Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*
EDUKASIA.ID - Perjalanan berangkat ke kampus di suatu pagi, fenomena "lumrah" yang pertama yang saya temui adalah tewasnya seekor felis catus (baca: kucing) di perempatan padat tanpa traffic light.
Sudah jamak terjadi bila para pejalan kaki seperti ayam, kucing, kambing atau yang tak mampu berjalan macam ular pun sering diacuhkan para pengendara motor atau mobil.
Sudah saatnya tercipta teknologi tepat guna buat mereka sehingga bisa nyaman untuk sekedar menyeberang jalanan ramai.
Siapa yang mau mengedukasi mereka agar terbiasa lewat jembatan penyeberangan dulu?
Atau membuat traffic light yang bisa dipahami manusia maupun binatang jenis apapun?
Atau pemerintah mana yang siap jadi pioneer dalam membangun jalur pedestrian yang terpasang rambu: "manusia dilarang lewat!"
Kita perlu lebih adil berbagi dunia.
Jikalau tidak ingin para sahabat manusia itu memberontak suatu ketika. (Ingat film rise of the planet of apes??)
Apa kita perlu menunggu abad ke-22 saat semua kucing telah bertransformasi menjadi bangsa Doraemon?
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.