Implementasi Penguatan Moderasi Beragama Melalui Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan

Potret: Mohammad Aminulloh, S.Pd.I. Foto: ist

Oleh : Mohammad Aminulloh, S.Pd.I
(Guru PAI di SDN Keroncong Mas Permai Tangerang)

EDUKASIA.ID - Penguatan moderasi beragama di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah keniscayaan karena pada dasarnya siswa SD adalah anak yang sedang dalam fase memahami dan mengetahui serta mulai membedakan antara kebaikan dan keburukan.

Sekolah Dasar adalah salah satu bagian terpenting dari sistem pendidikan nasional. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang berlangsung selama 6 tahun dan merupakan jenjang pendidikan formal tingkat rendah yang akan menentukan pembentukan karakter peserta didik di masa yang akan datang. Pada tingkat ini, anak mulai memperoleh pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai yang akan berguna di kemudian hari.

Aktualisasi nilai-nilai moderasi beragama dapat ditebarkan lewat pendidikan, terutama di lingkungan Sekolah Dasar. Hal ini bisa dilakukan dengan penanaman nilai-nilai positif dalam diri peserta didik.

Moderasi beragama memiliki peran penting sebagai penengah dalam meredakan perpecahan akibat perbedaan keyakinan. Indonesia, sebagai negara multikultural dengan beragam kepercayaan, sering menghadapi kesalahpahaman yang mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara. Penguatan moderasi beragama sejak usia dini pada peserta didik menjadi penting guna memupuk sikap toleransi terhadap kepercayaan lain.

Faktanya. Masih banyak siswa yang belum memiliki moderasi beragama. misalnya masih ada siswa yang intoleransi terhadap siswa yang agamanya berbeda. Hal ini dikarenakan mereka belum mempunyai pemahaman mengenai moderasi beragama, sehingga kesadaran mereka tentang toleransi sangat rendah.

Direktur Eksekutif Setara Institute Halili Hasan mengatakan dibanding survei serupa tahun 2016 lalu, kini ada peningkatan jumlah pelajar yang intoleran aktif. Dalam survei tujuh tahun lalu, terdapat 2,4 persen pelajar yang intoleran aktif, sedangkan yang terpapar sebanyak 0,3 persen.

Dampak negatif yang muncul dari kurangnya moderasi beragama sejak dini ialah akan muncul benih-benih intoleransi dan radikalisme. Untuk mencegah hal tersebut sudah menjadi tanggungjawab seluruh elemen masyarakat. Khususnya SDN Keroncong Mas Permai sebagai lembaga Pendidikan Dasar memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mencegah tumbuhnya benih-benih intoleransi dan radikalisme sejak usia dini.

Berpijak pada latar belakang di atas penulis ingin mengetahui implementasi penguatan moderasi beragama melalui kurikulum merdeka di UPT Satuan Pendidikan SDN Keroncong Mas Permai Jatiuwung Kota Tangerang

Implementasi Penguatan Moderasi Beragama melalui Kurikulum Merdeka di UPT Satuan Pendidikan SDN Keroncong Mas Permai

Langkah dasar yang dilakukan sebelum menerapkan upaya penguatan karakter moderasi beragama di SDN Keroncong Mas Permai. yaitu penanaman nilai-nilai agama sebagai pondasinya. Adapun nilai-nilai itu meliputi nilai akidah, ibadah dan akhlak.

1. Nilai Akidah, yaitu dengan Menanamkan akidah kepada anak sejak usia dini. mengajarkan siswa mengenai 6 rukun iman, sifat-sifat Allah, sifat-sifat Rasul.

2. Nilai Ibadah, yaitu amalan-amalan yang dilakukan oleh seorang muslim yang ditujukan sepenuhnya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah yang telah diatur dalam syariat Islam. seperti shalat, puasa, haji.

3. Nilai Akhlak, yaitu seperti; bersikap patuh dan takzim terhadap orang tua dan guru, berkomunikasi kepada sesama dengan sikap sopan dan santun, saling tolong-menolong dan senang bekerja sama ataupun akhlak baik lainnya.

Jika ketiga nilai ini ditanamkan ke dalam diri siswa sekolah dasar maka siswa-siswi sekolah dasar akan lebih mudah memahami terkait moderasi beragama dan dapat menerapkannya di lingkungan sekitarnya.

