Menilik Jejak Peradaban yang Terlupakan Melalui Jurnalisme Investigatif

0

 

Poster serial Ancient Apocalypse. (Foto: Netflix).

Penulis: Mg Siti Nurhaliza Safitri

Identitas Serial:

Judul: Ancient Apocalypse
Presenter: Graham Hancock
Produser Eksekutif: Bruce Kennedy
Akses Menonton: Netflix
Tanggal Rilis: 11 November 2022
Jumlah Episode: 8
Durasi: 29 - 34 menit

EDUKASIA.ID - Ancient Apocalypse merupakan serial dokumenter Netflix yang rilis tahun 2022 lalu. Serial ini dibawakan oleh Graham Hancock, seorang jurnalis yang tertarik pada bidang arkeologi. Dalam total delapan episode, ia mengunjungi berbagai situs bersejarah dan memaparkan teorinya mengenai peradaban yang hilang sejak Zaman Es.

Dalam memaparkan teorinya, serial ini dipenuhi oleh opini sang jurnalis, namun tetap dibuktikan dengan fakta. Untuk itu, ia seringkali mewawancara narasumber yang kompeten pada bidang terkait.

Hal ini dapat dilihat pada episode pertama saat Hancock menelusuri situs Gunung Padang, Jawa Barat untuk memastikan teorinya bahwa dahulu terdapat peradaban yang maju di sana. Menurutnya, batuan yang terdapat di Gunung Padang tidak muncul secara alamiah, melainkan telah diatur oleh tangan manusia.

Untuk membuktikan teori ini, ia mewawancarai seorang Arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar yang pernah mengadakan penelitian di Gunung Padang pada 2012 silam. Menurut Ali, batuan di situs Gunung Padang memang diimpor dari lokasi lain.

Selain mewawancara narasumber, Hancock juga mengadakan riset sebelum mengunjungi situs, salah satunya mempelajari mitos setempat. Ia menyimpulkan bahwa sering kali ada keselarasan antara mitos dengan fakta yang terjadi.

Ia pun melakukan riset data melalui berbagai arsip lama, salah satunya dapat dilihat dalam episode empat ketika Hancock meneliti peta kuno untuk mengetahui apakah batuan megalitik yang terdapat di Bimini Road, Kepulauan Bahama terstruktur secara alami atau buatan manusia.

Dalam proses mencari fakta, tak jarang Hancock ditemukan dengan jalan buntu. Misalnya saat mengunjungi situs Serpent Mound di Ohio, Amerika Serikat, Hancock tidak diizinkan untuk masuk ke kawasan tersebut. Menurut pengelola setempat, teori Hancock tidak sesuai dengan apa yang mereka yakini tentang situs tersebut, sehingga mereka tidak mengizinkannya untuk masuk.

Graham Hancock menggunakan ilmu Jurnalisme Investigasi dalam perjalanannya mengumpulkan jejak peradaban manusia yang terlupakan. Jurnalisme Investigasi adalah proses pengungkapan berbagai hal yang disembunyikan oleh orang berkuasa dan berperan untuk mengungkapkan kebenaran kepada publik disertai dengan fakta yang relevan. 

Dalam kasus Hancock, ia mengungkapkan fakta yang menurutnya ditutupi oleh para arkeolog dengan cara mengunjungi berbagai tempat bersejarah sekaligus memaparkan teori yang berlandaskan fakta kepada masyarakat.

Kelebihan:

Selain membuka sudut pandang baru mengenai sejarah peradaban manusia yang terlupakan, serial ini memiliki kelebihan tersendiri, salah satunya seperti visualisasi yang apik. Mereka juga menyediakan ilustrasi gambaran asli dari bangunan yang sudah menjadi puing-puing.

Sikap optimis dari sang presenter, Graham Hancock juga patut diacungi jempol. Walau sempat ditolak oleh pengelola situs bersejarah, hal tersebut tidak mematahkan semangat Hancock dalam menyampaikan teorinya pada penonton.

Kekurangan:

Hancock membuat berbagai pertanyaan yang dapat menggiring opini penonton agar sependapat dengan teorinya. Tak jarang ia menyalahkan para arkeolog atas kurangnya fakta yang ia miliki.

Narasi yang disampaikan juga cenderung provokatif karena Graham Hancock lebih banyak membagikan opininya terhadap penonton dibandingkan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Tak jarang ia mencocokan teorinya dengan mitos setempat tanpa diikuti oleh fakta karena memang belum terungkap sepenuhnya oleh para arkeolog maupun sejarawan.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top