Penulis: Fitri Yatul Aliyah, Yessyca Aora Damayanti, Athiyatul Khoiriyah, Ummi Zahrotun Nadhiroh
Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang
fitriyatulaliyah09@gmail.com, yessyca.aoradm@gmail.com, athiyatulkh22@gmail.com, ummizahrotunnadhiroh@gmail.com
ABSTRACT
This article discusses the
development of tourism and culinary potential in Mijen District with a case
study of Soto Sawah Mbak Tutik. Mijen District has quite large tourism
potential, while soto is a culinary business that is in demand by all levels of
society. This study aims to analyze the tourism and culinary potential in Mijen
District, the advantages and disadvantages of Soto Sawah Mbak Tutik, the impact
of the establishment of Soto Sawah Mbak Tutik for the surrounding community and
also business development for the future. The research method used is
qualitative with a descriptive approach. Data were collected through
observation, interviews, and documentation studies. The results of the study
show that Mijen District has diverse tourism potential, ranging from nature,
culture, to culinary tourism. Soto Sawah Mbak Tutik has the potential to become
a unique and interesting culinary tourism attraction. Factors that support the
development of tourism and culinary potential in Mijen District include the availability
of natural resources such as vast rice fields, various unique animals and also
the layout of the place that is made as attractive as possible. However, there
are also some shortcomings, namely the lack of land area so that visitors have
to wait a long time and wait a long time, and the lack of professionalism of
the workers. It is hoped that this research can contribute to the development
of tourism and culinary potential in Mijen District and become a reference for
similar research in other areas.
Keywords: Development, Potential,
Tourism, Culinary Soto Sawah Mbak Tutik
ABSTRAK
Artikel ini membahas pengembangan
potensi wisata dan kuliner di Kecamatan Mijen dengan studi kasus Soto Sawah
Mbak Tutik. Kecamatan Mijen memiliki potensi wisata yang cukup besar, sementara
soto merupakan usaha kuliner yang diminati oleh seluruh kalangan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi wisata dan kuliner di
Kecamatan Mijen, kelebihan dan kekurangan Soto Sawah Mbak Tutik, dampak
berdirinya Soto Sawah Mbak Tutik untuk masyarakat sekitar dan juga pengembangan
usaha untuk kedepannya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara,
dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Mijen
memiliki potensi wisata yang beragam, mulai dari wisata alam, budaya, hingga
kuliner. Soto Sawah Mbak Tutik memiliki potensi untuk menjadi daya tarik wisata
kuliner yang unik dan menarik. Faktor-faktor yang mendukung pengembangan
potensi wisata dan kuliner di Kecamatan Mijen meliputi ketersediaan sumber daya
alam seperti lahan persawahan yang luas, berbagai macam hewan yang unik dan
juga tata letak tempat yang dibuat semenarik mungkin. Namun, terdapat juga
beberapa kekurangan yaitu kurangnya luas lahan sehingga pengunjung harus antre
panjang dan menunggu lama, serta kurangnya profesionalitas dari para pekerja.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan potensi
wisata dan kuliner di Kecamatan Mijen dan menjadi referensi bagi penelitian
serupa di daerah lain.
Kata Kunci: Pengembangan, Potensi, Wisata, Kuliner Soto Sawah Mbak Tutik
PENDAHULUAN
Indonesia, dengan kekayaan budaya
dan kulinernya yang beragam, menawarkan pengalaman wisata kuliner yang unik di
setiap daerah. Di tengah pesatnya perkembangan pariwisata di Tanah Air, wisata
kuliner semakin mencuri perhatian, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan
lokal maupun mancanegara. Desa-desa di Indonesia, dengan tradisi dan kearifan
lokalnya yang kaya, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi
wisata kuliner yang menarik. Salah satu daerah yang memiliki potensi wisata
kuliner yang menjanjikan adalah Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Kecamatan ini
memiliki beragam potensi wisata, mulai dari keindahan alam berupa hamparan
sawah hijau, udara segar, suasana pedesaan yang tenang, beberapa jenis
fauna, hingga tradisi lokal yang unik
seperti kesenian tradisional dan kuliner khas. Namun menurut data pada BPS yang
dilampirkan di situs web indonesiabaik.id pada tahun 2021 , persentase pemuda usia 16-30
tahun yang bekerja di sektor pertanian adalah 21,9%, atau 3,95 juta orang. (Oktar
2022) Ini
menunjukkan menurunnya minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian.