Kemudian untuk mengenalkan moderasi beragama kepada peserta didika dilakukan melalui kurikulum merdeka belajar dan budaya positif sekolah. Yang di dalamnya dilakukan proses pengenalan terkait makna tentang apa itu moderasi dalam beragama. 

Selanjutnya siswa di lingkungan pendidikan sekolah dasar ini diperkenalkan dengan prinsip dan nilai-nilai yang ada pada moderasi dalam beragama itu. kemudian siswa ini diberi bukti moderasi beragama di dalam kehidupan mereka sehari-hari di lingkungan sekitar atau lingkungan masyarakat. Dengan tujuan siswa sekolah dasar itu mudah untuk mengamati dan menelaah juga mampu menerapkannya di lingkungan sekitar.

Penguatan Pendidikan karakter Moderasi beragama pada sekolah dasar di SDN Keroncong Mas Permai Jatiuwung Kota Tangerang dilaksanakan dengan menerapkan pembentukan karakter anak di sekolah melalui kurikulum merdeka belajar dan melalui budaya positif sekolah.

Penguatan Pendidikan karakter moderasi beragama di SDN Keroncong Mas Permai dilaksanakan juga melalui budaya positif sekolah yang diberikan dengan melaksanakan praktik baik. Dengan budaya positif saling berbagi menanamkan pondasi karakter kepada para peserta didik untuk peduli dan senang membantu orang lain walaupun tidak saling mengenal di manapun mereka berada dengan tidak memandang suku, bangsa dan agama.

Penguatan pendidikan karakter moderasi beragama dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dan guru kelas diterapkan ke dalam kurikulum melalui pengintegrasian ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran budi pekerti serta pengintegrasian juga dilakukan ke dalam budaya positif sekolah. Adapun tahapannya adalah :

1. Perencanaan yang dilakukan secara bersama-sama antara kepala sekolah guru, tenaga kependidikan dengan melibatkan juga orang tua siswa dalam bermusyawarah menetapkan langkah-langkah perencanaan yang akan diambil dalam hal ini direncanakan bahwa penguatan Pendidikan karakter moderasi beragama pada sekolah dasar diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan agama Islam dan mata pelajaran budi pekerti serta diintegrasikan pula ke dalam budaya positif sekolah

2. Pelaksanaan program-program penguatan Pendidikan moderasi beragama yang telah direncanakan di awal tahun pelajaran baru, kepala sekolah mengadakan rapat membentuk tim untuk melaksanakan tugas-tugas yang sudah disusun dalam perencanaan.

Dari hasil penelitian dan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, guru kelas V, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan beberapa guru kelas yang mengajarkan budi pekerti, maka dapat dilihat bahwa penguatan pendidikan karakter moderasi beragama dilakukan melalui implementasi nilai-nilai moderasi beragama melalui penerapan elemen-elemen yang terkandung di dalam kurikulum merdeka, dan melaksanakan di dalam budaya positif sekolah untuk seluruh peserta didik.

Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam moderasi beragama yaitu: komitmen kebangsaan, toleransi, dan menghargai tradisi. Sedangkan elemen-elemen profil pelajar Pancasila kurikulum merdeka memuat karakter yang berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Adapun cara yang dilakukan adalah:

1. Mengucapkan salam bukan hanya pada saat tatap muka di jam pelajaran saja. Salam diucapkan sejak mulai memasuk ke gerbang sekolah.

2. Melaksanakan upacara bendera setiap hari senin pagi, sabtu sore dan hari besar nasional

3. Menyanyikan lagu Indonesia raya setelah berdoa pada saat akan memulai pelajaran.

4. Menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah

5. Menghormati tradisi lokal dengan melaksanakan proyek yang berkaitan dengan makanan khas daerah.

6. Bersikap sopan-santun kepada guru dan orang yang lebih tua, teman-teman baik di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah

7. Menjunjung tinggi nilai-nilai saling menghormati, menghargai, dan toleransi terhadapan perbedaan agama, Bahasa, dan suku bangsa

8. Memanfaatkan kemampuan untuk menjadikan suatu karya dengan melaksanakan praktik P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

9. Bersikap demokratis, sportif, berani menyampaikan gagasan, dan bertanggung jawab.

10. Guru PAI memberikan kebebasan kepada peserta didik non muslim untuk tetap di dalam kelas atau juga boleh ke perpustakaan untuk membaca buku.

