Ingin TPQ ‘Naik Kelas,’ Badko LPQ Gondoriyo Semarang Latih Branding dan Digitalisasi Bagi Ustadz-ustadzah

0
Pelatihan ustadz-ustadzah TPQ oleh Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan AL-Qur'an (Badko LPQ) Gondoriyo Ngaliyan Kota Semarang di Masjid Al Ijtihad, Perumnas Bukit Beringin Lestari, Ngaliyan, Minggu (17/11/2024). Foto ist.

Semarang. EDUKASIA.ID - Dalam rangka menaikkan kapasitas Taman Pendidikan AL Qur'an (TPQ), Badan Koordinasi Lembaga Pendidikan AL-Qur'an (Badko LPQ) Gondoriyo Ngaliyan Kota Semarang mengadakan upgrading ustadz-ustadzah TPQ, di Masjid Al Ijtihad, Perumnas Bukit Beringin Lestari, Ngaliyan, Minggu (17/11/2024).

Koordinator Badko LPQ Gondoriyo, Moh Munir menyatakan, pelatihan bertema ‘Eksistensi TPQ di Era Digital: Tantangan dan Strategi Berkelanjutan’ dipilih untuk meningkatkan kapasitas TPQ, tahun ini khusus pada digitalisasi LPQ. 

“Sengaja tahun ini temanya adalah digitalisasi, tahun depan akan berbeda misalnya tentang tahsin,” jelas Moh Munir.

Menurutnya, ini adalah putaran pelatihan keempat bagi guru-guru TPQ se kelurahan Gondoriyo, setelah sebelumnya mereka mengikuti pelatihan dengan tema yang sama. 

Pemred EDUKASIA.ID, HM Miftahul Arief selaku narasumber menjelaskan, TPQ mrupakan pondasi pertama anak mengenal Al Qur’an, sebelum ia menjadi sosok pintar, misalnya menjadi penghafal Al Qur’an.

“Sebelum menjadi hafidz Qur’an, anak belajar di TPQ. Jadi pondasi sebelum anak menjadi pintar, anak diajari ‘abatasa’ dan sebagainya, sebelum meniti fase keilmuan selanjutnya” ujarnya.

Arief juga mengingatkan, ustadz-ustadzah TPQ perlu memberikan variasi pembelajaran, misalnya dengan memperbanyak sumber belajar audio visual, yang identik dengan teknologi.

“Anak-anak sekarang dihadapkan disrupsi teknologi, maka guru TOQ harus adaptif dengan teknologi, agar tidak ketinggalan,” tukasnya.

Mirisnya, menurutnya, saat ini banyak yang kurang memperhatikan TPQ. Untuk itu. TPQ perlu meenaikkan branding dan mengkesposnya, disamping tetap memperbaiki kualitas disamping kuantitas pembelajarannya.

“Branding itu perlu, perbanyak publikasi agar terbangun ‘trust' publik, dengan itu orang tua lebih yakin memasukkan anaknya di TPQ, yang belum kenal bisa jadi kenal, karena tak kenal maka tak sayang,” tambahnya.

Foto bersama para ustadz-ustadzah, setelah pelatihan Eksistensi TPQ di Era Digital: Tantangan dan Strategi Berkelanjutan. Foto ist.

Salah satu peserta, Ambar dari TPQ Asy Syukur mengaku senang mengikuti pelatihan itu, dia bercerita dinamika TPQ yang dikelolanya bersama 3 orang lainnya.

“Kenapa ya, di TPQ saya banyak yang keluar masuk anaknya? Sepertinya mereka lebih nyaman mendatangkan guru privat mengaji dibandingkan memasukkan anaknya ke TPQ,” ungkap Ambar.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.

Posting Komentar (0)
Pixy Newspaper 11

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top