Hal ini juga didukung dengan data survei yang dilakukan oleh Jakpat dari situs
web CNBC yang menyatakan hanya 6 dari 100 generasi Z berusia 15-26 tahun yang
tertarik bekerja di bidang pertanian.(Putri
2023) Dengan adanya fenomena ini menimbulkan ketertarikan
para milenial untuk lebih mengenalkan pentingnya tenaga kerja di sektor
pertanian yang memang sangat penting untuk peningkatan hasil bahan pangan di
Indonesia.
Di tengah potensi wisata yang
dimiliki, Kecamatan Mijen juga memiliki potensi kuliner yang menarik, khususnya
karena hadirnya Soto Sawah Mbak Tutik tepatnya di
Jalan Duwet No.237, RT.3/RW.02, Tambangan, Kec. Mijen, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50215. Tempat makan ini menawarkan konsep unik "makan di
sawah", memadukan cita rasa soto tradisional dengan suasana pedesaan yang
asri. Walaupun di dalam data survei yang dilakukan oleh lipi terhadap UMKM di Indonesia
menunjukkan bahwa selama pandemi, 94,69% usaha mengalami penurunan penjualan.
Berdasarkan skala usaha, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 49,01%
usaha ultra-mikro, 43,3% usaha mikro, 40% usaha kecil, dan 45,83% usaha
menengah. Berdasarkan lama usaha, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami
oleh 23,27% usaha berusia 0-5 tahun, 10,9% usaha berusia 6-10 tahun dan 8,84%
usaha yang telah berjalan lebih dari 10 tahun. Berdasarkan metode penjualan,
penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 47,44% usaha penjualan
offline/fisik, 40,17% usaha penjualan online, dan 39,41% usaha dengan metode
penjualan offline sekaligus online. (Ka 2020) Pandemi
Covid-19 menyebabkan profit usaha menurun secara signifikan akibat biaya
produksi tetap atau bahkan meningkat sementara penjualan menurun. Tetapi
kenyataannya keberadaan
Soto sawah Bu Tutik telah
menarik perhatian wisatawan lokal maupun dari luar daerah, yang ingin merasakan
sensasi menikmati hidangan lezat di tengah hamparan sawah hijau.
Bahkan penjualannya selama pandemi semakin meningkat, sampai menambah perluasan
wilayahnya ditengah krisisnya pandemi.
Artikel ini melihat dari penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Raka Andika Pratama, Marcellino Sinar Hutama
Pangaribuan, dan Yudi Basuki dalam jurnalnya yang berjudul " Perancangan Kawasan Kampung Tematik Sawah dan
Burung Hantu Menjadi Destinasi Wisata" yang menyimpulkan bahwa
dengan dijadikannya kampung tematik sawah dan burung hantu tersebut menjadi
destinasi wisata merupakan salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian
dengan pengaruhnya terhadap terbukanya kesempatan kerja, mengembangkan daerah dengan
promosi pariwisata, dan berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan yang
ada di kelurahan Tambangan, yakni masih satu daerah di kecamatan Mijen. (Pratama,
Pangaribuan, and Basuki 2022) Pada
beberapa referensi jurnal yang juga meneliti soto sawah mbak tutik yang
dilakukan oleh Adista Bella Nur Rohmah, Renda Aprilia Putri, Ratih Pratiwi, dan
Bima Hermasth pada jurnalnya yang berjudul "Pendekatan Blue Ocean Strategi Dalam Persaingan Bisnis di Kota
Semarang ( Studi Empiris : Soto Sawah Mbak Tutik )", dijelaskan bahwa Soto Sawah Mbak Tutik
senantiasa meningkatkan nilai dagangannya dan tidak pernah berhenti
mengembangkan ragam barang yang dipasarkannya demi mempertahankan tempatnya. Ia
juga menjalankan rangkaian strategi yang tepat. Soto Sawah Mbak Tutik harus
mengikuti struktur empat langkah yang digariskan oleh strategi samudra biru.
