Dokumentasi Dialog Interaktif AISNU di Ponpes Balekambang. Foto: Dok.Istimewa.
Jepara. EDUKASIA.ID – Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-8, Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) Jawa Tengah menggelar dialog interaktif bertajuk “Santri Cerdas Rengginas” di Pondok Pesantren Balekambang, Jepara, Sabtu (01/02/2025).
Kegiatan yang diikuti oleh santri Pondok Pesantren Roudhotul Mubtadiin tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran santri dalam mencegah serta menghindari kekerasan seksual di lingkungan pesantren.
Diantara narasumber yang hadir dalam kegiatan dialog interaktif tersebut yaitu Nawaning Nusantara Jateng & DIY sekaligus jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Jawa Tengah, Ning Niela Amalina, Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan AISNU Jawa Tengah, Arina Milataka, dan jaringan KUPI Jawa Barat dari Ma’had Aly Kebon Jambu Cirebon, Hilyatul Aulia.
Dalam sambutannya, Koordinator Wilayah AISNU Jawa Tengah, Diqqi Alvin Hasan menyampaikan pentingnya pesantren yang aman dan ramah.
“Pesantren merupakan tempat pengabdian, khidmah, dan belajar, serta pembentukan karakter santri. Oleh karena itu, pesantren harus menjadi ruang aman dan nyaman sekaligus ramah,” ucap Diqqi.
Dalam pelaksanannya, Hilyatul Aulia memberikan materi terkait perspektif ulama perempuan dalam menangangi kasus kekerasan seksual serta bagaimana pendekatan keagamaan dapat menjadi solusi yang tepat dalam melindungi santri.
Kemudian, narasumber Niela Amalina turut menyoroti pentingnya peran perempuan dalam membangun lingkungan pesantren yang aman dan bebas dari kekerasan. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa pemahaman terhadap isu-isu seperti ini harus ditanamkan sejak dini agar santri dapat lebih waspada dan dapat lebih memahami hak-hak mereka.
Selain itu, Arina Milataka menjelaskan terkait pentingnya gerakan santri untuk berani bersuara di media sosial sebagai salah satu bentuk pemberdayaan diri.
“Santri harus berani menggunakan media sosial sebagai platform untuk menyampaikan hak-haknya dan memberikan edukasi tentang kekerasan seksual,” ucap Mila.
Pengasuh Pondok Pesantren Balekambang, Ifatuddiana turut menyampaikan apresiasi atas dilaksanakannya kegiatan dialog interaktif tersebut.
“Semoga setelah adanya dialog interaktif ini, para santri lebih sadar dan paham apa itu kekerasan serta bagaimana penanganan yang tepat atas hal tersebut,” ujarnya.
***
Berkontribusi di EDUKASIA.ID?
EDUKASIA.ID mengundang Anda untuk terlibat dalam jurnalisme warga dengan mengirimkan berita, artikel, atau video terkait pendidikan, isu sosial, dan perkembangan terbaru. Berikan perspektif dan suara Anda untuk membangun wawasan publik.
Kirim karya Anda melalui WhatsApp: 085640418181, Email: redaksi@edukasia.id
Twitter: EDUKASIAID
Tiktok: EDUKASIAID
LinkedIn: EDUKASIAID
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.