Dokter Annisa Fajriani dilantik jadi dokter dan sebagai ibu. Foto Linkedin.
EDUKASIA.ID - Perjalanan luar biasa dilalui oleh Annisa Fajriani, seorang dokter muda jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun, bukan hanya gelar dokter yang ia sandang, Annisa juga telah menjadi seorang ibu.
Dokter Annisa Fajriani resmi dilantik sebagai dokter dan mengucapkan sumpah dokter di Gedung Grha Sabha Pramana UGM, 6 April 2022. Dua bulan sebelumnya, pada Februari 2022, Annisa melahirkan anak pertamanya, hanya beberapa minggu sebelum menghadapi Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
Kisah perjuangannya yang penuh inspirasi saat menjalani koas (program pendidikan klinis yang harus ditempuh oleh mahasiswa kedokteran) sambil hamil dan menghadapi ujian kompetensi tersebut lantas viral, setelah kisah itu diunggah di media sosial TikTok.
Menjalani masa koas penuh selama kehamilan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Annisa. Ia menyadari kehamilannya pada Mei 2021, saat sedang menjalani koas di Departemen Bedah, salah satu stase besar yang menuntut fisik dan mental yang kuat.
“Menjalani kehamilan selama koas itu tantangannya berbeda-beda di tiap trimester kehamilan,” tuturnya menceritakan kisah inspiratifnya, eksklusif kepada EDUKASIA.ID.
Setiap hari, Dokter Annisa harus bangun pukul 04.00 pagi dan berangkat ke rumah sakit di Kulon Progo dari tempat tinggalnya di Sleman, menempuh perjalanan pulang-pergi sekitar 50 kilometer.
“Jam 5 berangkat untuk koas lintas kabupaten, jadi pulang pergi sekitar 50 KM/hari,” kenangnya.
Meskipun kondisi sedang hamil dan menjalani jarak tempuh yang jauh, ia tetap berupa profesional, dirinya juga tetap mengikuti rutinitas koas termasuk melaksanakan tindakan operasi pasien, dengan tetap mempersiapkan ketahanan tubuh termasuk membawa minyak kayu putih untuk mengantisipasi mual selama hamil muda.
“Jadi periksa pasien pagi-pagi sambil ngantongin minyak kayu putih karena bisa mual sewaktu-waktu,” tukasnya.
Memasuki usia kehamilan trimester kedua dan ketiga, tantangan yang dirasakan Dokter Annisa semakin bertambah. Perut yang semakin membesar serta situasi pandemi COVID-19 menuntutnya untuk ekstra berhati-hati dalam menjaga protokol kesehatan.
Selain itu, ia harus memastikan asupan nutrisi yang cukup bagi janinnya di tengah jadwal koas yang padat.
“Di sela-sela jadwal yang padat tetap harus menyempatkan makan untuk perkembangan janin, jadi saya selalu siapkan bekal dan cari tempat-tempat sepi di pojokan rumah sakit supaya bisa makan dengan bersih dan aman,”
Perjuangan belum berakhir setelah melahirkan. Hanya berselang tiga minggu pasca persalinan, dokter Annisa harus menghadapi UKMPPD sebagai syarat untuk dilantik menjadi dokter.
Menyadari bahwa waktu belajar setelah melahirkan akan sangat terbatas, ia mencicil materi sejak sebelum persalinan dengan fokus pada kompetensi yang harus dikuasai sebagai dokter umum.
“Sebelum melahirkan, saya cicil belajar seefisien mungkin dengan menargetkan penguasaan materi sesuai silabus ujian dan fokus ke kompetensi yang harus saya kuasai sebagai dokter umum,” paparnya.
Selanjutnya, setelah berhasil melahirkan buah hatinya, dokter Annisa senantiasa mencari kesempatan belajar di sela-sela waktu menyusui. Saat itu dirinya menyadari progressnya jauh dari yang ia targetkan.
“Doa saya waktu itu hanya minta dimudahkan untuk lulus dalam sekali percobaan, agar setelah ujian saya bisa mengasuh anak saya dengan lebih optimal tanpa terbagi waktunya dengan persiapan ujian ulang,” kenangnya.
Tantangan koas saat hamil
Menjalani masa koas penuh selama kehamilan tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Annisa. Ia menyadari kehamilannya pada Mei 2021, saat sedang menjalani koas di Departemen Bedah, salah satu stase besar yang menuntut fisik dan mental yang kuat.
“Menjalani kehamilan selama koas itu tantangannya berbeda-beda di tiap trimester kehamilan,” tuturnya menceritakan kisah inspiratifnya, eksklusif kepada EDUKASIA.ID.
Setiap hari, Dokter Annisa harus bangun pukul 04.00 pagi dan berangkat ke rumah sakit di Kulon Progo dari tempat tinggalnya di Sleman, menempuh perjalanan pulang-pergi sekitar 50 kilometer.
“Jam 5 berangkat untuk koas lintas kabupaten, jadi pulang pergi sekitar 50 KM/hari,” kenangnya.
Meskipun kondisi sedang hamil dan menjalani jarak tempuh yang jauh, ia tetap berupa profesional, dirinya juga tetap mengikuti rutinitas koas termasuk melaksanakan tindakan operasi pasien, dengan tetap mempersiapkan ketahanan tubuh termasuk membawa minyak kayu putih untuk mengantisipasi mual selama hamil muda.
“Jadi periksa pasien pagi-pagi sambil ngantongin minyak kayu putih karena bisa mual sewaktu-waktu,” tukasnya.