Langkah-langkah ini termasuk menyingkirkan perusahaan-perusahaan nakal,
meningkatkan produksi, melakukan promosi melalui media sosial, dan melakukan
inovasi produk baru.(Rohmah et al. 2024) Yang
membedakan dari jurnal sebelumnya artikel
yang
kami buat ini
bertujuan untuk lebih menggali
potensi wisata dan kulinernya yang
ada di Kecamatan Mijen melalui studi kasus Soto Sawah Mbak Tutik. Artikel ini juga
selaras dengan penelitian terdahulu yang berjudul "Strategi pengembangan wisata kuliner desa wisata kampung lama
kabupaten Deli Serdang berbasis potensi lokal" yang dilakukan oleh
Narwasta Murui sinuga.(Sinaga 2023) Perbedaanya
terletak pada penempatan
penelitian dan pembahasannya, dimana
artikel yang kami lakukan
membahas latar belakang berdirinya Soto Sawah, potensi wisata yang dimiliki
Kecamatan Mijen, serta kelebihan, kekurangan, dan dampak dari keberadaan Soto
Sawah terhadap masyarakat sekitar. Selain itu, artikel ini juga akan membahas
upaya-upaya pengembangan yang dapat dilakukan untuk lebih memaksimalkan potensi
yang ada, sehingga Soto Sawah dapat menjadi ikon kuliner dan wisata yang lebih
berkembang di masa depan. Dengan adanya pengembangan yang tepat, diharapkan
Soto Sawah Mbak Tutik dapat menjadi contoh sukses bagi pengembangan kuliner
lokal yang berbasis potensi alam dan tradisi, sekaligus mendukung pariwisata di
Kecamatan Mijen secara keseluruhan
LANDASAN TEORI
1.
Pengembangan
Penelitian pengembangan
didefinisikan sebagai upaya untuk menciptakan produk pembelajaran yang efektif,
seperti bahan ajar, media, dan strategi pembelajaran, yang dapat langsung
diterapkan di sekolah. Fokus penelitian pengembangan bukan pada pengujian
teori, melainkan pada pengembangan produk yang praktis dan bermanfaat untuk
meningkatkan proses belajar mengajar. (Aisyah,
Gipayana, and Djatmika 2017) Menurut Sikula, pengembangan
merupakan proses pendidikan jangka panjang yang terstruktur dan terorganisir.
Tujuannya adalah untuk membantu karyawan manajerial memperoleh pengetahuan secara
konseptual dan teoritis.(Ritonga,
Saepudin, and Wahyudin 2019) Pengembangan merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan
secara teknis, teoritis, konseptual, dan moral yang sesuai kebutuhan pekerjaan
atau jabatan pegawai dengan pendidikan ataupun pelatihan. (Kandou
2013) Dari beberapa pengertian menurut para ahli,
pengembangan dapat disimpulkan sebagai proses sistematis yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan individu, baik teknis, teoritis, konseptual, maupun
moral, melalui pendidikan dan pelatihan yang terstruktur dan terorganisir.
Tujuan akhirnya adalah untuk membantu individu menjalankan tugas dengan lebih
baik, meningkatkan motivasi, dan mempersiapkan mereka untuk kemajuan karier,
baik dalam konteks perusahaan maupun dalam konteks
pengembangan wisata desa.
2.
Potensi
Potensi merupakan kemampuan yang
dapat dikembangkan melalui upaya terencana dan terstruktur. Strategi
perencanaan yang tepat akan menghasilkan hasil maksimal sesuai target. (Jubaedah
and Fajarianto 2021) Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2012) mendefinisikan potensi sebagai kemampuan yang memiliki kemungkinan untuk
dikembangkan, kekuatan dan kesanggupan daya. Wisata kuliner juga memiliki
potensi untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata di suatu daerah. (Izzati
2021) Dengan memahami preferensi wisatawan, kita dapat mengembangkan strategi yang tepat
untuk memaksimalkan potensi kuliner daerah tersebut. Dari pengertian
diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan merupakan kemampuan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal.
3.
Wisata
Menurut Undang-undang Nomor 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah
:
“Kegiatan perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”.
