RELOKASI PASAR BUNGA BANDUNGAN: IMPLEMENTASI UPAYA TATA KELOLA WILAYAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI PEDAGANG DAN MENGATASI KEMACETAN
Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Walisongo, Jl. Walisongo No.3-5, Tambakaji, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa
Tengah
Abstrak: Banyaknya kunjungan wisatawan di Pasar Bunga seusai relokasi, menunjukkan dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Bandungan. Penelitian ini bertujuan untuk membahas serta mengulik efektivitas kebijakan perencanaan pembangunan di wilayah Bandungan yang merelokasi pedagang bunga yang sebelumnya berdagang di sepanjang pinggir jalan utama kemudian direlokasi dan terpusat menjadi satu sehingga menjadi pasar bunga tersendiri dan apakah tata kelola wilayah melalui relokasi tersebut mengurangi angka kemacetan di Bandungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan melalui beberapa proses yaitu observasi lapangan, wawancara, dan studi literatur dari berbagai sumber referensi. Studi ini menunjukkan bahwa dengan relokasi pedagang bunga ke wilayah Pasar Bunga berkontribusi pada peningkatan penghasilan para pedagang dan membawa dampak positif terhadap penurunan angka kemacetan yang terjadi di Bandungan. Selain itu, dengan adaptasi yang cepat bagi pedagang di lingkungan Pasar Bunga yang baru, juga memiliki pengaruh terhadap peningkatan ekonomi mereka.
Kata Kunci: relokasi pasar bunga, angka kemacetan, tingkat ekonomi
Abstract: The number of tourist visits to the Flower Market after the relocation shows a positive impact on the development of tourism in Bandungan. This study aims to discuss and explore the effectiveness of development planning policies in the Bandungan area that relocated flower traders who previously traded along the main roadside were then relocated and centralized into one so that it became a separate flower market and whether regional governance through the relocation reduced the number of traffic jams in Bandungan. This study uses a qualitative descriptive method that is carried out through several processes, namely field observation, interviews, and literature studies from various reference sources. This study shows that the relocation of flower traders to the Flower Market area contributed to increasing the income of traders and had a positive impact on reducing the number of traffic jams that occurred in Bandungan. In addition, with the rapid adaptation of traders in the new Flower Market environment, it also has an influence on improving their economy.
Keywords: flower market relocation, traffic jams, economic levelPENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004, sistem perencanaan pembangunan nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana Pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Dalam perencanaan pembangunan terdapat tujuan yg harus tercapai yaitu mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan, menjamin terciptanya intregasi dan sinkronisasi yang baik antardaerah, menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan; penganggaran; dan pelaksanaan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara dan efektif. Pembangunan adalah salah satu aspek penting dalam suatu tata kelola dengan tujuan utama dalam pembangunan untuk mencapai peningkatan kualitas hidup manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu ada mekanisme dan metode yang tepat dan efektif dalam pelaksanaan pembangunan yang dimana dipahhami dengan sebuah kebijakan.
Penelitian mengenai perencanaan pembangunan dari waktu ke waktu semakin berkembang menyesuaikan dengan kondisi kebutuhan pembangunan yang juga terus menyesuaikan perkembangan jaman. Permasalahan yang sering dialami pada perencanaan pembangunan adalah dampak pada target laju ekonomi yang tidak tercapai dan tata kelola wilayah yang kurang efektif dan efisien. Akan tetapi, pembahasan mengenai perencanaan pembangunan masih sedikit yang membahas tentang upaya implementasi kebijakan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang terkena dampak pembangunan dan dampak terhadap mengatasi arus lalu lintas terutama dalam mengatasi kemacetan pada daerah pembangunan, terutama pada wilayah yang sering menjadi destinasi wisata. Sehingga dengan adanya penelitian yang membahas problem tersebut diharapkan dapat tercipta suatu prioritas perencanaan pembangunan daerah wisata yang berkontribusi penuh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar terkait ekonominya dan tata kelola arus lalu lintas terutama dalam hal mengatasi kemacetan dampak dari pembangunan tersebut.
Suatu penelitian terhadap pembangunan berupa revitalisasi pasar memiliki dampak yang lebih condong kepada dampak sosial-ekonomi yang positif, terutama menyangkut kesejahteraan para pedagang yang dterkena dampak relokasi. Dalam penelitian lain, pembangunan infrastruktur yang memadai, akan membantu pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan daya saing potensi seperti pariwisata secara maksimal. Dilihat dari beberapa litteratur sebelumnya, masih sedikit artikel yang membahas tentang implementasi kebijakan pembangunan daerah berupa relokasi yang berfokus pada efektivitasnya terhadap objek yang terdampak dari pembangunan tersebut.
