Mengenal Wawancara dalam Dunia Jurnalistik

Ilustrasi wawancara cegat pintu. (Foto: freepik).

Penulis: Mg Siti Nurhaliza Safitri

EDUKASIA.ID - Wawancara merupakan salah satu keahlian yang wajib dimiliki oleh seorang jurnalis. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber.

Sebagai sebuah data, informasi yang diperoleh dari narasumber kemudian akan diolah menjadi karya jurnalistik, bisa berupa berita, feature, atau opini.

Menurut Myles Martel, terdapat beberapa tujuan dari wawancara, yaitu untuk memastikan kebenaran dan aktualitas fakta, memperoleh pernyataan resmi langsung dari sumbernya, menggali point of view, hingga memperkuat kredibilitas media massa.

Wawancara bisa dilakukan dengan dua cara, yakni bertatap muka langsung dengan narasumber atau bisa juga secara tidak langsung, seperti melalui telepon, email, dan platform yang menyediakan fitur chatting.

Merujuk dari buku “Dasar-Dasar Jurnalistik”, terdapat berbagai jenis wawancara yang dapat dilakukan oleh wartawan dalam mencari informasi, di antaranya yaitu:

Wawancara On The Spot

Wawancara yang dilakukan langsung di tempat kejadian dengan berbagai narasumber, misalnya di lokasi kebakaran.

Wawancara Sambil Lalu (Casual Interview)

Wawancara yang dilakukan tanpa adanya perjanjian dengan narasumber, misalnya mewawancarai seorang pejabat sebelum, setelah, atau di tengah berlangsungnya sebuah acara.

Wawancara Pribadi (Personal Interview)

Wawancara untuk memperoleh data mengenai diri pribadi dan pemikiran narasumber, disebut juga wawancara biografi.

Wawancara Berita (News-peg Interview)

Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi, atau pandangan narasumber mengenai suatu masalah atau peristiwa.

Wawancara Telephone (Telephone Interview)

Wawancara yang diperoleh melalui sambungan telepon. Biasanya dilakukan apabila wartawan sudah mengenal baik narasumber serta informasi diambil untuk melengkapi sebuah berita.

Wawancara Eksklusif (Exclusive Interview)

Wawancara yang dilakukan secara khusus, tidak bersama wartawan dari media lain.

Wawancara Tertulis (Question Interview)

Wawancara yang dilakukan melalui email atau bentuk komunikasi tertulis lainnya.

Wawancara Cegat Pintu (Door Stop Interview)

Wawancara dengan cara mencegat narasumber di sebuah tempat, misal tersangka korupsi yang baru keluar dari gedung KPK.

Interview From The Outside

Wawancara yang biasanya digunakan untuk liputan investigasi dan melibatkan keseluruhan subjek wawancara.

Smoking-Gun (Shotgun) Interview

Wawancara yang dilakukan dengan menunjukkan data dan fakta berupa barang bukti pada narasumber.

Sementara William L. Rivers dan Cleve Mathews dalam buku “Etika Media Massa dan Kecenderungan untuk Melanggarnya” menjelaskan terdapat empat sifat wawancara dalam lingkungan pers internasional, di antaranya adalah:

On the Record

On the Record merupakan sifat wawancara yang paling sering dilakukan oleh para reporter.

Nama dan jabatan narasumber dapat digunakan dan informasi yang didapatkan boleh dikutip langsung serta bisa dimuat di media massa.

Off the Record

Narasumber tidak boleh disebutkan serta informasi yang didapat tidak boleh dimuat di media massa.

Biasanya, wawancara off the record dilakukan ketika narasumber meminta kepada wartawan agar informasi yang mereka sampaikan tidak untuk dipublikasi pada khalayak luas.

Wawancara off the record berguna bagi reporter untuk memahami sebuah permasalahan, namun sebaiknya wawancara ini dihindari sebab tidak dapat diolah menjadi produk jurnalistik.

On the Background

Diperbolehkan untuk menyiarkan informasi yang diberikan oleh narasumber menggunakan kutipan langsung, namun nam dan jabatan narasumber tidak boleh disebutkan.

Pada kasus ini, dapat digunakan istilah seperti “menurut sumber di departemen/badan …” sesuai dengan persyaratan yang disepakati dengan narasumber.

On Deep Background

Informasi yang didapatkan dapat dimuat, namun tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau menyebut nama, jabatan, dan instansi narasumber.