Wisata merupakan perjalanan yang
dilakukan oleh kelompok atau perorangan dengan mengunjungi suatu tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, mencari pengalaman dan juga agar mengetahui
keunikan atau ciri khas dari tempat yang dikunjungi untuk memperoleh kepuasan
tersendiri. (Simanjuntak,
Tanjung, and Nasution 2017) Jadi, pengertian wisata megandung
empat unsur, yaitu kegiatan perjalanan; dilakukan secara sukarela; bersifat
sementara; perjalanan itu seleruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati
obyek dan daya tarik wisata.
4.
Kuliner
Kuliner merupakan hasil olahan makanan dan minuman,
termasuk lauk-pauk dan panganan. Istilah
ini berasal dari bahasa Inggris, "culinary," yang merujuk pada
hal-hal yang berhubungan dengan dapur atau masakan.(Astria
2018) Kuliner juga didefinisikan sebagai aktivitas yang
erat kaitannya dengan konsumsi makanan, yang merupakan kebutuhan pokok dalam
kehidupan sehari-hari. Aktivitas ini
umumnya disertai dengan minuman sebagai pelengkap. Dengan demikian, makanan dan minuman menjadi
dua elemen penting dalam kegiatan kuliner.(Ariani
2021) Berdasarkan kedua definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kuliner merupakan aktivitas yang melibatkan konsumsi makanan
dan minuman yang diolah, baik sebagai kebutuhan pokok sehari-hari maupun
sebagai bentuk seni dan budaya.
METODE PENELITIAN
Dengan melakukan
wawancara mendalam dengan pemilik Soto Sawah Mijen, peneitian ini bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai Soto Sawah Mijen sebagai media untuk
penelitian. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan suatau pendekatan
penelitian dengan menggunakan peneliti sebagai instrumen utama untuk mengkaji
atau menjelaskan suatu keadaan yang sedang diteliti.(Sugiyono
2013)
a. Teknik
pengamatan
Pengamatan
(observasi) merupakan salah satu instrumen penelitian untuk mengamati gejala
atau masalah yang diteliti. Dalam pengamatan ini sangat diperlukan panca indra
manusia (penglihatan dan pendengaran) untuk menangkap gejala yang diamati dan
kemudian gejala tersebut dicacat dan dianalisi untuk ke pembahasan selanjutnya.
(Hasanah 2017) Observasi adalah
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang dialami. Dengan kata
lain, Dilakukannya observasi
digunakan untuk mrndapatkan informasi tentang kelakuan observee yang nyata,
jadi bisa memperoleh gambaran yang lebiih jelas bagaiman suasana sosial yang
susah diperoleh dengan metode lain. (Mania 2008)
b. Wawancara / Interview
Wawancara adalah bentuk komunikasi
antara dua oranag, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan
tertentu. (Mulyadi
2012)
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Potensi
Kelurahan Tambangan Kecamatan Mijen Kota Semarang

Kelurahan Tambangan merupakan salah
satu kelurahan yang ada di Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Letak geografis dari
Kelurahan Tambangan membuat banyak sekali pemandangan alam yang sangat
memanjakan mata. Luas lahan pertanian
sekitar 20 hertar lebih
yang terbentang yang merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat sekitas
menjadi salah satu potensi yang ada di Kelurahan Tambangan. Selain dari luas
lahan pertanian, jika berkunjung ke Kelurahan tambangan juga akan menjumpai
pemandangan alam yang sangat cantik dengan terlihatnya beberapa gunung yang
berjejeran yang seolah-olah mengelilingi lahan pertanian.
Dengan potensi yang dimiliki
tersebut, pemerintah dan juga masyarakat sekitar sangat peka terhadap potensi
alam yang dimiliki, dilakukan pengelolaan yang bijak sehingga menghasilkan
suatu objek wisata kuliner yaitu Soto Sawah Mbak Tutik. Soto Sawah Mbak Tutik
merupakan kolaborasi antara pemerintah desa sekitar, kelompok tani dan juga
pengelola pupuk organik. Pertanian yang dilakukan oleh kelompok tani dan
masyarakat sebagian hasilnya digunakan untuk bahan dasar membuat soto, jadi
soto yang dijual di Soto Sawah Mbak Tutik bahannya dari hasil tani masyarakat
sekitar. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan soto dimanfaatkan untuk
membuat pupuk organik oleh kelompok pengelola pupuk organik sehingga tidak
dibuang sembarangan dan tidak mencemari lingkungan. Pupuk yang dihasilkan dari
limbah soto digunakan untuk pertanian sehingga dalam proses pertanian pupuk
yang digunakan adalah pupuk organik (bukan pestisida) sehingga lebih sehat.