11. Setiap jum’at diadakan pengajian pagi dan sore untuk siswa yang beragama Islam yang dipandu oleh guru PAI. Siswa yang beragama kristen diadakan bimbingan sesuai agamanaya yang dipandu oleh guru yang beragama Kristen.

12. Murid bebas dalam berteman dan diberikan kesempatan penuh dalam bermain Bersama

13. Menjunjung nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta nilai persaudaraan. Siswa harus mempunyai sikap peduli terhadap siswa yang lain.

14. Bebas berpendapat dan menghagai pendapat orang lain.

Penguatan Pendidikan karakter moderasi beragama yang baik akan menghasilkan proses penguatan Pendidikan karakter yang baik pula, ini merupakan keyakinan yang dimiliki oleh kepala sekolah SDN Keroncong Mas Permai Jatiuwung Kota Tangerang. 

Sekolah penggerak yang sudah pasti merujuk kurikulum merdeka sebagai upaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai karakter peserta didik yang sesuai dengan profil Pelajar Pancasila dan mengandung nilai-nilai penguatan pendidikan karakter moderasi beragama dilakukan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan pembelajaaran budi pekerti yang diberikan pada satuan Pendidikan dasar ini sebagai elemen penting pembelajaran nilai-nilai yang terdapat di dalam moderasi beragama. 

Penguatan pendidikan karakter moderasi beragama ini dikolaborasikan dengan pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) yang memiliki nilai-nilai penguatan Pendidikan karakter bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlakul karimah, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri melalui pembiasaan-pembiasaan sebagai berikut:

1. Berdoa bersama sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

2. Menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu-lagu nasional sebelum pelajaran dimulai

3. Literasi (membaca dan mengamati)

4. Pada setiap mata pelajaran menanamkan nilai-nilai profil pelajar Pancasila

5. Pada mata pelajaran Pendidikan agama islam dan mata pelajaran budi pekerti menanamkan nilai-nilai moderasi beragama

6. Nilai-nilai moderasi beragama dan profil pelajar Pancasila tertuang di dalam aministrasi pembelajaran guru

7. Melaksanakan praktik baik melalui bukti karya dan membagikan di sosial media untuk sekolah-sekolah lain yang membutuhkan sebagai referensi pengembangan sekolah.

Peran Guru dalam Penguatan Moderasi Beragama melalui Kurikulum Merdeka di UPT Satuan Pendidikan SDN Keroncong Mas Permai

Guru memiliki peran utama sebagai penanggung jawab, penerus, pengembang, pelaksana, dan figur dalam penguatan moderasi beragama. Berikut beberapa peran guru dalam penguatan moderasi beragama:

a. Conservator sebagai pemelihara sistem nilai moderasi, guru bertanggung jawab terhadap sikap yang dilakukan di sekolah untuk menjadi panutan.

b. Innovator (pengembang) dalam membangun moderasi beragama. Moderasi beragama tidak hanya berfokus pada siswa yang beragama Islam, tetapi juga digaungkan untuk siswa yang beragama lainnya. Setiap guru memiliki inovasi dengan saling bekerjasama untuk mensiarkan moderasi beragama.

c. Transmiter (penerus) guru meneruskan nilai-nilai moderasi beragama dengan menjadi pembimbing dan motivator untuk siswa agar mampu memahami moderasi beragama.

d. Organizer, guru dapat mengorganisir setiap kegiatan yang ada, terutama yang diinovasikan seperti kegiatan pengajian juma’at dan acara PHBI serta hari besar nasional lainnya.

e. Transformator sebagai peran guru, yaitu dilakukan dengan mentransfer nilai dalam bentuk tingkah laku, agar setiap peserta didik mampu memahami bahwa nilai yang ditanamkan juga dilakukan guru dan mampu ditiru oleh murid-muridnya

Dampak Penguatan Moderasi Beragama melalui Kurikulum Merdeka di UPT Satuan Pendidikan SDN Keroncong Mas Permai

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan. Hasilnya, bahwa terdapat dampak positif dari Impelementasi Penguatan Moderasi Beragama di SDN Keroncong Mas Permai. Yaitu, Adanya rasa toleransi antar peserta didik walaupun ada perbedaan baik itu berbeda agama, tradisi, adat istiadat, warna kulit maupun suku. mereka tersebut merasa tetap satu tujuan yaitu menciptakan kedamaian, ketenteraman dan saling menghargai.

Sumber:

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top