Pendidikan Para Manula

Ilustrasi manusia lanjiut usia (manula, lansia).Foto Usplash

Opini oleh: Abdul Rouf Mahfudz, Pembina Ponpes Ar-Rois Cendekia Semarang

EDUKASIA.ID - Apa yang dilakukan oleh orang yang sudah pensiun, baik pensiun ASN/ABRI/Swasta? Atau kata lain, apa yang dilakukan orang sudah berumur lebih dari 60 Tahun, yang kita sebut para manula (sebutan lain untuk lansia)? jawabannya beragam.

Para manula secara umum dianggap usia tidak produktif, beban keluarga, bahkan dianggap manusia tidak berguna. Di beberapa negara, seperti negara-negara maju (Jepang, Korea Selatan dan Negara Barat), para manula menjadi beban bagi keluarga, bahkan tingkat perceraian sangat tinggi di usia tua.

Faktor pemicunya yang paling banyak, ketika masa mudanya sukses memimpin di sebuah lembaga negara dan swasta, lalu saat pensiun mereka memperlakukan keluarganya seperti di kantornya, maka pasangannya memilih pisah.

Lain, halnya di Indonesia, belum banyak ditemukan angka perceraian disaat pensiun (manula), tetapi tidak sedikit yang menganggap masa tua, tidak saja dianggap tidak produktif tetapi merepotkan, menyusahkan, bahkan tidak segan-segan anak dan keluarganya lebih senang menitipkan di panti asuhan.

Secara umum para manula atau orang yang sudah berumur lebih dari 60 Tahun, mereka mempunyai aktivitas yang sangat sederhana, seperti memelihara dan berkawan dengan hewan pemeliharaan (anjing/kucing), momong cucu dan sebagian bersandar di tempat teras rumah sambil melamun.

Mereka sesungguhnya ingin berinteraksi, aktualisasi diri dan bersosialisasi di masyarakat luar, namun sebuah wadah menampung keinginan mereka hampir tidak ditemukan, termasuk di Indonesia. Lalu apa yang perlu dilakukan? Menurut saya, pentingnya pendidikan manula, sebagai cara mengakomodir kepentingan mereka di masa transisi menuju kehidupan abadi.

Ada beberapa alasan dan urgensi pentingnya pendidikan manula. Pertama, tempat berkumpul; para pensiun membutuhkan tempat untuk berbagi cerita masa lalu antar sesama pensiunan. Tempat bisa di tempat terbuka atau tertutup, bisa di gedung, taman, tempat ibadah.

Kedua, olahraga; untuk menjaga kebugaran dan kesehatan para manula, tempat atau media olahraga diperlukan agar mereka tetap terjaga kesehatannya. Olahraga ringan, seperti jalan kaki , senam dan olahraga ringan lainnya.

Ketiga, bimbingan spiritual; masa transisi menuju alam abadi, para manula perlu bimbingan spiritual, seperti ibadah ritual yang benar, bacaan dan pemahaman kitab suci, serta amalan-amalan lain menuju kehidupan kelak.

Keempat, bahagia; di usia senja, para manula harus tetap bahagia. Kebahagiaan bisa diciptakan dengan berbagai cara, seperti mendengarkan musik yang mereka sukai, melihat TV yang bernuansa komedi atau acara-acara lain yang membuat mereka bahagia.

Kelima, rekognisi, afirmasi, fasilitasi; keberadaan kaum manula ini, pemerintah seharusnya memberikan pengakuan, memberikan bantuan serta memfasilitasi kebutuhan guna kelangsungan hidup mereka.

*Ditulis saat dalam perjalanan rumah ke kantor.


buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top