Soto sawah
memperkerjakan sekitar 54 orang pada akhir pekan dan sekitar 30-an orang dihari
biasa, serta layanan parkir disana juga memberikan hasil. Masyarakat sekitar
memiliki semangat dan ingin bekerja mendapakan kesempatan untuk terlibat. Semua potensi yang ada di Kelurahan
Tambangan Kecamatan Mijen dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah
dan masyarakat
sekitar untuk mewujudkan kemandirian desa dan juga kesejahteraan masyarakat
desa.
b.
Latar Belakang Berdirnya Soto Sawah
Mbak Tutik
Soto Sawah Mbak Tutik, yang kini
menjadi ikon kuliner di Kecamatan Mijen, memiliki kisah unik di balik
keberadaannya. Kisah ini bermula dari sebuah warung sekolah kecil yang terletak
di dekat SD Islam Permatasari dan TK Permatasari. Pada masa awal berdirinya, SD
dan TK tersebut belum memiliki kantin sendiri. Hal ini membuat warung sederhana
milik Pak Zainal Arifin dan Bu tutik, yang terletak di dekat sekolah, menjadi
ramai dikunjungi oleh anak-anak sekolah saat jam istirahat. Soto yang dijualnya
menjadi favorit para siswa, karena cita rasa yang lezat dan harga yang
terjangkau. Soto Sawah Mbak Tutik sendiri sudah berdiri sejak lama, kurang
lebih 10 tahun. Namun, popularitasnya semakin menanjak setelah pandemi
Covid-19. Kejadian ini membuat banyak orang mencari alternatif tempat makan
yang nyaman dan aman, dan Soto Sawah Mbak Tutik menjadi pilihan yang tepat.
Dulunya, wilayah Soto Sawah Mbak
Tutik tidak seluas sekarang. Pak Zainal Arifin, pemilik usaha ini, mengatakan
bahwa soto yang dijualnya banyak diminati semua kalangan, tidak hanya fokus
pada satu usia saja. Anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua, menyukai soto
yang disajikannya. Hal ini berbeda dengan makanan lain seperti sate yang tidak
semua orang menyukai.
Karena popularitas Soto Sawah Mbak
Tutik yang semakin meningkat membuat Pak Zainal Arifin memutuskan untuk
memperluas area usahanya. Ia memanfaatkan lahan sawah di sekitar kantin sekolah
untuk mendirikan tempat makan yang lebih besar, sehingga pengunjung dapat
menikmati soto di tengah hamparan sawah yang asri. Pemilihan lokasi di tengah sawah ini tidak
hanya memberikan suasana yang unik dan berbeda, tetapi juga menjadi simbol dari
kearifan lokal dan tradisi masyarakat Desa Mijen. Sawah, yang merupakan sumber
kehidupan bagi masyarakat sekitar, menjadi bagian integral dari konsep Soto
Sawah Mbak Tutik.
Pak Zainal, yang juga diamanai
sebagai ketua kelompok tani di Desa Mijen, memiliki visi untuk mengembangkan
Desa Mijen secara berkelanjutan. Ia melihat potensi besar dari hamparan sawah
yang luas, yang dikelola oleh kelompok tani dan juga beberapa pemilik lahan
dari luar desa. Pak Zainal, bersama dengan Bu Tuti, yang juga sama-sama
memiliki latar belakang pendidikan di bidang peternakan, Mereka memiliki mimpi
besar untuk mengembangkan Desa Mijen menjadi desa yang mandiri dengan sektor
pertanian dan pariwisata sebagai penggeraknya. Mereka juga berkolaborasi dengan
kelompok tani untuk meningkatkan kualitas tanaman padi, mendirikan penangkaran
burung hantu, dan menerapkan sistem pertanian organik. Pak Zainal dan Bu Tuti
juga memanfaatkan limbah dapur untuk pakan ternak, seperti ayam dan itik, yang
dipelihara oleh warga sekitar.
Dari warung soto sederhana hingga
menjadi Soto Sawah Mbak Tutik yang terkenal, perjalanan usaha ini membuktikan
bahwa cita rasa yang lezat, konsep unik, dan ketekunan pemilik usaha dapat
membawa kesuksesan.
c.