Menjaga kesehatan di trimester akhir
Memasuki usia kehamilan trimester kedua dan ketiga, tantangan yang dirasakan Dokter Annisa semakin bertambah. Perut yang semakin membesar serta situasi pandemi COVID-19 menuntutnya untuk ekstra berhati-hati dalam menjaga protokol kesehatan.
Selain itu, ia harus memastikan asupan nutrisi yang cukup bagi janinnya di tengah jadwal koas yang padat.
“Di sela-sela jadwal yang padat tetap harus menyempatkan makan untuk perkembangan janin, jadi saya selalu siapkan bekal dan cari tempat-tempat sepi di pojokan rumah sakit supaya bisa makan dengan bersih dan aman,”
Ujian kompetensi setelah melahirkan
Perjuangan belum berakhir setelah melahirkan. Hanya berselang tiga minggu pasca persalinan, dokter Annisa harus menghadapi UKMPPD sebagai syarat untuk dilantik menjadi dokter.
Menyadari bahwa waktu belajar setelah melahirkan akan sangat terbatas, ia mencicil materi sejak sebelum persalinan dengan fokus pada kompetensi yang harus dikuasai sebagai dokter umum.
“Sebelum melahirkan, saya cicil belajar seefisien mungkin dengan menargetkan penguasaan materi sesuai silabus ujian dan fokus ke kompetensi yang harus saya kuasai sebagai dokter umum,” paparnya.
Selanjutnya, setelah berhasil melahirkan buah hatinya, dokter Annisa senantiasa mencari kesempatan belajar di sela-sela waktu menyusui. Saat itu dirinya menyadari progressnya jauh dari yang ia targetkan.
“Doa saya waktu itu hanya minta dimudahkan untuk lulus dalam sekali percobaan, agar setelah ujian saya bisa mengasuh anak saya dengan lebih optimal tanpa terbagi waktunya dengan persiapan ujian ulang,” kenangnya.
Raih nilai tertinggi se Indonesia berkat supprot system
Kerja keras dokter Annisa berbuah manis. Tidak hanya lulus dalam sekali percobaan, dokter Annisa juga meraih nilai tertinggi UKMPPD se-Indonesia..
“Alhamdulillah atas izin Allah yang Maha Baik, saya berhasil lulus dalam sekali percobaan dan tanpa disangka-sangka juga menjadi peraih nilai tertinggi se-Indonesia saat itu,” ujarnya diliputi keharuan.
Dikelilingi support system yang luar biasa, dokter Annisa bersyukur dan senantiasa mengingat keberhasilannya menjadi dokter dan menjadi ibu tidak terlepas dari dukungan kuat dari keluarga dan orang-orang terdekatnya.
“Alhamdulillah selama menjalani kehamilan saat koas, Allah kirimkan banyak orang yang membantu, mulai dari suami, orang tua, adik, sahabat, teman-teman sekelompok koas, dokter pembimbing, dan staf RS sangat suportif,” tegasnya.
Diceritakannya, setelah proses persalinan, dirinya sangat terbantu terutama oleh keluarganya. “Saya sempat minta tolong untuk sekeluarga bekerja sama mengasuh bayi selama saya mempersiapkan ujian. Jadi suami, orang tua, dan adik saya bagi-bagi tugas untuk mengasuh bayi saat itu,” tuasnya.
Pembagian tugas merawat bayi tersebut menurutnya, ada anggota keluarga yang khusus ganti popok dan memandikan, ada yang bagian mengajak bermain, juga ada yang bagian menggendong.
“Jadi saya bisa hanya fokus menyusui saja dan sisa waktunya bisa dipakai untuk belajar dan istirahat. Oleh karena itu, hari pelantikan dokter menjadi momen yang mengharukan karena ada banyak perjuangan dan dukungan keluarga saya di baliknya,” ucapnya.
“Suami, keluarga, teman-teman koas, dokter pembimbing, hingga staf rumah sakit sangat suportif. Setelah melahirkan, keluarga saya benar-benar berbagi tugas dalam mengasuh bayi, sehingga saya bisa fokus menyusui dan menyisihkan waktu untuk belajar serta beristirahat,” katanya dengan haru.
Pesan pada sejawat yang berjuang
Pada akhir pembicaraan, Annisa pun berpesan kepada calon dokter dan ibu hamil lainnya agar tidak takut menghadapi berbagai peran dalam hidup.
“Berbagai peran yang kita ampu saat ini, baik sebagai mahasiswa, calon ibu, anak, dan lainnya, sejatinya semuanya adalah amanah,” tuturnya.
Menurutnya, Tuhan memberikan amanah tersebut karena makhluknya mampu untuk menanggungnya. “Oleh karena itu, mari kita terus upayakan yang terbaik yang kita bisa dalam setiap peran dan kesempatan, maka inshaa Allah atas seizinNya nanti hal-hal baik akan mengikuti, dari jalan yang mungkin tidak kita sangka sebelumnya,” pungkasnya.
***
Berkontribusi di EDUKASIA?
EDUKASIA.ID mengundang Anda untuk terlibat dalam jurnalisme warga dengan mengirimkan berita, artikel, atau video terkait pendidikan, isu sosial, dan perkembangan terbaru. Berikan perspektif dan suara Anda untuk membangun wawasan publik.
Kirim karya Anda melalui WhatsApp: 085640418181, Email: redaksi@edukasia.id
Twitter: EDUKASIAID
Tiktok: EDUKASIAID
LinkedIn: EDUKASIAID
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.