti kosakata bahasa inggris tersebut, yang memang berangkat dari cerita dongeng itik buruk rupa.
Walaupun dalam cerita tersebut itiknya jantan. Bukan hal yang aneh memang jika suatu saat ketika kita "pangling" atau bahkan shock ketika bertemu dengan cewek berparas rupawan yang ternyata adalah keluarga, tetangga atau teman sepermainan kita sendiri yang masa kecilnya sering diejek teman-teman lantaran wajah "standar"nya.
Banyak juga tipe cewek yang dari kecilnya sudah cantik dan tetap awet aura cantiknya bahkan ketika sudah tutup usia. Allah mengatur agar manusia pantas dipasangkan ketika sudah waktunya. Tak bisa dielakkan bahwa pertimbangan fisik adalah salah satu penunjang pernikahan bisa dilangsungkan.Maka, tak apalah jika saat "masih ingusan" memang benar-benar ingusan tapi saat gedhe alias baligh layak dijadikan "gandengan". Bahasa santrine: "pantes diajak buoh.." Nah..ada teman yang nyeletuk: "Biasanya kalau kecilnya cantik, pas udah gedhe tuh malah biasa."
Itu untuk menghibur teman cewek yang bertipe "ugly duckling" tadi ketika ngotot tidak mau memperlihatkan foto-foto masa kecilnya. Saya ingat pernah debat dengan teman-teman sekolah dan kalah.
Temanya: "kalau anda menikah, pilih yang cantik atau yang pintar?"
Saya ikut grup yang membuat segudang alasan untuk meyakinkan bahwa cewek jenius lah yang lebih perlu diprioritaskan untuk dipilih sebagai istri.
Debat berlangsung sengit sampai kami cukup lelah dan tak bisa berkata apa-apa saat grup lawan punya dalil jitu yang cukup 'anarkis': "Istri yang punya takdir berwajah jelek itu, diapaapain tetap jelek. Pake make up apapun ya tetap gak kelihatan cantiknya walaupun pintar.
Nah, kalau istri yang cantik tapi bodoh, sang suami masih bisa mengajarinya jadi pintar kalau dia kesulitan belajar sendiri.." Ada dua joke yang kerap dilontarkan anak-anak muda baik yang mondok ataupun ngampus:
1. untuk yang biasa narsis dengan pasang tampang paling imut ketika difoto, digojloki : "fotonya emang imut-imut, tapi aslinya sih, amit-amit..!!" Nah lo.
2. kalau ada teman yang dapat pasangan atau calon istri yang "biasa" dan disindir habis-habisan oleh teman-teman yang lain, pasti berkilah: "cantik kan relatif.." (cantik menurutku belum tentu cantik sesuai kriteriamu, begitu dalam hati)
Kalau sudah gitu, teman-teman tak kurang akal dan menimpali: "Iya..tapi kalau jelek kan absolut!" Kalau sudah begitu, saya hanya bisa menahan geli.
No comment. Takut kualat..
Saya bahas beginian bukan semata karena sudah ngebet menduduki kursi pelaminan, melainkan prihatin sebab dunia ini makin kebak dengan yang cantik-cantik.
Dan yang belum cantik ikut-ikutan mempercantik diri semaksimal mungkin. Jadinya, di dunia nyata dan dunia maya seakan-akan stok orang jelek itu sudah habis.. Kalau sudah gitu, yang makin susah adalah minimal dua kelompok ini:
1) para "jomblowan" yang punya banyak kenalan cantik tapi minder untuk menanyakan satu saja buat jadi calon istri, gara-gara berstatus penderita kanker alias kantong kering. Buat mahar nikah aja tak punya.
1) para "jomblowan" yang punya banyak kenalan cantik tapi minder untuk menanyakan satu saja buat jadi calon istri, gara-gara berstatus penderita kanker alias kantong kering. Buat mahar nikah aja tak punya.
2) para santri dan kiai yang sudah paham bahwa malaikat israfil sudah bersiap-siap meniup terompet "tahun baru". Kiamat sudah dekat sekali bila jumlah kaum hawa jauh lebih banyak dibanding kaum adam.
Ada yang berpendapat bahwa ayat poligami memang disiapkan Allah untuk masamasa tersebut, di mana 1 lelaki berbanding 40 perempuan, atau lebih bahkan. Itu kuasa Gusti Allah. Saya sudah ancang-ancang bilamana suatu saat dimuseum-kan sebab "makhluk ganteng" akan semakin langka.. Hehe..ke Pede an ya..
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.