Rendang, Kuliner Ikonik dari Sumatera Barat yang Mendunia

Masakan rendang khas Minangkabau. Foto Pixabay.

Penulis: Mg. Agustin Fajariah Asih

EDUKASIA.ID
- Rendang, masakan tradisional khas Minangkabau, telah menjadi salah satu ikon kuliner yang paling dikenal di Indonesia dan bahkan di dunia. Masakan ini tidak hanya terkenal karena cita rasanya yang kaya, tetapi juga karena sejarah panjang dan filosofi yang mendalam di balik pembuatannya.

Rendang sudah mulai dikenal sejak abad ke-16, sebagaimana diungkapkan Muhammad Arviandi Hakim, seorang peneliti yang mengutip sejarawan Universitas Andalas, Gusti Anan.

Makanan itu disebut menjadi pilihan makanan oleh para perantau Minangkabau ketika mereka melakukan perjalanan panjang menuju Selat Malaka dan Singapura. 

Perjalanan yang memakan waktu hingga satu bulan tersebut membuat mereka memerlukan makanan yang tahan lama, dan rendang memenuhi kebutuhan ini.

Arviandi juga menyebutkan bahwa catatan sejarah mengenai rendang dapat ditemukan dalam tulisan Kolonel Stuers pada tahun 1827.

"Dalam catatan tersebut, ada deskripsi mengenai makanan yang dihitamkan dan dihanguskan, yang merujuk pada teknik memasak rendang," tambahnya.

Teknik ini, lanjut Arviandi, merupakan cara pengawetan yang lazim digunakan oleh masyarakat Minangkabau untuk memastikan makanan tetap layak dikonsumsi dalam waktu lama.

Secara etimologis, kata 'rendang' berasal dari kata 'merandang', yang berarti memasak santan hingga kering secara perlahan. Rendang juga memiliki makna filosofis yang mendalam dalam budaya Minangkabau, di mana empat bahan pokoknya—daging sapi, kelapa, cabai, dan bumbu-bumbu—melambangkan elemen penting dalam struktur sosial masyarakat Minangkabau.

"Daging sapi melambangkan Niniak Mamak sebagai pemimpin adat, kelapa mewakili Cadiak Pandai atau kaum intelektual, cabai sebagai simbol Alim Ulama, dan bumbu-bumbu yang merepresentasikan seluruh masyarakat Minangkabau," jelas Arviandi.

Dikutip dalam Jurnal Acta Diurna Vol. 16 No.1 2020 berjudul Makna Komunikasi di Balik Makanan Tradisional karya Chusmeru, rendang memiliki posisi terhormat dalam tradisi Minangkabau, menjadi hidangan wajib dalam acara-acara istimewa seperti upacara adat, kenduri, atau ketika menyambut tamu kehormatan. Dalam konteks ini, rendang tidak hanya berfungsi sebagai makanan, tetapi juga sebagai identitas budaya yang memperkuat komunikasi sosial di kalangan masyarakat Minangkabau.

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top