Penulis: Ma'rifah Nugraha
Semarang. EDUKASIA.ID - Nagasari adalah kue tradisional yang populer di kalangan masyarakat Jawa. Kue ini terbuat dari tepung beras, tepung sagu, santan, dan gula. Bahan-bahan ini dicampur menjadi adonan yang kemudian diisi dengan irisan pisang, biasanya pisang raja. Setelah itu, adonan nagasari dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang.
Tradisi dan Makna
Dikutip dari buku "Belajar dari Masakan Jawa" yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), di masyarakat Jawa, nagasari sering digunakan sebagai antaran makanan kepada tetangga atau saudara. Kue ini juga menjadi salah satu seserahan dalam acara pernikahan.
Makna di balik penggunaan nagasari sebagai antaran atau seserahan sangat dalam. Sifat lengket dari kue ini melambangkan harapan agar hubungan persaudaraan atau persahabatan tetap erat.
Menggunakan nagasari sebagai seserahan dalam pernikahan juga mengandung harapan agar pasangan yang menikah hidup rukun dan harmonis, serta agar silaturahmi antara kedua keluarga tetap terjalin erat.
Bahan dan Cara Membuat Nagasari
Bahan-bahan:
- 200 gram tepung beras
- 200 gram gula pasir
- 500 ml santan
- ¼ sendok teh vanili bubuk
- 3 lembar daun pandan
- ½ sendok teh garam halus
- Pisang kepok secukupnya
- Daun pisang secukupnya
Langkah-langkah
- Kupas dan potong kecil-kecil pisang kepok.
- Rebus santan bersama garam, vanili bubuk, gula pasir, dan daun pandan hingga mendidih di atas api sedang sambil terus diaduk. Setelah mendidih, matikan api.
- Masukkan tepung beras ke dalam wadah, kemudian tuang santan panas ke dalamnya. Aduk hingga adonan tercampur rata.
- Ambil satu sendok makan adonan dan letakkan di atas daun pisang. Beri potongan pisang di tengahnya, lalu bungkus dengan rapi.
- Lakukan hingga semua adonan habis. Kukus adonan yang telah dibungkus sampai benar-benar matang. Angkat dan dinginkan.
Kue nagasari siap disajikan sebagai hidangan lezat yang juga sarat makna. Dengan setiap gigitan, Anda tidak hanya menikmati kelezatan tradisional, tetapi juga merasakan kehangatan dan kedekatan yang diharapkan oleh para leluhur kita.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.