Penelitian ini membahas bagaimana imlementasi kebijakan pembangunan berupa relokasi Pasar Bunga di Bandungan yang dimana memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha dan di lain sisi untuk menekan angka kemacetan di daerah wisata aagar tercipta tata Kelola wilayah yang kondusif.
LANDASAN TEORI
1. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan adalah suatu kegiatan untuk dilaksanakan dimasa depan dalam hal ini berawal dari tahapan proses penyusunan program dan aktivitas yang melibatkan berbagai elemen didalamnya, demi pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada demi suatu lingkungan atau direncanakan dalam jangka waktu tertentu.
2. Kebijakan Relokasi
Relokasi pasar adalah pemindahan pasar atau pusat perdagangan lama ke pasar baru yang lebih strategis dengan bangunan permanen lebih baik, didukung dengan fasilitas sarana prasarana yang nyaman.(2 Penelitian Terdahulu Fitri, n.d.)
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang berupaya menyajikan konsep implementasi dalam perencanaan pembangunan daerah yang kemudian dihubungkan dengan bagaimana keadaan wilayah terutama pada laju pertumbuhan ekonomi dan tata kelola wilayah setelah diterapkannya kebijakan pembangunan tersebut.
Dalam penelitian ini kami menggunakan teknik analisis data berupa observasi, wawancara, dan studi literatur. Dalam teknik observasi, peneliti langsung turun langsung ke tempat yang menjadi objek penelitian. Wawancara yang dilakukan menyasar pada narasumber yang bersangkutan sesuai tujuan penelitian yang dimana kami menggandeng pihak pedagang yang terkena dampak relokasi dan Dinah Hubungan daerah yang bertanggung jawab sebagai pengelola Pasar Bunga yang direlokasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daerah wisata adalah suatu daerah yang memiliki banyak destinasi pariwisata yang menjadikan daerah tersebut menjadi ramai akan kunjungan wisatawan untuk berekreasi. Bandungan adalah salah satu daerah wisata yang memiliki keunggulan dalam segi keindahan alam karena terletak di sekitar lereng Gunung Ungaran. Selain menonjol dalam keindahan alam yang menjadi destinasi wisatanya, hamper semua ragam wisata dapat ditemui di Bandungan, mulai dari situs purbakala berupa candi yaitu Candi Gedongdongo, rekreasi keluarga, wisata wahana, Pasar Bunga dan masih banyak lagi. Dengan wisata yang begitu banyaknya, Daerah Bandungan juga terdapat fasilitas akonodasi yang cukup lengkap, seperti penginapan wisatawan berupa hotel, lossmen, juga villa.
Salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal ataupun luar kota adalah Pasar Bunga Bandungan yang sekarang terletak di Subterminal wisata Bandungan. Pasar Bunga ini menjadi daya tarik bagi wisatawan tersendiri karena banyak sekali aneka ragam bunga yang dijual di pasar tersebut. Sebelum terpusat di subterminal Bandungan. Berkembangnya trend memberi bunga ke pasangan pada jaman sekarang, menjadi ladang profit tersendiri bagi pelaku usaha bunga di Pasar Bandungan.
Pusat pasar bunga di subterminal merupakan buah dari kebijakan perencanaan pembangunan dari pemerintah daerah setempat. Sebelum dipusatkan di subterminal pedagang bunga berjualan di berbagai penjuru tempat di Bandungan sehingga menjadikan tata Kelola wilayan yang tidak efektif, efisien, dan konsudif di daerah tersebut. Oleh karena itu, terdapat kebijakan merelokasi pasar bunga Bandungan ditempatkan pada satu tempat di subterminal. Tujuan utama dari relokasi tersebut adalah untuk menertibkan kondusivitas wilayah dan dengan pemusatan sentral pasar bunga tersebut diharapkan bisa meningkatkan daya jual pelaku usaha tersebut.(Samahita, 2019)
1. Kondisi sebelum Relokasi
Kondisi pedagang bunga sebelum di relokasi tersebar di beberapa titik tempat di wilayah Bandungan. Mereka memanfaatkan lahan trotoar pinggir jalan utama sebagai tempaat berjualan mereka. Dengan berdagang di pinggir jalan, para pedagang meraup keuntungan yang lumayan karena Lokasi yang menurut mereka strategis untuk berjualan. Dimana dengan berjualan di trotoar samping jalan yang merupakan jalur utama daerah Bandungan yang ramai akan wisatawan, menjadi keuntungan bagi mereka tersendiri karena mereka usaha mereka ramai dikunjungi juga.