Kelebihan Dan Kekurangan Wisata
Kuliner Soto Sawah Mbak Tutik
Wisata kuliner soto sawah “Mbak
Tatik” ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut ada beberapa
kelebihan yang dimiliki wisata kuliner Soto Sawah “Mbak Tatik” Mijen Semarang,
diantaranya:
1.
Tersedia Pemandangan Alam dan Fasilitas Lainnya
Pada soto sawah tidak hanya dapat
menikmati soto saja tetapi pengunjung juga dapat menikmati pemandangan hamparan
sawah yang ada. Selain pemandangan yang indah juga tersedia fasilitas hiburan
lain seperti spot berfoto, terapi
tempat bermain dan tempat karaoke.
2.
Menggunakan Beras Organik
Beras organik tanpa campuran
pestisida yang digunakan berasal dari kelompok tani yang ada di desa tersebut.
3.
Pengelolaan Limbah Terjaga
Hasil limbah bahan pembuatan soto
seperti sisa nasi digunakan untuk pakan ternak. Selain itu sisa cucian air
beras dibuat untuk menyirami tanaman.
4.
Harga Terjangkau
Harga makanan di Soto Sawah Mbak
Tatik relatif terjangkau, sehingga cocok untuk semua kalangan, mulai dari
wisatawan hingga warga lokal.
5.
Porsi Suwiran Ayam Banyak
Porsi suwiran ayam diberikan banyak
karena penyedia dan pemotong ayam dilakukan oleh saudara sendiri sehingga
mendapat harga yang relatif murah.
Sedangkan, kekurangan pada wisata
kuliner Soto Sawah “ Mbak Tatik” sebagai berikut.
1.
Antrian Lama dan Ramai Pada Saat Hari Sibuk
Pada waktu-waktu tertentu, terutama
akhir pekan atau jam makan siang, tempat ini bisa sangat ramai, sehingga
pengunjung mungkin harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan tempat atau
dilayani.
2. Akses yang Cukup Sulit dan Jauh dari Kota
Beberapa pengunjung mengatakan
bahwa untuk menuju ke lokasi harus melewati gang yang cukup sempit walaupun
bisa dilewati dua mobil diarah berlawanan.
3. Fasilitas yang Masih Kurang Cukup
Fasilitas seperti kamar mandi yang kurang banyak dan parkiran yang
kurang luas.
d.
Dampak Wisata Kuliner Soto Sawah
Mbak Tutik Bagi Masyarakat
Dampak adanya wisata kuliner Soto
Sawah Mijen : Soto Sawah Mbak Tutik
Adanya
kuliner Soto Sawah Mijen: Soto Sawah Mbak Tutik memiliki beberapa dampak yaitu,
antara lain :
1.
Peningkatan Ekonomi Lokal
Wisata Soto Sawah Mbak Tutik dapat
meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha kuliner dan masyarakat sekitar.
Kunjungan wisatawan tidak hanya berdampak pada penjualan soto, tetapi juga pada
usaha kecil lainnya, seperti penjual makanan (jajanan pasar) dan kerajinan
tangan. Tidak hanya itu, adanya wisata Soto Sawah Mbak Tutik membuka peluang
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dikarenakan dalam pemilihan
karyawan atau tenaga kerja, Soto Sawah Mbak Tutik memilih memperkerjakan
masyarakat sekitar, dari anak muda sampai ibu-ibu, sehingga meningkatkan
pendapatan masyarakat sekitar.
2.
Pengembangan Infrastruktur
Meningkatnya jumlah pengunjung di
Soto Sawah Mbak Tutik, sering kali mendorong perbaikan dan pembangunan
infrastruktur, seperti jalan, transportasi, dan fasilitas umum. Hal ini juga
dapat meningkatkan aksesibilitas kawasan, memberikan manfaat jangka panjang
bagi masyarakat sekitar.
3.
Pelestarian Budaya dan Tradisi
Soto sebagai kuliner lokal berperan
penting dalam pelestarian budaya. Melalui wisata kuliner, masyarakat dapat
memperkenalkan resep tradisional dan teknik memasak, serta memberikan wawasan
tentang sejarah dan tradisi lokal kepada wisatawan
4.
