Dorong Penulisan Akademik Berbasis Budaya, Nusantara Institute Gelar Dialog dan Penghargaan NAWA 2024

Dialog Budaya dan Nusantara Academic Writing Award di Ballroom, Noormans Hotel Semarang, Sabtu (27/7/2024)/Foto Ist.

Semarang. EDUKASIA.ID - Nusantara Institute kembali menggelar acara tahunan bertajuk “Dialog Budaya dan Nusantara Academic Writing Award (NAWA)" di Ballroom, Noormans Hotel Semarang, Sabtu (27/7/2024).

NAWA adalah penghargaan penulisan pasca riset (post-research writing grant) untuk tesis dan disertasi bagi mahasiswa magister dan doktor di perguruan tinggi di Indonesia, dengan fokus pada topik-topik yang sesuai dengan visi, misi, dan platform Nusantara Institute, yaitu studi mengenai pendidikan, kesenian, kebudayaan, dan keagamaan di Indonesia. 

Program ini diadakan sejak 2019, bekerja sama dengan Bakti BCA, dan pada 2024, Bakti Pendidikan Djarum Foundation juga bergabung sebagai sponsor.

Sejak 2019, terdapat 38 penerima penghargaan NAWA dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Mereka dipilih melalui kompetisi nasional yang ketat, melibatkan lebih dari 17 dewan juri setiap tahunnya, termasuk akademisi, guru besar, dan praktisi berkompeten. 

Setiap tahun, Nusantara Institute menerima antara 150-200 pelamar. Selain mendapatkan dana bantuan penulisan tesis/disertasi, para penerima penghargaan juga menerima sertifikat dan dilibatkan dalam proyek-proyek Nusantara Institute seperti webinar, penulisan buku bunga rampai, dan kolom di portal lembaga Nusantara Institute.

Founder dan direktur Nusantara Institute sekaligus Ketua Dewan Juri Nawa, Sumanto Al Qurtuby, PhD, dalam keterangan rilisnya mengatakan program ini dimaksudkan untuk memberi dorongan atau stimulan bagi para akademisi dan intelektual muda yang sedang menyelesaikan penulisan tesis atau disertasi agar segera menyelesaikan studi magister/doktoral mereka. 

"Selain itu, program ini juga dimaksudkan untuk mendorong para ilmuwan muda agar lebih mencintai bangsa dan budaya Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, Direktur BCA, Antonius Widodo Mulyono, mengapresiasi program NAWA. 

“Program ini merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan dan memajukan kearifan lokal dan budaya Nusantara yang kaya melalui karya akademik ilmiah," ucapnya.

Menurutnya, program ini sangat penting karena Indonesia mempunyai banyak peninggalan tradisi dan budaya warisan para leluhur dan kerajaan tempo dulu yang perlu terus dipelajari, digali, dan dikaji melalui berbagai macam cara termasuk riset ilmiah dan penulisan tesis/disertasi.

Tujuh Penerima NAWA dari Berbagai Kampus 

Pada tahun 2024, ada tujuh penerima NAWA dari berbagai kampus di Indonesia. Mereka adalah:

1. Alvina Maghfiroh (Universitas Diponegoro) dengan judul tesis “Etnografi Komunikasi pada Tradisi Buka Luwur Pepunden Mbah Werni di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.”

2. Ni’am Khurotul Asna (Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung) dengan judul tesis “Kontekstualisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Nusantara dalam Dinamisasi Tradisi Megengan Show di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.”

3. Yoggy Manu (Universitas Kristen Satya Wacana) dengan tesis berjudul “Menarikan Keindonesiaan dari Pinggir Selatan: Ritual Civil Religion dalam Tarian Kebalai di Rote Ndao, NTT.”

4. Fitri Nuraeni (Universitas Gadjah Mada) dengan judul tesis “Revitalisasi Batik Patron Ambarawa: Preservasi Warisan Budaya dan Penguatan Identitas Lokal.”

5. Jear Nenohai (Center for Religious and Cross-cultural Studies, UGM) dengan judul tesis “Dekolonialisasi Pendidikan Kepercayaan: Studi Kasus Pendidikan Kepercayaan Marapu di Sumba Timur.”

6. Puri Kurniasih (Institut Seni Indonesia Surakarta) dengan judul disertasi “Epistemologi Garin Nugroho dalam Film Kucumbu Tubuh Indahku.”

7. Kiftiawati (Universitas Indonesia) dengan disertasi berjudul “Kontestasi Identitas Kultural Masyarakat Kutai Adat Lawas di Desa Tua Kedang Ipil, Kalimantan Timur.”

Diketahui, acara ini dimeriahkan oleh penampilan grup Punakawan Semarang, Sanggar Tari Saraswati, dan Komunitas Diajeng Semarang pimpinan Maya Dewi. Sekitar 150 peserta dari berbagai kalangan, seperti perguruan tinggi, ormas keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas seni-budaya, hadir. 

Tokoh masyarakat yang hadir termasuk Inge Setiawati (anggota Dewan Penasehat Nusantara Institute dan Komisaris BCA Syariah), Harjanto Halim (Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata), Prof. Dr. M. Muhsin Jamil (Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Walisongo), Suwarno M Serad (mantan Chairman Supervisory Board Djarum Foundation), Felicia Hanitio (Deputi Direktur Bakti Pendidikan Djarum Foundation), Prof. Dr. Islah Gusmian (Direktur Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta), Pdt. Izak Lattu, PhD (Dekan Fakultas Teologi UKSW), Dr. Indra Kertati (Dosen Untag Semarang), dan Dr. Ida Ayu Laksmita Sari (Dosen Sastra Jepang Universitas Udayana Denpasar). 

Adapun acara ditutup dengan menyanyikan lagu “Gambang Semarang” secara bersama-sama.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top