Akan tetapi di lain sisi, lokasi berdagang di pinggir jaan utama tersebut menyebabkan problematika berupa kemactean yang terjadi di sekitaran jalur tersebut. Oleh karena itu, Relokasi Pasar Bunga menjadi kebijakan pemerinta daerah untuk mengatasi problematika itu.
2. Ketika Relokasi
Pada tahap implementasi relokasi Pasar Kembang Desa Bandungan, berbagai tantangan muncul, terutama dalam hal adaptasi pedagang terhadap lokasi yang baru. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah penolakan dari sebagian pedagang yang khawatir akan dampak negatif terhadap bisnis mereka. Hal ini wajar, mengingat relokasi dapat mempengaruhi pola perdagangan, daya beli konsumen, dan aksesibilitas pembeli ke pasar yang baru.
Namun, resistensi yang muncul selama proses ini berhasil diminimalisir melalui pendekatan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Sosialisasi tersebut dilakukan secara berkala dengan melibatkan pedagang sebagai salah satu elemen kunci dalam kebijakan relokasi. Pemerintah Kabupaten Semarang berusaha menjelaskan manfaat relokasi, seperti perbaikan infrastruktur, pengurangan kemacetan, serta peningkatan kenyamanan bagi pedagang dan pembeli. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran pedagang terhadap dampak relokasi.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah perbedaan karakteristik lokasi pasar yang baru dengan lokasi sebelumnya. Misalnya, meskipun akses jalan menuju pasar baru sudah diperbaiki, beberapa pedagang tetap merasa khawatir bahwa lokasi baru tidak akan seramai lokasi lama. Mereka khawatir bahwa perubahan alur lalu lintas dan jarak tempuh yang lebih jauh bagi sebagian pembeli dapat mempengaruhi tingkat kunjungan ke pasar. Namun, pemerintah daerah berusaha untuk mengatasi kekhawatiran ini dengan memastikan bahwa promosi pasar baru dilakukan secara intensif, dan aksesibilitas ke pasar baru ditingkatkan melalui perbaikan infrastruktur.
3. Setelah Relokasi
Pembangunan relokasi pasar ditempatkan atau dipusatkan di subterminal Bandungan. Relokasi Pasar Kembang Desa Bandungan telah membawa sejumlah dampak positif yang dirasakan oleh berbagai pihak, mulai dari pedagang, pengunjung, hingga pemerintah setempat. Salah satu dampak yang paling nyata adalah berkurangnya kemacetan yang sebelumnya menjadi masalah utama di sekitar pasar lama. Dengan perpindahan ke lokasi baru, baik pedagang maupun pengunjung merasakan kenyamanan yang lebih besar, sementara pemerintah menganggap proses relokasi ini sebagai langkah yang sesuai dengan perencanaan awal, meskipun masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Dengan relokasi pasar yang dilakukan, terdapat dampak yang diasakan oleh pedagang dan dampak terhadap pengaturan lau lintas di Bandungan.
A. Dampak terhadap Pedagang Bunga
Salah satu aspek yang paling penting dalam proses relokasi adalah dampaknya terhadap pedagang. Dalam wawancara dengan Bu Novi, seorang pedagang bunga di pasar tersebut, dia mengungkapkan bahwa secara umum penjualan tidak terpengaruh secara signifikan setelah relokasi. Menurut Bu Novi, meskipun ada kekhawatiran awal bahwa perpindahan lokasi akan menurunkan daya beli masyarakat, kenyataannya para pelanggan tetap datang untuk membeli bunga seperti biasanya. Terdapat sedikit peningkatan pennghasilan setelah direlokasi di Pasar Bunga yang baru.
Relokasi pasar memberikan lingkungan yang lebih tertata dan nyaman bagi pedagang. Mereka mendapatkan ruang dagang yang lebih teratur, sehingga tidak hanya mempermudah pengelolaan barang dagangan, tetapi juga membuat interaksi dengan pembeli menjadi lebih lancar. Sebagai pedagang, Bu Novi merasa bahwa pasar yang baru memberikan ruang yang lebih baik untuk menampilkan produk-produk bunga yang dijual, dan hal ini turut memberikan pengalaman belanja yang lebih baik bagi pembeli.
