Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Semarang, H. Muhtasit saat sambutan dalam prosesi manasik haji yang dihelat KKM 2 MI Kota Semarang di Firdaus Fatimah Zahra, Gunungpati Kota Semarang, Rabu (19/2/2025). Foto Arief.
Muhtasit memandang, kegiatan manasik yang diselenggarakan di Firdaus Fatimah Zahroh Gunungpati Kota Semarang tersebut benar-benar seperti keadaan sebenarnya saat jamaah haji melaksanakan prosesi ibadah haji di tanah suci, baik proses maupun termasuk atribut-atribut dikenakan siswa yang mirip jamaah haji sebenarnya.
“Anak-anak memakai sandal seperti jamaah haji, pakai sandal, tas kecil, buku manasik, itu menarik sekali,” ungkap Muhtasit.
Menurutnya, fase pengenalan praktek menjalankan rukun islam kelima tersebut tidak terlalu dini dan sudah sesuai sesuai dengan usia anak yang rata-rata siswa kelas 5 MI itu.
Pengenalan manasik haji saat usia MI lanjut dia, akan senantiasa dikenang oleh anak-anak hingga dewasa. “Sehingga pada saatnya kalau anak-anak bisa datang ke Mekkah Madinah untuk melaksanakan Umroh atau Haji masih teringat,” tegasnya.

Kakankemenag Kota Semarang, H. Muhtasit berinteraksi dengan peserta manasik haji. Foto Arief
Dirinya berharap, kedepannya kegiatan tetap perlu dilaksanakan dengan tetap berkoordinasi dengan semua stakeholder seperti orangtua dan pihak Kemenag kota Semarang.
Senada dengan Muhtasit, Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kota Semarang, H. Fatkhuronji mengakui kesuksesan kegiatan tahunan itu. Kesuksesan dilihat dari sisi persiapan panitia hingga partisipasi madrasah baik guru maupun siswa.
Kegiatan ini ia sebut sebagai implementasi kurikulum yang didalamnya ada ibadah haji dan umroh. “Ini diimplementasikan dalam kegiatan praktek secara nyata di Firdaus Fatimah Zahroh,” ungkapnya.
Harapannya, menurut Fatkhuronji, kegiatan ini bisa dilaksanakan terus menerus setiap tahun pada setiap anak. Siapa tahu kedepan baik siswa maupun guru diberikan kesempatan menjalankan ibadah haji dan umroh.
Senada dengan Muhtasit, Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kota Semarang, H. Fatkhuronji mengakui kesuksesan kegiatan tahunan itu. Kesuksesan dilihat dari sisi persiapan panitia hingga partisipasi madrasah baik guru maupun siswa.
Kegiatan ini ia sebut sebagai implementasi kurikulum yang didalamnya ada ibadah haji dan umroh. “Ini diimplementasikan dalam kegiatan praktek secara nyata di Firdaus Fatimah Zahroh,” ungkapnya.
Harapannya, menurut Fatkhuronji, kegiatan ini bisa dilaksanakan terus menerus setiap tahun pada setiap anak. Siapa tahu kedepan baik siswa maupun guru diberikan kesempatan menjalankan ibadah haji dan umroh.
Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kota Semarang, H. Fatkhuronji saat menyampaikan khutbah wukuf. Foto ist.
Fatkhuronji yang hadir bersama sejumlah pengawas pendidikan madrasahniti menyebut, kegiatan manasik idealnya bisa direpetisi atau tidak hanya dilakukan sekali saja, bahkan jika perlu bisa dengan jangkauan lebih jauh diluar kota Semarang.
“Barangkali anak-anak perlu diajak keluar, misalnya ada program manasik di Jakarta pada kegiatan field trip selama 3 hari, misalnya di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta,” sambungnya.
Terkait khutbah wukuf dalam manasik haji ini yang dirinya didaulat sebagai pembaca khutbah, menurutnya khutbah sengaja dibuat singkat, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan jika khutbah dibacakan lengkap atau panjang sebagaimana pelaksanaan ibadah haji sebenarnya.
Namun intinya, adanya khutbah wukuf akan menguatkan ingatan anak-anak tentang urutan-urutan prosesi ibadah haji.
EDUKASIA.ID mengundang Anda untuk terlibat dalam jurnalisme warga dengan mengirimkan berita, artikel, atau video terkait pendidikan, isu sosial, dan perkembangan terbaru. Berikan perspektif dan suara Anda untuk membangun wawasan publik.
Kirim karya Anda melalui WhatsApp: 085640418181, Email: redaksi@edukasia.id
Youtube : EDUKASIA ID
Facebook: EDUKASIAID
Instagram: EDUKASIAID
Twitter: EDUKASIAID
Tiktok: EDUKASIAID
LinkedIn: EDUKASIAID
Terkait khutbah wukuf dalam manasik haji ini yang dirinya didaulat sebagai pembaca khutbah, menurutnya khutbah sengaja dibuat singkat, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan jika khutbah dibacakan lengkap atau panjang sebagaimana pelaksanaan ibadah haji sebenarnya.
Namun intinya, adanya khutbah wukuf akan menguatkan ingatan anak-anak tentang urutan-urutan prosesi ibadah haji.
***
Berkontribusi di EDUKASIA?EDUKASIA.ID mengundang Anda untuk terlibat dalam jurnalisme warga dengan mengirimkan berita, artikel, atau video terkait pendidikan, isu sosial, dan perkembangan terbaru. Berikan perspektif dan suara Anda untuk membangun wawasan publik.
Kirim karya Anda melalui WhatsApp: 085640418181, Email: redaksi@edukasia.id
Youtube : EDUKASIA ID
Facebook: EDUKASIAID
Instagram: EDUKASIAID
Twitter: EDUKASIAID
Tiktok: EDUKASIAID
LinkedIn: EDUKASIAID
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.