Juru Bicara Menteri Agama, Anna Hasbie yang hadir pada launching ini mengatakan bahwa Manasik Zakat ini adalah inovasi yang baik karena baru pertama. Gerakan ini diharapkan dapat memaksimalkan pemberdayaan zakat di Indonesia. Dia menuturkan bahwa di lingkungan Kemenag ada direktorat yang mengurus tentang hal tersebut, yakni Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam.
“Kita perlu sinergi dengan banyak stakeholder untuk memaksimalkan zakat di Indonesia” tuturnya.
Anna menjelaskan Kemenag mendukung apa yang telah diselenggarakan UIN SATU Tulungagung. Dia berharap langkah awal ini bisa terus konsisten sehingga bisa memberikan pendidikan hingga memaksimalkan zakat di Indonesia.
Wakil Ketua Badan Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia Mukhamad Mahdum mengatakan kegiatan Manasik Zakat yang dilakukan UIN SATU Tulungagung adalah kegiatan pertama di Indonesia. Menurutnya, gerakan ini menjadi penting untuk meningkatkan literasi tentang zakat pada masyarakat.
“Potensi umat Islam di Indonesia ini besar jadi harus dimaksimalkan untuk zakat,” katanya
Dia menjelaskan kegiatan tersebut merupakan kolaborasi pentahelix dalam lembaga zakat. Menurutnya pentahelix itu sebuah model inovasi dari pengembangan teori yang menghubungkan peran akademisi, praktisi atau pebisnis, masyarakat atau komunitas, pemerintah dan media.
“Adanya kolaborasi pentahelix menjadi spirit baru untuk bangkit bersama memaksimalkan zakat di Indonesia,” tutur dia.
Mahdum menjelaskan konsep pentahelix memungkinkan berbagai lembaga saling bersinergi dalam mewujudkan visi bersama yaitu membangun peradaban manusia yang lebih baik khususnya zakat.
Menurut Mahdum literasi zakat di Indonesia memang masih minim. Tak jarang masyarakat awam masih belum banyak bisa membedakan apa zakat, infaq dan sedekah. Termasuk cara menghitung zakat pertanian, perdagangan ataupun zakat profesi.
Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Prof. Dr. Abd Aziz menjelaskan komitmen lembaganya untuk terus berinovasi agar memberi manfaat pada masyarakat terus dilakukan.
“Kami ingin memberikan yang terbaik dan berkontribusi untuk pemberdayaan zakat di Indonesia,” ujarnya.
Ia menjelaskan adanya manasik zakat ini adalah tanggungjawab bersama semua pihak. Kampus, kata dia, menjadi elemen yang bisa turut meningkatkan zakat di Indonesia. Untuk itu, selain zakat UIN Satu Tulungagung juga menyelenggarakan Beasiswa Orang Tua Asuh (BOTA). Beasiswa ini menjaring dosen atau masyarakat untuk menjadi orang tua asuh bagi mahasiswa yang perlu dibantu.
Launching Manasik Zakat dan BOTA diahdiri oleh Mariana Hasbie (Tenaga Ahli Menteri Agama RI), H. Mokhamad Mahdum, SE, MIDEc, Ak, CA, CPA, CWM (Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional / BAZNAS), Prof. Dr. H. Waryono, S.Ag., M.Ag. (Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam Kemenag RI), dan Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si. (Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Timur).
Selain itu, hadir pula Kepala Kantor Kemenag Kab. Tulungagung dan kabupaten sekitar, Ketua Baznas Kabupaten Tulungagung dan dan kabupaten sekitar, Koord Guru PAI SMP, SMK, dan SMA Kabupaten Tulungagung, Ketua LazisNU, Ketua LazisMu, dan Ketua Forum Zakat Kab. Tulungagung.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.