Penulis: Salahuddin Ibnu Sjahad*
EDUKASIA.ID - Saya tahu lagu yang tidak mungkin tercantum di playlist favourite songs pada gadget anak-anak muda di seantero negeri ini. Atau bahkan tak pernah menyimpannya.
Ya. Itu adalah lagu Indonesia Raya. Sebuah lagu yang terlahir sebagai lagu wajib tapi hanya dianggap sunnah atau bahkan makruh untuk disimpan di perangkat mobile.
Kita tahu bahwa tak mungkin sopir angkot, bus, trayek, taksi atau bahkan pilot menyetel lagu pusaka tersebut dan menafikan lagu-lagu pop atau dangdut koplo yang sekarang ini merajai pasaran.
Dulu lagu ini dicari-cari dan dipuja tak hanya ketika upacara atau turnamen saja, tapi dikumandangkan setiap hari oleh para insan yang telah lama menanti kemerdekaan.
WR Supratman dulu memang tak pernah bercita-cita bahwa lagu gubahannya itu bisa masuk pasar i-tunes atau google play store sehingga dapat diunduh gratis kapanpun dan dimainkan di perangkat manapun.
Tapi susah juga ya jika kita nyetel Indonesia Raya di angkutan umum lantas tiba-tiba semua pendengar berdiri.
*Salahuddin Ibnu Sjahad atau Mohammad Salahuddin Al-Ayyubi, seorang guru mata pelajaran Ilmu Tafsir di MAN Sumenep, peraih beasiswa studi S2 melalui Beasiswa Indonesia Bangkit di UIN Sunan Kalijaga. Tulisan ini merupakan kompilasi statusnya di Facebook yang kemudian dijadikannya buku berformat PDF, diberinya judul "100 Remah Hikmah: Secuil Cerita dan Sudut Pandang Baru dalam Menikmati Rutinitas Kehidupan."
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.