Penulis: Ahmad Baedowi, M.Si, Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia
EDUKASIA.ID - Setiap tanggal 22 Oktober sudah ditetapkan sebagai peringatan Hari Santri Nasional (HSN). Seluruh Masyarakat negeri ini yang bergelar santri, alumni, simpatisan atau siapapun yang dekat dengan kalangan santri akan terdorong ikut merayakan. Peringatan Hari Santri bukan hanya sekedar seremoni ataupun acara rutinan, namun memiliki makna yang sangat dalam meliputi peran dan tanggungjawab santri dalam kehidupan di Masyarakat.
Santri dididik dan disiapkan untuk menjadi insan yang mampu dan mumpuni dalam menjawab segala macam persoalan dalam kehidupan di Masyarakat. Selain sebagai informal leader Santri juga dibekali kemampuan memimpin dalam berbagai sektor termasuk sektor formal kepemimpinan bangsa. Sudah banyak bukti dan contoh bagaimana peran para santri dalam berkiprah membangun negeri ini. Sebut saja KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Presiden Keempat Republik Indonesia merupakan jebolan Pesantren yang dengan potensi dan kemampuannya mampu menjadi orang nomor satu di negeri ini. Atau KH. Ma’ruf Amin yang mendampingi Presiden ketujuh Ir. Joko Widodo dalam mengarungi kepemimpinan bangsa. Dan masih banyak yang lain santri yang menjadi formal leader baik di ranah eksekutif, legislative maupun yudikatif.
Peran nyata tersebut menjadi bukti bahwa santri tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena dalam membangun bangsa yang besar ini harus ada sinergi antar komponen anak bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Lebih-lebih kita akan menghadapi 100 tahun kemerdekaan atau Indonesia Emas 2045. Maka dari itu pentingnya kontribusi santri dalam menjaga kesinambungan perjuangan menuju masa depan yang lebih baik. Dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045. Dengan semangat kemandirian, sinergi dan kolaborasi santri diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang mendukung kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Dalam hal Pembangunan dan kepemimpinan nasional, santri bukan hanya sebagai pewaris tradisi agama, tetapi juga sebagai generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi aktif dalam pembangunan negara. Diantara mengimplementasikan peran santri adalah dengan menghidupkan Kembali semangat Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1945. Fatwa ini menggerakkan santri untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari kembalinya penjajah. Semangat ini menginspirasi pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, di mana santri dan rakyat bersatu mempertahankan kedaulatan bangsa.
Semangat perjuangan dari Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama ini merupakan warisan moral bagi santri masa kini untuk mengarungi masa depan dimana saat ini, medan perjuangannya berupa tantangan global yang mengharuskan santri untuk menjaga nilai kebangsaan sambil memperkuat peran mereka di kancah internasional. Di era globalisasi, santri kalangan santri di era sekarang harus mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tidak hanya mumpuni dalam bidang ilmu agama saja.
Kepemimpinan nasional juga membutuhkan dan menantikan peran santri untuk diisi agar wajah bangsa ini menjadi inklusif dan toleran karena tugas santri bukan hanya membangun harmoni sosial di tengah Masyarakat, santri tidak hanya menjadi penjaga nilai-nilai keislaman di dalam negeri tetapi juga duta perdamaian di dunia sesuai dengan ajaran dasar bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin.
Dengan mengintegrasikan semangat nilai-nilai luhur ajaran santri dengan pengetahuan modern santri akan mampu menjawab tantangan zaman dan diharapkan mampu menjadi pemimpin yang berintegritas dan membawa perubahan positif bagi bangsa.
Salah satu momentum penting dalam sinergi untuk masa depan bangsa yang gemilang adalah peringatan Hari Santri Nasional dan juga pelantikan Presiden Kedelapan Republik Indonesia Periode 2024-2029 Prabowo Subianto yang harus dijadikan cambuk bagi santri untuk bisa berkiprah dalam kepempinan nasional. Tentu harus memperbaiki kualitas diri dengan lmu dan skill (keterampilan) yang dibutuhkan sesuai situasi zaman serta harus berpikiran terbuka terhadap isu kontemporer, terutama dalam bidang sosial dan politik.
Dengan semangat dan memahami makna peringatan Hari Santri Nasional (HSN) semoga menjadi inspirasi bagi santri masa kini untuk terus berjuang, bukan dengan senjata, tetapi dengan pengetahuan, kearifan, semangat melayani masyarakat serta mampu bersinergi dengan semua lini. Dengan ini, santri tidak hanya menjadi penerus tradisi keilmuan, tetapi juga agen perubahan (agen of change) yang siap membangun Indonesia yang lebih maju, adil, dan berkeadaban.
Selamat Hari Santri Nasional tahun 2024 “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.