Penulis: Agustina Intan Salsabila, Mahasiswa UIN Walisongo
EDUKASIA.ID - Agama secara tradisional berfungsi sebagai panduan moral yang mendorong individu untuk peduli pada kesejahteraan sesama. Nilai-nilai seperti keadilan, cinta kasih, dan solidaritas menjadi landasan dalam banyak ajaran agama.
Pada era digital saat ini, agama dan aktivisme mengalami transformasi yang menarik, di mana teknologi berperan besar dalam memperluas jangkauan pesan spiritual dan sosial. Di masa lalu, banyak gerakan sosial besar dipimpin oleh tokoh-tokoh agama, seperti Mahatma Gandhi dengan gerakan non-kekerasan, Martin Luther King Jr. dalam gerakan hak-hak sipil. Prinsip-prinsip ini tetap relevan pada era digital. Banyak kelompok agama dan tokoh spiritual yang menggunakan platform digital untuk mengedukasi dan menginspirasi pengikutnya agar terlibat dalam perubahan sosial. Dari kampanye melawan kemiskinan hingga advokasi untuk lingkungan, suara agama sering kali menjadi dorongan moral bagi aktivisme.
Teknologi memungkinkan penyebaran pesan agama dan sosial dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram menjadi platform utama bagi tokoh agama dan organisasi berbasis agama untuk menjangkau audiens global. Mereka tidak hanya menyebarkan ajaran agama, tetapi juga memperjuangkan isu-isu seperti keadilan sosial, hak asasi manusia, dan perubahan iklim.
Contohnya yaitu banyak tokoh agama menggunakan media sosial untuk menyuarakan sikap mereka tentang isu-isu penting. Ustadz Hanan Attaki, misalnya, selain mengadakan kajian ke berbagai kota di Indonesia, beliau juga menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan dakwahnya tentang semangat hijrah terutama bagi anak muda yang mungkin banyak terbawa arus pergaulan bebas di zaman sekarang. Banyak sekali konten dakwah ustadz Hanan Attaki yang tersebar di media sosial, seperti tiktok dan Instagram yang mampu menarik banyak jamaah kaum milenial untuk mengikuti kajian tersebut.
Media sosial juga memungkinkan terbentuknya komunitas virtual, di mana orang-orang yang berbagi keyakinan dan nilai dapat bergabung dalam percakapan yang lebih luas tentang keadilan sosial dan perubahan.
Meskipun teknologi menawarkan banyak peluang, ada juga tantangan yang harus dihadapi oleh agama dan aktivisme dalam era digital. Salah satu tantangan terbesar adalah disinformasi dan fragmentasi informasi. Dalam konteks keagamaan, penyebaran ajaran agama yang salah atau ekstremisme dapat memperkeruh suasana, alih-alih mendorong dialog yang konstruktif.
Selain itu, tidak semua kelompok keagamaan memiliki akses yang sama terhadap teknologi, yang dapat menciptakan kesenjangan digital. Banyak komunitas miskin atau terpencil yang masih belum terjangkau oleh infrastruktur teknologi modern, sehingga kesulitan untuk terlibat dalam gerakan sosial berbasis digital. Untuk mengatasi tantangan tersebut, banyak organisasi agama dan aktivis sosial yang menciptakan konten kreatif di media digital. Video, infografis, podcast, dan blog sering digunakan untuk menjelaskan isu-isu kompleks dengan cara yang lebih mudah dipahami. Hal ini memungkinkan masyarakat yang lebih luas, terutama generasi muda, untuk terlibat dalam diskusi tentang isu-isu sosial yang penting.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, banyak organisasi agama dan aktivis sosial yang menciptakan konten kreatif di media digital. Video, infografis, podcast, dan blog sering digunakan untuk menjelaskan isu-isu kompleks dengan cara yang lebih mudah dipahami. Hal ini memungkinkan masyarakat yang lebih luas, terutama generasi muda, untuk terlibat dalam diskusi tentang isu-isu sosial yang penting.
Agama dan aktivisme di era digital saling melengkapi dalam membangun kesadaran sosial yang lebih luas. Melalui platform digital, komunitas agama dapat menyebarkan nilai-nilai moral mereka sambil mendorong perubahan nyata di masyarakat. Meskipun ada tantangan, potensi kolaborasi lintas agama dan penggunaan teknologi digital untuk kebaikan sosial adalah kekuatan besar yang terus berkembang di masa depan.
*EDUKASIA.ID mengundang Guru, Dosen, dan Mahasiswa maupun khalayak umum untuk terlibat dalam jurnalisme warga dengan mengirimkan berita, artikel, atau video terkait pendidikan, isu sosial, reliji, dan perkembangan terbaru. Berikan perspektif dan suara Anda untuk membangun wawasan publik. Kirim karya Anda melalui WhatsApp: 085640418181, Email: redaksi@edukasia.id. Terima kasih
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.