Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*
EDUKASIA.ID - Saya tidak bisa terlalu menyalahkan presiden Jokowi atas "prestasi jelek"nya hari-hari ini karena memang beliau sudah sesuai dengan jargon andalan yang dibuat oleh tim suksesnya dulu: Jokowi adalah KITA.
Menurut saya, Jokowi memang terlalu kita. Saya tak akan memaksa anda untuk masuk menjadi bagian dari KITA jika memang tak mau dan tak punya sifat-sifat seperti KITA.
Tapi perlu diingat hadis Nabi yang mengindikasikan bahwa sifat pemimpin tak beda jauh dengan sifat umatnya.
Seorang pemimpin tak dipilih kecuali punya kecenderungan sifat dan perilaku yang mencerminkan rakyatnya, pada zaman dia dilantik. Contoh: Saya termasuk mayoritas KITA yang suka ngaret alias molor waktu.
Maka jangan salahkan sidang DPR jarang kuorum karena para wakil rakyat yang selalu mangkir sehingga pengerjaan proyek negara selalu molor pula. Saya termasuk mayoritas yang suka seni terutama seni peran dan teater.
Maka ketika pemerintah suka buat pementasan hampir tiap hari dan diliput media seperti lakon "POLRI vs KPK" atau "Sepakbola Gajah PSSI" mengapa kita kadang merasa muak dan bosan?
Saya termasuk mayoritas KITA yang mengejar nilai untuk ujian atau status tinggi dengan gelar-gelar walau mungkin malas untuk sekedar belajar.
Lalu seolah kita lupa sifat "alamiah" kita itu dengan mengkritisi para pejabat birokrasi atau wakil rakyat yang "kejar-kejaran berebut kursi" tanpa harus capek-capek "membuat kursi"?
Bukankah sifat-sifat KITA tak jauh beda dengan pak presiden yang bahkan sudah mengakui duluan bahwa dia adalah KITA?
Bukankah para wakil rakyat bangsa ini memang sudah benar-benar sesuai dengan rakyat?
Aku harus bagaimana.. Gus Mus..??
**** * ****
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.