ilustrasi perilaku flexing di sosial media. Foto: Pixabay
EDUKASIA.ID – Pernahkah Anda mendengar atau membaca istilah flexing? Kata flexing lumayan sering ditemui di deretan media sosial belakangan ini. Apa sebenarnya makna dari istilah flexing itu?
Mengutip dari Urban Dictionary, flexing diartikan sebagai sebuah tindakan membanggakan diri sendiri yang berkaitan dengan materi maupun barang-barang mahal. Flexing juga dapat disebut dengan pamer.
Menurut laman halodoc.com, salah satu tujuan seseorang melakukan flexing yaitu untuk menuai beragam pujian, pengakuan, atau orang lain iri dengan pencapaian kita.
Ada beberapa penyebab seseorang melakukan flexing, diantaranya yaitu:
1. Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Flexing dapat dilakukan seseorang karena sering membandingkan diri dengan orang lain. Hal ini dilakukan agar dirinya dapat menunjukkan kepada orang lain bahwa setidaknya dirinya sebanding atau bahkan lebih baik daripada yang lain.
2. Merasa Rendah Diri
Orang yang merasa rendah diri cenderung melakukan flexing agar mendapatka pengakuan dan validasi dari orang lain sehingga dirinya menjadi agak percaya diri karenanya.
3. Mengalami Tekanan Sosial
Mengamati orang-orang sukses di media sosial juga dapat menjadi penyebab seseorang melakukan flexing karena mengalami tekanan sosial. Flexing dipilih karena dirinya meyakini bahwa flexing adalah pilihan yang tepat untuk menyamai kesuksesan tersebut.
4. Punya Finansial yang Mendukung
Melakukan flexing bagi seseorang yang memiliki finansial yang mendukung bukanlah suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan dirinya memiliki kemampuan yang cukup untuk menyamai gaya hidup seseorang yang dianggap sebagai saingannya.
Dalam agama Islam, sifat flexing atau riya merupakan perbuatan tercela yang dapat mendatangkan dosa besar sehingga dapat menghilangkan pahala secara mutlak, memicu penyakit ain, bahkan sampai dijauhkan dari indahnya surga.
Mengingat penyebab dan akibat dari flexing yang cenderung buruk, Anda bisa mencegah dan menghindari perilaku flexing dengan membuat batasan untuk diri sendiri, fokus pada prioritas dan tidak terpengaruh pada hal kurang penting, serta tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Komentar menggunakan bahasa sopan dan tidak mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit komentar apabila kurang layak tayang.