Seminar Public Relation KPI UIN Walisongo dengan tema "Jadi Humas Pemerintah, siapa takut?". Rabu (22/05/2024)
Semarang. EDUKASIA.ID - Seminar Public Relations kolaborasi antara Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Walisongo Semarang dan Walisongo Public Relations Community sukses diselenggarakan. Rabu (22/05/2024) di Ruang Sidang Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Seminar yang mengambil tema "Jadi Humas Pemerintah, Siapa takut?" tersebut dihadiri sebanyak 45 mahasiswa KPI yang mengambil konsentrasi Public Relations. Seminar tersebut menghadirkan pemateri dari Humas Balai Litbang Diklat Kemenag RI. Sri Hendriani, S.Si., M.M
Dalam acara seminar tersebut diawali dengan sambutan oleh sekretaris jurusan KPI yaitu Abdul Ghoni, M.Ag., yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan pembukaan acara oleh dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Dr. Moh. Fauzi, M.Ag didampingi oleh Alifa Nur Fitri, M.I.Kom.Prof Fauzi menyampaikan bahwa modal utama yang harus dimiliki seorang humas adalah senyuman.
“Menjadi PR syaratnya hanya satu, yaitu latihan untuk tersenyum. Senyum juga merupakan ibadah. Seminar ini merupakan langkah lahiriah. Punya skill PR secara praktis. Selanjutnya, keberhasilan itu ada dua modal, pertama syarat lahiriah. Punya bekal PR dan ilmunya. Bekal kedua adalah ikhtiar batin, lakukan Amaliah sunah secara istiqamah” ungkapnya.
Seminar tersebut diharapkan dapat memberikan pandangan kepada mahasiswa konsentrasi public relation, mengenai humas di pemerintahan, khususnya di Balai Litbang Diklat Kemenag RI.
Sri Hendriani, S.SI, M.M, sebagai penanggung jawab humas Balai Litbang Diklat Kemenag RI dihadirkan untuk memberikan materi pada kegiatan seminar menyampaikan bahwa menjadi humas di pemerintahan tentunya berbeda dengan humas perusahaan.
"Humas pemerintah bekerja dengan mengikuti arahan dari pemerintah dan mengikuti alur birokrasi, sedangkan humas perusahaan lebih fleksibel karena hanya mengikuti arahan dari perusahaannya. Selain itu, detail informasi tentang kebijakan pemerintah harus disampaikan ke publik dengan transparansi dan kejujuran, sedangkan humas perusahaan tidak semua informasi perusahaannya dapat dipublikasikan," ungkapnya.
Dijelaskan pula bahwa menjadi ASN berarti menjadi humas dari pemerintah. Sehingga seluruh pegawai harus satu suara ketika menghadapi isu. “Seribu suara yang berbicara tanpa pesan yang sama dan tujuan yang sama, pada akhirnya hanya akan membuat suara yang tidak jelas, yang hanya akan didengar sedikit orang.” Imbuhnya.
Ivana Salsyabila salah satu peserta seminar menyampaikan, acaranya cukup seru, karena memberikan pemahaman tentang perbedaan kerja humas di pemerintahan dan perusahaan. Selain itu ada tips and trik untuk menjadi humas dan ASN yang sangat berguna untuk persiapan karir kedepannya. Acara tersebut ditutup dengan penyerahan plakat kepada pemateri dan sesi foto bersama.
"Humas pemerintah bekerja dengan mengikuti arahan dari pemerintah dan mengikuti alur birokrasi, sedangkan humas perusahaan lebih fleksibel karena hanya mengikuti arahan dari perusahaannya. Selain itu, detail informasi tentang kebijakan pemerintah harus disampaikan ke publik dengan transparansi dan kejujuran, sedangkan humas perusahaan tidak semua informasi perusahaannya dapat dipublikasikan," ungkapnya.
Dijelaskan pula bahwa menjadi ASN berarti menjadi humas dari pemerintah. Sehingga seluruh pegawai harus satu suara ketika menghadapi isu. “Seribu suara yang berbicara tanpa pesan yang sama dan tujuan yang sama, pada akhirnya hanya akan membuat suara yang tidak jelas, yang hanya akan didengar sedikit orang.” Imbuhnya.
Ivana Salsyabila salah satu peserta seminar menyampaikan, acaranya cukup seru, karena memberikan pemahaman tentang perbedaan kerja humas di pemerintahan dan perusahaan. Selain itu ada tips and trik untuk menjadi humas dan ASN yang sangat berguna untuk persiapan karir kedepannya. Acara tersebut ditutup dengan penyerahan plakat kepada pemateri dan sesi foto bersama.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.