Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*
EDUKASIA.ID - Kaitannya dengan dua kalimat di atas ada beberapa fakta menarik:
(1)
Kaum perempuan dibicarakan dan dibela pada dua bulan tersebut. April dan Desember. Ya, hanya 2 bulan itu.
Sisanya seolah-olah pemberitaan didominasi para homo sapiens brewokan. Sayangnya di 10 bulan yang tersisa, ternyata kaum laki-laki tak pernah dimanjakan. Apalagi dibela.
(2)
Sanggul & kebaya diwajibkan dipakai di beberapa instansi bertepatan tanggal 21 April tiap tahun demi menjunjung tinggi nama kartini, padahal belum tentu sang putri bangsawan jepara tersebut hobi berdandan seperti itu.
Kita tahu kartini kritis pada budaya.
(3)
Dengan menyebut kartini beserta gelar "raden ajeng", kita tak sadar telah menciderai semangat perjuangannya untuk tak terlalu memamerkan darah biru-nya
Coba renungkan pemikiran Pramodya Ananta Toer yang cerdas dan bernas tertuang dalam buku: "Panggil Aku Kartini Saja".(4)
Produktivitas tulisan bernuansa perjuangan khas kartini muda cenderung menurun setelah tinggal di Rembang, pasca menikah.
Ini yang malah ditiru oleh sebagian besar para ibu muda zaman ini yang ketika masih gadis aktif di kampus atau pondok lantas "tenggelam" setelah masuk bahtera pernikahan.
(5)
Kartini adalah pejuang wanita berdarah biru. Banyak pejuang lain yang tak terekspose hanya karena berdarah merah.
Itu termasuk politik kolonial yang mempetakpetakkan kelas sosial. Tak apalah jika kartini hanya kita peringati setahun sekali.
Tapi kalau ibu, wanita yang telah memperjuangkan kehidupan kita dengan balutan cinta tanpa henti, absurd sekali jika kita hanya berterima kasih tiap 22 Desember saja..
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.