Pemberdayaan Komunitas
Keterlibatan masyarakat dalam
pengembangan wisata soto dapat memberdayakan mereka secara ekonomi dan sosial.
Dengan melibatkan warga dalam pengelolaan dan penyelenggaraan acara, rasa
kepemilikan dan tanggung jawab terhadap budaya lokal semakin kuat. Hal ini
disebabkan buktikan dengan adanya sebuah kelompok tani oleh masyarakat sekitar
yang dinamakan "Ayem Tenang" sebagai penggerak aktivitas agrowisata
di kawasan Soto Sawah tersebut.
5.
Meningkatkan Kesadaran Lingkungan
Wisatawan yang datang juga
berpotensi meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Adanya wisata soto dapat mendorong praktik ramah lingkungan, seperti penggunaan
bahan baku lokal dan pengurangan sampah. Hal ini sejalan dengan program penggunaan sisa limbah makanan yang diolah oleh
komunitas "Ayem Tenang" menjadi pupuk kompos, yang nantinya pupuk tersebut digunakan untuk
pertanian masyarakat sekitar.
e.
Pengembangan Wisata Kuliner Soto
Sawah Mbak Tutik
Pengembangan yang akan dilakukan Soto Sawah Mbak Tutik
yaitu dengan melakukan perluasan parkiran, hal ini dikarenakan banyak
pengunjung yang harus kembali pulang dikarenakan kekurangan lahan parkir,
sehingga tidak menampung kendaraan para pengunjung. Apalagi, ketika musim
liburan, antrian pengunjung bisa sampai berpuluh meter dan akibatnya menganggu
akses jalan, oleh karena itu pengembangan lanjutan yang akan dilakukan pihak
Soto Sawah Mbak Tutik dengan membeli lahan kosong untuk dijadikan parkir. Tidak
hanya itu, pengembangan lanjutan yang akan dilakukan adalah dengan menambah
lahan untuk area edu wisata dan area main bagi pengunjung, dengan adanya program
edukasi wisata, yaitu program kunjungan sekolah untuk menambah wawasan para
murid mengenai pemberdayaan lingkungan alam, tetapi juga digunakan untuk area
bermain bagi para pengunjung, dengan adanya program edukasi wisata, yaitu
program kunjungan sekolah untuk menambah wawasan para murid mengenai
pemberdayaan lingkungan alam, tetapi juga digunakan untuk area bermain bagi
para pengunjung sehingga pengunjung dapat merasakan bermain dan berbaur dengan
alam.
KESIMPULAN
Soto
Sawah Mbak Tutik adalah salah satu ikon wisata kuliner yang ada di Kelurahan
Tambangan Kecamatan Mijen. Tempat ini bermula dari sebuah warung sekolah kecil
yang terletak di dekat SD Islam Permatasari
dan TK Permatasari. Namun, popularitasnya semakin menanjak setelah COVID
-19, dikarenakan banyak orang yang mencari alternatif tempat makan yang nyaman,
aman, terjangkau, dan memiliki rasa yang lezat.
Selain
itu, Soto Sawah Mbak Tutik memiliki beberapa kelebihan sehingga banyak
pengunjung yang kembali lagi untuk datang ke tempat tersebut, antara lain,
tersedia pemandangan alam dan fasilitas lainnya, menggunakan beras organik,
pengelolaan limbah terjaga, memiliki porsi suwiran ayam yang banyak. Namun, ada
beberapa kekurangan dari Soto Sawah Mbak Tutik, antara lain, antrean lama dan
ramai pada hari libur sehingga keterbatasan lahan parkir.
Dari
adanya wisata kuliner Soto Sawah Mbak Tutik memiliki dampak positif bagi
masyarakat, antara lain yaitu, peningkatan ekonomi lokal, pengembangan infrastruktur, pelestarian budaya dan tradisi, pemberdayaan komunitas, dan meningkat akan
kesadaran lingkungan. Dengan adanya dampak yang positif tersebut, diperlukan
pengembangan lanjutan supaya semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat
lokal seperti perlunya perluasan lahan parkir dan lahan edukasi wisata dan area
bermain untuk para pengunjung agar pengunjung yang
datang semakin banyak
DAFTAR
PUSTAKA
Aisyah, Dwi
Wahyuning, Muhana Gipayana, and Ery Tri Djatmika. 2017. “Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Literasi Bercirikan Quantum Teaching Untuk Mengoptimalkan
Pembelajaran Efektif Dan Produktif.”
