EDUKASIA.ID - Ahmad Nizam duduk terbengong, saat teman-temannya sesama siswa kelas 4 di MI Miftahul Akhlaqiyah Ngaliyan Semarang bertakziah ke rumahnya. Raut muka kesedihan tergurat pada wajah bocah berusia 10 tahun itu.
Menyibak tetamu yang duduk pada deretan kursi plastik biru, satu persatu teman-temannya menyalami Nizam, turut berempati merasakan kesedihan yang menderanya. Tangis Nizam akhirnya tak terbendung, saat guru-guru menyalaminya.
Nizam, harus merelakan ibunda tercintanya, Rukayah binti Nawawi, sosok satu-satunya yang selama ini merawat dan mencarikan nafkahnya, pergi untuk selamanya. Sang ibu dipanggil Sang Kuasa, akibat tragedi kecelakaan truk rem blong di Ngaliyan Semarang, akhir November 2024.
Kepergian sang ibu, menambah lengkap catatan penderitaan Nizam, bocah yang sebelumnya berstatus yatim sejak balita karena ditinggalkan sang ayah itu, mau tidak mau kini harus menerima kenyataan pilu, menyandang status sebagai anak yatim piatu, Nizam tak lagi memiliki ayah, tak memiliki ibu.
Ibu Nizam adalah single parent yang gigih, sebagai tulang punggung keluarga ia harus mencari nafkah sebagai buruh pada salah satu pabrik. Janda dua anak tersebut itu banting tulang menghidupi Nizam bersama kakaknya, serta satu adik (paman Nizam) yang hingga kini masih belum bekerja.
Dengan segala keterbatasan, Almarhumah ibunda Nizam sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Tak pernah ada satupun catatan keterlambatan pembayaran bahkan tunggakan keuangan di sekolah Nizam.
Keterangan itu didapat dari Kepala MI Miftahul Akhlaqiyah, H. Rifan Ulil Huda. “Tak ada satupun catatan pembayaran Nizam yang telat, selalu tepat waktu meskipun almarhumah ibunya janda dan mencari nafkah sendiri. Itu salah satu yang kami apresiasi,” jelas Rif’an.
Pihaknya menyatakan duka cita mendalam atas kepergian ibunda murid tersebut. Seraya menyampaikan titipan tali asih atau uang duka, salah satu wujud empati kepergian ibunda anak didiknya.
“Kami memberikan santunan 1.5 juta, infaq dari teman-temannya, meski tak seberapa semoga bisa menjadi sedikit pengobat,” sambungnya.
Selain itu, Nizam juga akan diprioritaskan menjadi penerima beasiswa di madrasah, yatim piatu itu akan digratiskan dari seluruh pembayaran, mulai saat ini hingga lulus di MI Miftahul Akhlaqiyah. Pihaknya juga mengetuk donatur yang akan memberikan perhatian finansial pada Nizam.
"Kebutuhan pendidikan biar kami yang menanggungnya hingga lulus, dan kami siap memfasilitasi semisal ada donatur untuk Nizam, karena kebutuhannya bukan hanya pendidikan, kebutuhan harian Nizam pasti lebih banyak, belum tahu siapa yang menanggung," pungkas Rif'an.
Semangat Nizam, kamu akan menorehkan kisah sebagai anak yatim piatu yang cerdas, pilu memang melewatimu, tapi masa depan cerah menantimu, nak!
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.