B. Kondusifitas Arus Lalu Lintas
Sebelum relokasi, kemacetan menjadi masalah utama di sekitar pasar lama, yang sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari baik bagi pedagang maupun pengunjung. Dengan perpindahan pasar ke lokasi baru, kemacetan tersebut berhasil diatasi secara signifikan. Pengunjung kini dapat mengakses pasar dengan lebih mudah dan nyaman tanpa harus menghadapi hambatan lalu lintas yang mengganggu.
Pengunjung yang datang ke pasar juga merasakan perubahan ini. Akses jalan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih tertata membuat pengalaman berbelanja menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, dengan kondisi pasar yang lebih rapi dan nyaman, para pengunjung dapat menghabiskan waktu lebih lama di pasar tanpa merasa terganggu oleh hiruk-pikuk atau kemacetan lalu lintas di sekitarnya.
Bagi pemerintah, khususnya Dinas Perhubungan (Dishub), relokasi Pasar Bunga Desa Bandungan merupakan langkah yang berhasil dalam menciptakan tata ruang yang lebih baik dan memudahkan pengelolaan pasar. Dalam wawancara dengan Pak Mashudin dari Dishub, beliau menyatakan bahwa relokasi ini telah berjalan sesuai dengan harapan dan perencanaan yang telah ditetapkan sejak awal. Menurut Pak Mashudin, salah satu indikator keberhasilan relokasi ini adalah kemampuan pemerintah untuk mengawasi dan mengontrol pasar dengan lebih baik.
Dengan pasar yang lebih tertata, pemerintah dapat melakukan pengelolaan yang lebih baik, baik dari segi kebersihan, keamanan, maupun pengaturan lalu lintas di sekitar pasar. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi pemerintah, tetapi juga bagi para pedagang dan pengunjung yang merasakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman.(dampak positif relokasi pasar terhadap ekonomi[1], n.d.)
4. Rencana Pengembangan Pembangunan Masa Depan
Meskipun relokasi ini dianggap berhasil, Pak Mashudin juga menyoroti beberapa hal yang perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan ketersediaan lahan parkir. Menurut beliau, salah satu tantangan yang masih dihadapi adalah kebutuhan untuk memperluas lahan parkir, mengingat tingginya jumlah pengunjung yang datang ke pasar baru. Perluasan lahan parkir ini menjadi salah satu rencana jangka panjang pemerintah untuk memastikan bahwa pasar tetap menjadi tempat yang nyaman dan mudah diakses bagi semua orang. Dengan lahan parkir yang lebih luas, diharapkan pengunjung dapat lebih mudah mencari tempat parkir tanpa harus khawatir dengan keterbatasan ruang yang ada.
KESIMPULAN
Relokasi Pasar Kembang Desa Bandungan merupakan langkah strategis yang telah membawa dampak positif bagi pedagang, pengunjung, dan pemerintah setempat. Pedagang, seperti Bu Novi, merasakan kenyamanan di lokasi baru yang tidak mempengaruhi penjualan secara signifikan, sementara pengunjung menikmati akses yang lebih baik tanpa kemacetan. Dari sudut pandang pemerintah, terutama Dinas Perhubungan, relokasi ini dianggap berhasil karena telah menciptakan pasar yang lebih tertata dan mudah diawasi.
Meskipun terdapat tantangan yang perlu diatasi, terutama dalam hal perluasan lahan parkir, keberhasilan relokasi ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan stakeholder pasar dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. Dengan rencana perbaikan yang jelas ke depan, diharapkan Pasar Kembang Desa Bandungan dapat terus berkembang menjadi pusat perdagangan yang lebih modern dan nyaman, memenuhi harapan semua pihak yang terlibat.
DAFTAR PUSTAKA
2 Penelitian Terdahulu Fitri. (n.d.).
dampak positif relokasi pasar terhadap
ekonomi[1]. (n.d.).
Samahita, R. (2019). Evaluasi Kebijakan Relokasi Pedagang Pasar Rejomulyo Kota Semarang. Undip, 1–9.
***
Berkontribusi di EDUKASIA.ID
EDUKASIA.ID mengundang guru, dosen, mahasiswa dan pemerhati pendidikan untuk terlibat dalam jurnalisme warga dengan mengirimkan berita, artikel, atau video terkait pendidikan, isu sosial, dan perkembangan terbaru. Berikan perspektif dan suara anda untuk membangun wawasan publik. Kirim karya Anda melalui WhatsApp: 085640418181, Email: redaksi@edukasia.id
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.