Ariani, Risa
Panti. 2021. Mengenal KULINER BALI-Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo
Persada.
Astria, Sally.
2018. “Kampong Kuliner Palembang Di Sumatera Selatan.” Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Hasanah, Hasyim.
2017. “Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial).” At-Taqaddum 8(1): 21–46.
Izzati, Himayatul.
2021. “Potensi Pembelajaran Manusia: Perspektif Neurosains Dan Islam.” Alifbata:
Journal of Basic Education 1(1): 64–77.
Jubaedah, Siti,
and Otto Fajarianto. 2021. “Model Pengembangan Desa Wisata Berbasis Kearifan
Lokal Sebagai Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Di Desa Cupang Kecamatan
Gempol Kabupaten Cirebon.” Abdimas Awang Long 4(1): 1–12.
Ka, Ku. 2020.
“Survey LIPI: Penjualan UMKM Turun Akibat COVID-19.” kuka.co.id.
https://kuka.co.id/page/news/survey-lipi-penjualan-umkm-turun-akibat-covid-19
(November 19, 2024).
Kandou, Erlin
Emilia. 2013. “Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Pada PT. Air Manado).” Acta diurna
komunikasi 2(3).
Mania, Sitti.
2008. “OBSERVASI SEBAGAI ALAT EVALUASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN.” Lentera
Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 11(2): 220–33.
doi:10.24252/lp.2008v11n2a7.
Mulyadi, Mohammad.
2012. “Riset Desain Dalam Metodologi Penelitian.” Jurnal Studi Komunikasi
Dan Media 16(1): 71–80.
Oktar, Andrean W.
Finaka dan Rosi. 2022. “Peran Penting Petani Milenial Untuk Indonesia.” one
year ago: 1.
https://indonesiabaik.id/videografis/peran-penting-petani-milenial-untuk-indonesia
(November 20, 2024).
Pratama, Raka
Andika, Marcellino Sinar Hutama Pangaribuan, and Yudi Basuki. 2022.
“Perancangan Kampung Tematik Sawah Dan Burung Hantu Menjadi Kawasan Wisata.” Jurnal
Riptek 16(2): 145–52.
Putri, Aulia
Mutiara Hatia. 2023. “Hanya 6 Dari 100 Gen Z Tertarik Pertanian, Pangan RI
Terancam.” CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230918092732-128-473281/hanya-6-dari-100-gen-z-tertarik-pertanian-pangan-ri-terancam
(November 19, 2024).
Ritonga, Ramayana,
Asep Saepudin, and Uyu Wahyudin. 2019. “Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick
Empat Level Dalam Mengevaluasi Program Diklat Di Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Lembang.” Jurnal Pendidikan Nonformal 14(1): 12–21.
Rohmah, Adista
Bella Nur, Renda Aprilia Putri, Ratih Pratiwi, and Bima Hermastho. 2024.
“Pendekatan Blue Ocean Strategi Dalam Persaingan Bisnis Di Kota Semarang (Studi
Empiris: Soto Sawah Mbak Tutik).” Jurnal Manajemen 11(2): 137–44.
Simanjuntak,
Bungaran Antonius, Flores Tanjung, and Rosramadhana Nasution. 2017. Sejarah
Pariwisata: Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Sinaga, Narwastu
Murni. 2023. “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA KULINER DESA WISATA KAMPUNG LAMA
KABUPATEN DELI SERDANG BERBASIS POTENSI LOKAL.” Tourism, Hospitality and
Culture Insight Journal 3(1).
Sugiyono, Prof. Dr. 2013. METODE PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN R&D. 1st ed. Bandung: Alfabeta.
***
Berkontribusi di EDUKASIA.ID
EDUKASIA.ID mengundang Anda untuk terlibat dalam jurnalisme warga dengan mengirimkan berita, artikel, atau video terkait pendidikan, isu sosial, dan perkembangan terbaru. Berikan perspektif dan suara Anda untuk membangun wawasan publik.
Kirim karya Anda melalui WhatsApp: 085640418181, Email: redaksi@edukasia.id
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.