Tim KKN Kolaboratif UIN Walisongo dan UIN Sunan Gunung Djati Kenalkan Pembuatan Eco Enzyme

Mahasiswa KKN UIN Walisongo & UIN Sunan Gunung Djati bersama Ibu Dawis di GOR Sasana Bakti, Temanggung. Rabu (31/7/2024). Foto: Istimewa.

Temanggung. EDUKASIA.ID - Mahasiswa KKN kolaboratif UIN Walisongo dan UIN Sunan Gunung Djati (SGD) posko 5 memperkenalkan pembuatan eco enzyme yang terbuat dari limbah organik sisa sayuran maupun buah-buahan kepada para Ibu Dawis di Gedung Olahraga (GOR) Sasana Bakti Desa Batursari Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung pada Rabu (31/7/2024).

Menurut Koordinator Desa, Ahmad Juwarsyah, kegiatan bertajuk “Sosialisasi Pembuatan Eco Enzyme” itu, bertujuan memperkenalkan pembuatan cairan serba guna yang mudah dibuat dengan sampah organik disekitar warga.

“Memanfaatkan limbah rumah tangga yah, apalagi disini mayoritas petani sayuran juga. Limbah sayuran pasti banyak kan disini. Tinggal ditambah Gula merah sama air,” ungkap mahasiswa UIN Walisongo itu.

Ahmad mengatakan, program tersebut memberikan ruang kepada para Ibu Dawis untuk praktik secara langsung dengan memperhatikan takaran yang sesuai dari bahan yang dibutuhkan.

“Kan ada takarannya, limbah organik 2,7 kg. Terus gula merah 0,9 kg. Airnya 7,5 liter. Atau dengan perbandingan bahan 1 untuk gula merah, 3 limbah organik dan 10 air,” sambung mahasiswa asal Palembang itu.

Adapun, penanggung jawab pelatihan pembuatan eco enzyme , Novita Ika Fitriyani menyampaikan, cairan eco enzyme yang siap digunakan membutuhkan waktu yang lama. Namun, kata dia, cairan tersebut mempunyai banyak manfaat selain menjadi pupuk organik.

“Kalo sampah sisa sayuran dan buah-buahannya sudah dipotong kan dimasukan ke wadah besar, terus masukin gula merah yang udah cair lalu air bersihnya juga masuk. Habis itu ditutup nunggu sampe 3 bulan. Itu biasanya baru bisa dipake. Tapi juga harus rutin dicek setiap minggunya. Menunggunya memang lama, tapi manfaatnya juga banyak” kata mahasiswa asal Jakarta itu.

Mahasiswa dari prodi Biologi itu juga memaparkan, cairan eco enzyme bisa digunakan menjadi pestisida tumbuhan, detoks tubuh, pembersih hewan peliharaan, hand sanitizer dan sebagainya. Adapun ampasnya dimanfaatkan jadi kompos atau pupuk.

Selanjutnya, salah satu anggota Divisi Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (PSDM), Nur Rohmatul mengungkapkan, masyarakat di Batursari sangat antusias. Bahkan, kata dia, ibu-ibu yang hadir melebihi jumlah undangan.

“Kami mengundang sekitar 30 Ibu Dawis se Batursari. Alhamdulillah dateng semua, malah tadi sampe ada 33 ibu-ibu yang ke sini,” ujar mahasiswa UIN SGD tersebut.

Kemudian Irma menjelaskan, pelatihan pembuatan eco enzyme oleh ibu-ibu dibantu langsung oleh mahasiswa KKN kolaboratif UIN Walisongo dan UIN SGD di setiap kelompoknya.

“Ibu-ibu yang dateng dibagi jadi tiga kelompok untuk praktik langsung. Terus temen-temen KKN yang lain juga membantu proses dan cara pembuatannya di setiap kelompok,” jelas mahasiswa yang akrab disapa Irma.

Salah satu peserta pelatihan pembuatan eco enzyme , Dewi Mayasari, dari kelompok satu mengutarakan rasa senangnya. Lantaran, baru pertama kali mengetahui pembuatan eco enzyme yang bisa dibuat dari bahan limbah di sekitarnya.

“Senang yah, Ini pertama kali di desa Batursari. Sebelumnya belum ada. Pelatihan ini bisa jadi tambahan ilmu, biar kalo ada sampah sayuran tidak dibuang. Soalnya disini kan banyak sayuran yah. Jadi bisa dimanfaatkan untuk yang lebih bermanfaat,” kata Dewi.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Tari, salah satu anggota dari kelompok tiga. Ia mengaku senang dengan pelatihan pembuatan eco enzyme . Ia berharap agar bisa diaplikasikan di kemudian hari.

“Senang bisa latihan langsung bareng-bareng buat pembuatan ini. Apalagi cairannya bisa jadi pupuk tanaman dan banyak hal. Harapannya, semoga pelatihan pembuatan eco enzyme ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Apalagi bahannya ada disetar kita,” ujarnya.

Selain itu, Pawit, salah satu perangkat Desa Batursari yang menjabat sebagai Kasi Pemerintahan, dalam sambutannya juga berharap kepada masyarakat Batursari khususnya kepada para Ibu Dawis, supaya memanfaatkan pelatihan pembuatan eco enzyme dengan baik.

“Semoga dengan adanya sosialisasi pelatihan eco enzyme dari mba dan mas KKN UIN Walisongo dan Sunan Gunung Djati bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top