Penulis: Mg. Agustin Fajariah Asih
EDUKASIA.ID - Manusia seringkali menyatakan dirinya ingin berubah, tetapi mereka tidak mempunyai dorongan yang cukup untuk mendorong dirinya keluar dari zona nyaman. Banyak yang terjebak dalam rasa jenuh terhadap rutinitas harian, ketidakpercayaan diri, dan kemalasan.
Situasi seperti ini membuat kita enggan untuk maju menjadi lebih baik dan keluar dari kebiasaan buruk. Meskipun demikian, perubahan adalah metode untuk mencapai perkembangan yang lebih baik.
Namun, keinginan untuk berubah tidak selalu muncul sendiri. Terkadang perlu adanya teguran keras atau kata-kata yang membuat kita sadar dan mulai melangkah.
Nasehat yang baik dapat membantu kita bertindak dan keluar dari kebiasaan malas. Kita dapat keluar dari kemalasan dan memulai perjalanan menuju kehidupan yang lebih produktif dengan motivasi yang tepat.
Memang tidak pernah mudah untuk berubah. Mengubah diri menjadi lebih baik membutuhkan kesabaran, disiplin, dan usaha. Namun, jika kita tidak melakukan perubahan, kita akan tetap berada dalam lingkaran yang sama dan tidak akan berkembang.
Akibatnya, penting bagi kita untuk menemukan motivasi yang kuat dan memulai tindakan kecil yang pada akhirnya akan membawa perubahan besar dalam hidup kita.
Menahan Lelahnya Belajar atau Perihnya Kebodohan
Ulama masyhur, Imam Syafii. pernah membuat statemen terkait belajar, “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka bersiaplah untuk menahan perihnya kebodohan,” kata Imam Syafii.
Statemen tersebut menunjukkan bahwa setiap keputusan tentu ada akibatnya. Belajar memerlukan kesabaran dan usaha. Namun, jika kita memilih untuk tidak belajar, kita akan lebih bodoh dan hidup lebih lama.
Kebodohan bukan hanya kurangnya kemampuan akademik; itu juga berarti tidak dapat memahami dunia, menangani masalah, dan beradaptasi dengan perubahan. Mereka yang malas belajar cenderung tertinggal dalam banyak hal, termasuk karier dan kehidupan sosial.
Sebagian dari "perihnya kebodohan" yang dimaksud adalah ketidakmampuan untuk berpikir kritis, membuat keputusan yang tepat, atau memahami situasi kompleks.
Sulit untuk belajar tidak semahal kebodohan. Oleh karena itu, belajar seharusnya dianggap sebagai investasi jangka panjang, bukan beban. Meskipun sulit, proses belajar menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan cara berpikir yang luar biasa.
Jika kita mampu menahan lelahnya untuk belajar, kita akan lebih siap menghadapi kesulitan dan menghindari akibat buruk dari kebodohan. Ingatlah, bahwa kebodohan merugikan tidak hanya diri kita sendiri, tetapi juga orang lain.
Pengaruh Belajar terhadap Cara Berpikir
Belajar bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membentuk cara kita berpikir. Orang yang terbiasa belajar cenderung berpikir lebih logis, analitis, dan kritis. Sedangkan orang yang jarang belajar atau tidak pernah merenung, cenderung berpikir secara dangkal dan sulit memahami konsep yang kompleks.
Hal ini terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang suka belajar berbeda dengan orang yang hanya bermain tanpa memikirkan masa depan.
Jika kita bergaul dengan orang yang malas, pembicaraan kita akan terbatas pada hal-hal yang tidak produktif dan mungkin tidak bermanfaat bagi perkembangan diri kita. Sebaliknya, jika kita sering bergaul dengan orang yang rajin belajar, kita akan terbawa dalam percakapan dan diskusi yang lebih bermakna.
Salah satu alasan mengapa orang pintar sering berkumpul dengan orang yang lebih pintar, sementara orang yang malas lebih sering berkumpul dengan orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan lingkungan di mana kita hidup. Pergaulan yang baik adalah faktor kunci dalam kesuksesan dan perkembangan pribadi.
Jika kita ingin berkembang dan menjadi lebih baik, kita harus mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Pergaulan yang baik akan mendorong kita untuk terus belajar, berpikir kritis, dan memperbaiki diri.
Burung Akan Terbang dengan Jenis yang Sama
Perumpamaan "burung akan selalu terbang bersama dengan bulu yang sama dan jenis yang sama" menggambarkan bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain. Orang-orang yang memiliki sifat dan kebiasaan yang sama biasanya berkumpul.
Kita cenderung bergaul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan serupa. Jika kita malas dan tidak belajar, maka akan terus memperkuat kebiasaan buruk dan membuat sulit bagi kita untuk keluar dari zona nyaman.
Sebaliknya, kita akan terdorong untuk melakukan hal yang sama jika kita memilih untuk bergaul dengan orang-orang yang rajin belajar dan berusaha mengembangkan diri. Kita akan mendapatkan motivasi untuk belajar lebih banyak dan menjadi lebih baik dalam lingkungan yang positif.
Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang yang sukses biasanya ditemani oleh orang-orang yang sukses juga. Mereka berkolaborasi satu sama lain dan saling mendorong untuk terus maju.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memilih lingkungan yang sesuai untuk berinteraksi dengan orang lain. Untuk keluar dari lingkaran kebiasaan buruk dan menjalani kehidupan yang lebih produktif dan bermakna, kita harus mengelilingi diri kita dengan orang-orang yang dapat membantu kita berkembang.
Harga dari Kebodohan
Kebodohan memiliki konsekuensi yang sangat mahal. Orang yang tidak belajar akan mudah ditipu, dimanfaatkan, dan sering tertinggal dalam persaingan hidup. Orang yang tidak mempersiapkan diri akan menghadapi banyak tantangan di dunia ini yang keras.
Tidak hanya kekurangan pengetahuan, kebodohan juga mencakup ketidakmampuan untuk berpikir secara kritis dan membuat keputusan yang bijaksana.
Banyak orang akhirnya menyesali kebodohan mereka setelah mengetahui bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan mereka. Mereka mungkin kehilangan pekerjaan, kehilangan hubungan sosial, atau bahkan terjerumus dalam situasi yang tidak menguntungkan.
Hal itu adalah semua hasil dari ketidakmampuan untuk belajar dan tumbuh. Musuh terbesar untuk kemajuan diri adalah kebodohan.
Untuk mencegah hal ini terjadi, kita harus berkomitmen untuk belajar sepanjang hidup. Tidak ada kata terlambat untuk belajar lebih banyak dan memperbaiki diri sendiri.
Kita dapat menghindari banyak masalah dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah yang lebih besar dengan belajar. Belajar adalah satu-satunya cara untuk menghindari kebodohan, karena harganya terlalu mahal untuk diabaikan.
Mengatasi Keterlambatan dengan Perencanaan yang Matang
Masalah yang paling umum adalah kebiasaan menunda pekerjaan. Ketika kita menunda tugas, maka akan semakin menumpuk dan menjadi lebih sulit untuk diselesaikan. Pada akhirnya, kita akan terjebak dalam tekanan waktu yang mengharuskan kita bekerja tanpa perencanaan yang matang dan terburu-buru. Sehingga ini akan memperburuk keadaan dan memperburuk hasil pekerjaan.
Jadwal yang terorganisir adalah cara untuk mengatasi kebiasaan menunda. Adanya perencanaan yang jelas akan membantu kita mengatur waktu dan menyelesaikan tugas tepat waktu dan menghindari kejar-kejaran dengan tenggat waktu, yang hanya menambah stres dan tekanan.
Perencanaan yang matang tidak hanya memungkinkan kita menyelesaikan tugas tepat waktu, tetapi juga memungkinkan kita untuk menilai hasil pekerjaan dengan lebih baik. Dengan disiplin waktu yang baik, kita dapat bekerja lebih efisien dan produktif tanpa merasa terburu-buru atau tertekan.
Masalah Kecil yang Tidak Terselesaikan
Masalah besar seringkali berasal dari masalah kecil yang diabaikan. Jika kita tidak menyelesaikan masalah kecil dengan segera, tentu akan menumpuk dan menjadi masalah yang lebih besar dan kompleks.
Inilah yang sering kali menyebabkan banyak orang kewalahan dan tidak tahu bagaimana mengatasi masalah mereka.
Sebagai contoh, menunda tugas-tugas kecil, seperti tugas kantor atau pekerjaan rumah. Mungkin ini terlihat sepele pada awalnya. Namun, ketika tugas-tugas tersebut tidak diselesaikan segera, mereka menjadi lebih banyak dan membuat diri sendiri harus bekerja lebih keras.
Pada akhirnya, kita akan merasa tertekan oleh jumlah pekerjaan yang menumpuk, yang hanya akan memperlambat produktivitas kita.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menyelesaikan setiap masalah dengan hati-hati. Jangan biarkan masalah kecil berkembang menjadi masalah besar yang sulit diatasi. Dengan menyelesaikan semua tugas dan masalah tepat waktu, kita dapat menghindari tekanan yang tidak perlu dan menjalani hidup dengan lebih tenang.
Bergerak Maju dengan Tekad yang Kuat
Kita membutuhkan motivasi yang kuat dari dalam diri kita untuk keluar dari kebiasaan malas dan bergerak maju.
Orang lain mungkin menawarkan nasihat dan teguran, tetapi keinginan nyata untuk berubah harus berasal dari diri kita sendiri. Motivasi internal akan mendorong perubahan dan menghadapi berbagai tantangan.
Untuk mencapai potensi terbaik kita, menetapkan tujuan yang jelas dan tetap disiplin dalam menjalankan rencana adalah kuncinya. Disiplin tidak hanya membantu dalam mengatasi kemalasan, tetapi juga membantu kita membangun kebiasaan yang baik yang akan membawa kita lebih dekat ke kesuksesan.
Jika kita tidak memiliki tujuan yang jelas, kita mudah tergoda untuk kembali ke kebiasaan lama yang tidak berguna.
Memiliki tekad yang kuat untuk belajar dan berkembang adalah modal penting untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan. Dengan tekad ini, kita dapat melangkah lebih jauh dan menghadapi setiap tantangan dengan lebih percaya diri.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.